Berita Lampung
Kronologi Guru PNS di Lampung Utara Meninggal Tertabrak Kereta Api Penumpang
Peristiwa nahas seorang guru PNS meninggal tertabrak kereta api Kuala Stabas ini terjadi di perlintasan KM 111 Lampung Utara.
Tribunlampung.co.id, Lampung Utara - Seorang guru pegawai negeri sipil atau PNS di Lampung Utara meninggal dunia tertabrak kereta api penumpang, Kuala Stabas, Kamis (24/11/2022),
Peristiwa nahas seorang guru PNS meninggal tertabrak kereta api Kuala Stabas ini terjadi di perlintasan KM 111 Desa Bumi Ratu, Kecamatan Sungkai Selatan, Lampung Utara.
Seorang guru PNS yang meninggal dunia tertabrak kereta api Kuala Stabas ini bernama Joni Sopiyanto (42) warga Jalan Teratai, Kepala Tujuh, Lampung Utara.
Peristiwa guru PNS meninggal tertabrak kereta api ini langsung mendapat penanganan pihak kepolisian.
Kapolsek Sungkai Selatan, Polres Lampung Utara Kompol Mulyadi mengungkap kronologi guru PNS tersebut tertabrak kereta api sebagai berikut.
1. Korban Guru PNS Mengendarai Motor
Baca juga: Tukang Ojek Ungkap Curhatan Wanita yang Tewas Tertabrak Kereta Api di Lampung
Baca juga: 8 Santri Tertimbun Puing Bangunan saat Mengaji di Cianjur, Ditemukan Meninggal
Seorang guru PNS, Joni Sopiyanto (42) mengendarai motor Honda Mega Pro BE 3770 JT dari arah Kotabumi menuju Desa Bumi Ratu, Kecamatan Sungkai Selatan, Lampung Utara.
2. Hendak Menuju Rumah Saudara
Korban guru PNS berencana menuju ke rumah saudaranya di Desa Bumi Ratu, Kecamatan Sungkai Selatan. Joni Sopiyanto yang mengendarai sepeda motor tersebut melalui perlintasan kereta api.
3. Melewati Jalur Ganda Perlintasan Kereta Api
Namun sesampainya di jalan pelintasan kereta api, korban tidak melintasi jalan pelintasan kereta api. Namun korban jalan di antara jalur ganda pelintasan kereta api dengan mengendarai sepeda motor.
4. Sudah Berusaha Menghindari Kereta Api
Sesampainya di tengah jalur ganda pelintasan kereta api korban melihat ada kereta api Babaranjang atau batu bara rangkaian panjang dari arah Ketapang, Sungkai Selatan, Lampung Utara menuju Kotabumi, Lampung Utara.
Selanjutnya korban turun dari motornya dan memarkirkan kendaraannya di tengah jalur ganda tersebut. Kemudian korban berupaya menghindar dari kereta api Babaranjang.
5. Tak Menyadari Kereta Api Penumpang Melintas
Korban guru PNS yang menghidari kereta api Babaranjang itu berdiam diri di salah satu jalur rel lainnya.
Namun korban tidak melihat adanya kereta api penumpang Kuala Stabas yang melintas di jalur tempatnya berdiri tersebut.
Alhasil kereta api penumpang Kuala Stabas yang datang dari arah Kotabumi menuju Batu Raja, Sumatera Selatan menabrak korban hingga meninggal dunia.
6. Tertabrak Kereta Api Penumpang
Korban yang tertabrak kereta api penumpang Kuala Stabas itu langsung meninggal dunia dengan kondisi luka-luka.
Baca juga: Tertimbun Longsor, 3 Orang Sekeluarga di Pesisir Barat Lampung Meninggal
Baca juga: Alasan Thariq Halilintar Perihal Fuji Absen di Ulang Tahun Atta Halilintar
Korban mengalami luka patah kaki kiri. Selain itu juga, Joni mengalami luka robek di kepala, tangan kanan dan kirinya.
Korban langsung dievakuasi ke RSUD Ryacudu Kotabumi untuk dibersihkan lukanya. Selanjutnya jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka di Kotabumi.
Kapolsek Kompol Mulyadi mengimbau kepada pengendara, baik mobil ataupun sepeda motor tetap memperhatikan rambu lalu lintas ketika lewat di perlintasan kereta api.
"Jangan sampai lewat bukan pada tempatnya, yang bisa mengakibatkan kecelakaan," pintanya.
Peristiwa tertabrak kereta api di Lampung bukan kali ini saja terjadi hingga merenggut korban jiwa.
Dua pejalan kaki tewas tertabrak kereta api di Lampung selama dua hari berturut-turut.
Diketahui peristiwa pejalan kaki tertabarak kereta api ini terjadi di dua wilayah berbeda di Lampung. Satu di Bandar Lampung dan satunya lagi di Lampung Utara.
Kejadian pejalan kaki tertabrak kereta api di Lampung Utara pada Kamis (20/10/2022) menewaskan seorang perempuan paruh baya Rokayah (50).
Warga Desa Tulung Buyut, Sungkai Utara, Lampung Utara tersebut meninggal dunia setelah mengalami luka kepala, serta patah di kedua tangan dan kaki.
Rokayah tersambar kereta api penumpang kuala stabas dari arah Baturaja menuju Bandar Lampung. Ketika itu dia sedang berjalan kaki di dekat rel kereta api.
Satu pejalan kaki lainnya yang tewas tertabarak kereta api merupakan seorang pria yang saat kejadian belum diketahui identitasnya.
Pria berjenggot tersebut tertabrak saat berjalan kaki di dekat perlintasan kereta api wilayah Kecamatan Kedaton Bandar Lampung, Rabu (19/10/2022).
Akibat tertabrak kereta api Babaranjang di Bandar Lampung, tubuh pria tanpa identitas ini sampai terpotong menjadi dua bagian.
Dua bagian tubuhnya terpisah hingga sejarak 5 meter.
Jasad Rokayah Langsung Dikebumikan
Rokayah (50) warga Desa Tulung Buyut, Sungkai Utara, Lampung Utara tewas tersambar kereta api, di KM 125 +7/8 Desa Padang Ratu, Sungkai Utara, Lampung Utara, Kamis 20 Oktober 2022.
Kapolsek Sungkai Utara Ajun Komisaris Rukmanizar membenarkan adanya pejalan kaki tertabrak kereta api di Desa Padang Ratu, Sungkai Utara, Lampung Utara.
Kereta api yang menyambar korban di desa Padang Ratu, Sungkai Utara, Lampung Utara merupaka kereta penumpang kuala stabas dari arah Baturaja menuju Bandar Lampung
Kereta tersebut menyambar tubuh korban yang saat itu sedang berjalan di dekat rel kereta api.
Nahas, tubuh korban langsung terkapar di lokasi.
Korban mengalami luka di kepala yang robek, juga patah di kedua tangan dan kakinya.
“Korban meninggal di lokasi dengan alami luka di beberapa bagian tubuhnya,” jelasnya.
Tidak ada seorang pun yang mengetahui bagaimana pejalan kaki tersebut bisa tersambar kereta api.
“Pas korban tertabrak kereta api tidak ada warga yang melihatnya,” kata dia.
Jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk di kebumikan.
“Korban sudah dibawa ke desa Tulung Buyut, Hulu Sungkai, Lampura,” ujar dia.
Rukmanizar menerangkan, lokasi korban tertabrak kereta api bukanlah daerah perlintasan, hanya jalan setapak menuju rel kereta api.
Pria Tanpa Identitas Tertabrak Kereta Api Babaranjang di Bandar Lampung
Pria tanpa indentitas tertabrak kereta api Batubara Rangkaian Panjang atau KA Babaranjang, Rabu (19/10/2022).
Peristiwa nahas pria tertabrak kereta api Babaranjang itu terjadi di perlintasan KA Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung.
Akibat tertabrak kereta api Babaranjang di Bandar Lampung, tubuh pria tanpa identitas ini sampai terpotong menjadi dua bagian.
Badrun (57) warga sekitar TKP mengatakan, peristiwa itu terjadi pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB.
Warga sekitar tidak ada yang mengenal pria yang tertabrak KA. Sehingga identitasnya anonim.
Dia juga mengungkap kondisi jasad pria setelah tertabrak KA Babaranjang terpotong jadi dua bagian.
Dua bagian tubuhnya terpisah hingga lima meter.
"Bagian perut ke atas masih didekat rel, sementara itu bagian kakinya terpental hingga lima meter," kata Badrun.
Korban saat itu mengenakan kaus dan celana warna hitam.
Sebelum tertabrak KA, sejumlah saksi melihat korban ada di sekitar TKP.
Bahkan korban sempat makan nasi uduk di Warung Tukiyem.
Penjual nasi uduk, Tukiyem membenarkan bila korban sempat ke warungnya. Makan nasi uduk dan beli rokok.
"Saya sempet tanya dengan korban, mau kemana, jawabannya dia mau jalan-jalan," kata Tukiyem.
Lalu pria tersebut menyeberang ke rel dan berjalan di pinggir rel. Akhirnya terjadilah peristiwa nahas itu.
Kabag Humas PT KAI Divre IV Tanjungkarang Jaka Jarkasih membenarkan peristiwa KA Babaranjang tabrak orang hingga tewas di Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung.
Kecelakaan kereta api tersebut di KM 14+5/6 antara stasiun Tanjungkarang -Stasiun Labuhan Ratu Bandar Lampung.
Menurut Jaka, KA Babaranjang tersebut dari arah Stasiun Labuhan Ratu menuju Stasiun Tanjungkarang.
Masinis, kata Jaka, sudah membunyikan klakson dengan keras.
Kemudian terlihat seorang laki-laki berpakaian kaos warna hitam dengan memakai sepatu biru putih sedang berjalan di pinggir rel.
"Korban menemper (tersambar) bagian kanan depan loko KA 3001 dan terseret sekitar 50 Meter," kata Jaka
Sehingga korban mengalami putus terbelah dua bagian badan dan meninggal dunia di lokasi kejadian.
Korban dievakuasi anggota Polsek Kedaton dan Polsuska.
( Tribunlampung.co.id / Anung Bayuardi/Bayu Saputra)