Advertorial
SMAN 15 Bandar Lampung Beri Penghargaan Guru Purnabakti di Hari Guru Nasional 2022
Uniknya dalam pelaksanaan upacara hari ini seluruh peserta upacara mengenakan pakaian adat masing-masing daerah SMA Negeri 15 Bandar Lampung.
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- SMA Negeri 15 Bandar Lampung mengadakan kegiatan untuk memperingati hari ulang tahun PGRI yang ke-77 dan Hari Guru Nasional 2022, Jumat (25/11/2022)
Uniknya dalam pelaksanaan upacara hari ini seluruh peserta upacara mengenakan pakaian adat masing-masing daerah dan petugas upacara yakni bapak dan ibu guru SMA Negeri 15 Bandar Lampung.
Kepala SMA Negeri 15 Bandar Lampung Maria Habiba, S.Pd, M.Pd mengatakan, kegiatan tersebut yakni upacara bendera, pemberian penghargaan kepada guru purnatugas, dan dilanjutkan dengan kegiatan fashion show.
Kemudian, juga ada lomba Foto Contest yang bertema "Guruku Panutanku".
Maria Habiba berharap dengan adanya kegiatan ini semua guru bisa semakin bersemangat dalam memberikan materi pelajaran untuk semua siswa.
Selain itu Maria Habiba juga ingin semua guru agar ada penambahan wawasan dan paham mengenai digital dengan menerapkan Platform Merdeka Mengajar yang di canangkan oleh Mentri Pendidikan dan kebudayaan, Ruset dan Teknologi.
Baca juga: Peringati Hari Guru, Pokdarwis di Pringsewu Gelar Senam Lampung Berjaya
Baca juga: Peringati Hari Guru Nasional, SMA Negeri 15 Bandar Lampung Beri Penghargaan bagi Guru Berprestasi
"Saya juga berharap semua siswa bisa bersemangat dalam belajar. Baik belajar dari materi pelajaran yang diberikan guru, dan dari manapun seperti media sosial," kata Maria Habiba.
Menurut Maria Habiba, hendaknya semua siswa bisa memanfaatkan media sosial untuk belajar.
Bukan hanya sekedar untuk bersenang-senang seperti unggah foto, video, dan sebagainya.
"Media sosial saat ini perkembangannya cukup pesat. Kita harus bisa memanfaatkan perkembangan media sosial ini untuk belajar untuk menambah wawasan," ucap Maria Habiba.
Selain belajar untuk menambah wawasan, Maria Habiba juga berharap semua siswa bisa belajar untuk menerima perbedaan agama. Sebab perbedaan agama itu bukan untuk memecahkan, tapi untuk menyatukan.
Dalam hal ini guru dapat menerapkan Platform Merdeka Mengajar yang mana guru harus memahami satu persatu siswa guna bisa mengetahui keunggulan koknitif masing-masing siswa, dan meninggalkan gaya mengajar lama.
"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyamakan arah perjalanan kita untuk menuju bersama, yakni pendidikan indonesia yang maju, berkualitas dan memerdekakan," tandas Maria. (*)
(Tribunlampung.co.id/Adv)