Berita Lampung
Guru Asal Lampung Tengah Usaha Budidaya Jeruk BW di Mesuji, Raup Omset Rp 600 Juta per Tahun
Seorang guru ASN yang berasal dari Gunungsugih Kabupaten Lampung Tengah bernama Untung memiliki usaha budidaya jeruk BW di Kabupaten Mesuji.
Penulis: M Rangga Yusuf | Editor: muhammadazhim
Tribunlampung.co.id, Mesuji - Seorang guru ASN yang berasal dari Gunungsugih Kabupaten Lampung Tengah bernama Untung memiliki usaha budidaya jeruk BW di Kabupaten Mesuji.
Tak tanggung-tanggung, hasil usaha yang dilakoninya itu mampu meraup hasil ratusan juta rupiah per tahun.
Hal tersebut dikatakan Untung saat memanen hasil jeruk BW di Desa Wira Jaya, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, Minggu (20/11/2022).
"Kalau dihitung-hitung omset per tahunnya dari hasil jeruk ini kalau lagi musim panen itu sekitar Rp 600 juta," ujarnya.
Untung mengatakan, hasil ratusan juta rupiah itu didapat dari tanaman jeruk yang ditanamnya seluas 2,5 hektare.
Sedangkan untuk ongkos pupuk dan karyawan yang bekerja di kebun miliknya per tahunnya itu di angka Rp 250 juta.
Apalagi harga pupuk saat ini cukup terbilang tinggi di pasaran, per saknya Rp 950 ribu.
Pemupukan dilakukannya selama tiga bulan sekali untuk memaksimalkan produktivitas buahnya.
Pria paruh baya itupun mengaku jika tanaman jeruk yang saat ini dibudidayakan sudah berumur kurang lebih 10 tahun.
Meskipun demikian, produktivitas dari buah yang dihasilkan selalu lebat.
"Ini pohon sudah 10 tahun, ya sudah cukup tua pohon ini tapi bisa dilihat untuk produktivitasnya tidak kalah juga lebatnya," ujarnya.
"Ya karena kami juga memperhatikan perawatan, seperti pupuk mutiara kami berikan dan perawatan lainya," sambungnya.
Untung menyebut dari usia pohon jeruk yang sudah tua itu sudah tak ingat lagi berapa kali panen.
Dikatakannya selain hobi melakukan budidaya tanaman holtikultura, alasan melakukan budidaya jeruk BW ini karena sangat prospek dan menguntungkan.
Mengingat, untuk buah yang dihasilkan dengan lahan yang tidak begitu luas dapat menghasilkan banyak buah dan harga jual yang cukup tinggi.
Untung pun menyebut bahwa harga jeruk bw dijualnya jika pedagang membeli langsung di kebunnya hanya dibanderol Rp 13 ribu per kilogram.
Harga tersebut bakal berbeda jika sudah dijual di pasaran, karena jika di kebun pihaknya menjualnya dengan partai besar.
"Bisa dicek sendiri kalau jeruk BW itu di pasaran ya bisa mencapai Rp 25 ribu per kilogram, bayangkan per kilogram itu mungkin kalau yang jeruknya besar hanya dapat 4-5 buah," jelasnya.
Sedangkan dari satu pohon saja sudah bisa menghasilkan ratusan buah dan dikalikan saja dari pohon yang ditanam.
Saking menguntungkannya budidaya jeruk BW ini Untung pun menilai jika budidaya jeruk bisa berkali-kali lipat menguntungkan dari pada menanam pohon karet ataupun sawit.
"Perbandingannya ini ya nanem 40 hektare keret hasilnya sama dari nanem 2,5 hektare jeruk," ucapnya.
Lebih lanjut, ia pun mengaku jika proses penanaman hingga sampai di tahap ini tidak begitu saja berhasil dilakukannya.
Bahkan di luas tanah 2,5 hektare ini sudah berbagai macam tanaman di tanaminya.
Mulai dari pepaya kalifornia, jambu kristal hingga yang paling cocok yakni jeruk bw yang umurnya sudah 10 tahun.
(Tribunlampung.co.id /M Rangga Yusuf)