Wawancara Eksklusif
Bangga Tapis Lampung Semakin Berkibar, Rico: Dibuat Kemeja, Topi hingga Sepatu (1)
Berikut petikan wawancara Tribun Lampung dengan Founder Taps in Lampung Rico Febriyanto.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Reny Fitriani
Saya sih melihat Tapis Lampung di dunia fashion itu sudah berkembang banget ya untuk saat ini. Jadi para pengrajin juga sudah bisa mengikuti tren.
Saya saja merasa sejak pertama kali saya mengembangkan Tapis ini awal tahun 2013, sudah banyak mengaplikasikan Tapis ke berbagai fashion.
Awalnya kita buat di kaus, kemeja, sepatu, topi, gaun dan lainnya. Jadi kita berkembang seiring perkembangan zamannya. Kemudian untuk perkembangan Tapis secara umum juga sudah banyak hingga dikenal di tingkat nasional dan internasional.
Dulu tahun 2012 desainer internasional pernah mengaplikasikan Tapis pada karyanya dan dipamerkan di Jakarta Fashion Week pada saat itu juga Lampung jadi tuan rumah Putri Indonesia. Setelah dari situ perkembangannya sudah melejit sampai banyak dipakai oleh desainer-desainer terkenal.
Menurut Anda, faktor apa yang membuat pamor Tapis Lampung bisa naik?
Yang pasti itu adalah karya seni yang khas di satu daerah ya sehingga punya nilai tersendiri. Kemudian memang pengaruh dari desainer dan tokoh-tokoh yang menggunakannya juga.
Apa ciri khas Tapis yang membedakan dengan kain-kain lainnya di Indonesia?
Kalau untuk perbedaan dengan kain lain, memang Tapis ini lebih kepada karya dengan teknik yang bisa bercerita. Kita punya teknik membuatnya dengan tingkat proses yang buat orang kagum. Motif juga bisa request. Kita bisa cerita.
Adakah inovasi-inovasi tertentu di Tapis Lampung sehingga bisa semakin eksis?
Ya seperti yang saya sampaikan, jadi pertama kali Taps in Lampung muncul itu hanya dengan kaus. Kemudian diterima, terus kita keluarkan kemeja, gaun, topi, sepatu yang berbahan Tapis dan terus berinovasi mengikuti tren. Selain memang kita harus melestarikannya tapi juga mengikuti perkembangannya.
Sekarang mulai banyak komunitas atau lembaga yang fokus ke Tapis, termasuk Taps in Lampung. Pendapat Anda?
Dengan banyaknya komunitas yang muncul tentunya ini menjadi semangat bagi kita semua untuk melestarikan Tapis. Kita bisa bantu pengrajin dengan memasarkan produknya. Dengan semakin banyak penggiat fashion berarti ikut membantu UMKM untuk terus produksi.
Dukungan pemerintah daerah sendiri, baik provinsi maupun kabupaten/kota, menurut Anda bagaimana?
Pemerintah daerah sangat men-support ya. Banyak banget program pemerintah yang mendukung seperti dari Dinas Pariwisata, Diskoperindag, dan beberapa dinas lainnya. Kita sering dapat pelatihan. Kami merasa tidak ada kendala yang serius karena pemerintah mendukung pengrajin yang bergerak di bidang fashion Tapis Lampung.
(Tribunlampung.co.id /Kiki Adipratama)