Bom di Bandung
DPRD Lampung Kutuk Bom Bandung, Dinilai Ganggu Kenyamanan Natal dan Tahun Baru
Anggota DPRD Lampung menyoroti terkait bom di Polsek Astana Anyar, Bandung yang merenggut nyawa seorang anggota polisi.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Robertus Didik Budiawan Cahyono
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Peristiwa bom terjadi lagi di Indonesia. Kali ini meledak di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022) pukul 08.20 WIB.
Peristiwa bom di Polsek Astana Anyar, Bandung tersebut sontak mengegerkan masyarakat Indonesia hingga mendapat sorotan dari DPRD Lampung.
Anggota DPRD Lampung menyoroti terkait bom di Polsek Astana Anyar, Bandung yang merenggut nyawa seorang anggota polisi.
Anggota Komisi V DPRD Lampung Apriliati mengutuk keras perbuatan pengeboman di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat.
Apriliati mengatakan, peristiwa bom tersebut dinilai menodai dan merusak suasana kondusif, bahkan sampai pada skala nasional.
Baca juga: Dinas Ketahanan Pangan Sebut Kenaikan Harga Beras dan Telur di Bandar Lampung Efek Nataru
Baca juga: Sakit Lord Rangga Sunda Empire Terungkap, Sempat Muntah Darah
"Tentu kita mengutuk keras perbuatan bom disertai tindakan mengakhiri hidup tersebut," kata Apriliatai saat dihubungi Tribun.
Lebih jelas, tambah Apriliati, kondusifitas yang dirusak berkenaan dengan waktu yang sebentar lagi berada di jelang libur nasional Natal dan tahun baru.
"Saya prihatin sekali dengan tragedi itu," sebut Apriliati.
"Apalagi dalam waktu dekat kita memperingati momen Nataru," lanjutnya.
Akibatnya, masih ia melanjutkan, peristiwa bom bunuh diri itu dipastikan akan mengganggu ketenangan umum.
"Tentu pasti akan ada kelompok yang kurang nyaman atas situasi ini, khususnya mereka yang merayakan Natal," ujar dia.
Dari banyak sumber yang terhimpun, hingga berita ini ditayangkan, sudah dilaporkan terdapat korban dari peristiwa bom itu.
Dimana salah satu korban meninggal dunia.
Para korban tersebut dilaporkan adalah polisi yang bertugas di Polsek Astana Anyar.
Kala itu, personil Polsek Astana Anyar sedang melakukan apel pagi.
Saat sedang apel, seorang laki-laki mencurigakan, yang diketahui adalah pelaku bom masuk lalu mengacungkan senjata tajam.
Setelah itu pelaku meledakkan diri hingga meninggal dunia di lokasi yang sama.
Di sekitar TKP, ada sebuah motor berwarna biru terparkir. Motor ini diduga milik pelaku.
Di bagian depan motor tertulis hasutan kebencian terhadap penegak hukum.
Baca juga: 10 Polisi Jadi Korban Bom di Polsek Astana Anyar Bandung, Satu Anggota Meninggal Dunia
Baca juga: Lord Rangga Sasana Sunda Empire Malam Masuk RS, Paginya Meninggal Dunia
Tulisan tersebut berbunyi "KUHP = Hukum Syafir/Kafir. Perangi para penegak hukum setan. QS 9:19".
Menanggapi itu, Apriliati juga menyesalkannya.
Kata dia, masih banyak cara yang benar untuk menunjukan aspirasi.
"Saya lihat dari keterangan yang ada, ini ada kaitannya dengan pengesahan UU RKUHP," ucap dia.
"Walau ini masih belum tentu benar, tapi barang bukti di TKP seperti itu. Sayang sekali, kan jika keberatan ada mekanismenya," kata dia.
Ia menegaskan kalau masih ada ruang yang ruang yang lebih layak dibanding aksi bom itu.
Renggut Nyawa Anggota Polisi
Bom di Bandung yang diledakkan di Polsek Astana Anyar memakan korban 10 anggota polisi. Satu di antaranya, yakni Aiptu Sopyan meninggal dunia.
Kapolda Jabar Irjen Suntana mengungkap kronologi kejadian ledakan bom di Polsek Astana Anyar Bandung, Rabu (7/12/2022).
Menurutnya, saat kejadian pelaku berada di dalam dan memaksa untuk mendekati anggota polisi yang sedang apel, tapi ditahan oleh beberapa anggota agar tidak mendekati.
Tapi pelaku memaksa dan mengacungkan pisau lalu tiba-tiba terjadi ledakan.
Akibat ledakan itu, 11 orang menjadi korban, terdiri dari 10 orang anggota polisi dan satu warga sipil yang saat itu sedang melintas tak jauh dari Polsek Astana Anyar.
Sembilan polisi mengalami luka-luka akibat serpihan dari ledakan tersebut. Satu warga sipil, yakni Nurhasanah juga mengalami luka-luka.
"Dan kami sudah mengadakan sterilisasi dan memastikan Mapolsek Astana Anyar sudah dalam keadaan clear, tidak ada lagi bahan peledak yang ditemukan," ujar Kapolda.
Selanjutnya, kata Suntana, personel kepolisian akan mengadakan olah TKP berupa pemeriksaan lokasi, pemeriksaan jenazah termasuk sidik jari untuk memastikan identitas dari pelaku bom tersebut.
"Data pelaku bom sedang kami identifikasi dan akan kami cross check dengan hasil pemeriksaan hasil sidik jari yang didapatkan sesudah TKP," ujarnya.
Kapolda menambahkan, barang bukti yang bisa diamankan adalah sebuah motor warna biru yang digunakan oleh pelaku.
Pelat nomor motor tersebut adalah AD dan ada tulisan di kertas pada motor pelaku.
Akibat ledakan, 11 orang jadi korban yang terdiri atas 10 anggota Polri dan satu warga sipil yang melintas di depan Polsek Astana Anyar.
Satu anggota Polri atas nama Aiptu Sopyan meninggal dunia. Sembilan orang lainnya mengalami luka dan tengah menjalani perawatan.
"Semoga tidak berkembang menjadi luka berat. Luka akibat serpihan dari ledakan tersebut," kata Suntana.
Akses ditutup
Polisi menutup akses ke lokasi serangan bom di Polsek Astana Anyar, Bandung dalam radius 200 meter.
Pasca serangan bom di Kantor Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Rabu (7/12/2022), lokasi disterilkan.
Kapolrestabes Bandung Kombes Aswin Sipayung mengatakan, untuk radius 200 meter sudah diberi garis polisi, serta jalan akses ke Polsek dan jalan raya ini ditutup sementara.
"Pintu masuk dan pintu belakang seluruh sekeliling Polsek kami tutup police line," kata Aswin dikutip dari live Kompas TV, Rabu (7/12/2022).
Pihaknya kini sedang menunggu Satuan Jibom dari Mapolda Jabar untuk memastikan pasca-ledakan bom tidak ada resiko ledakan berikutnya.
"Saat ini lokasi tersebut sedang disterilkan," imbuh dia.
Aswin memaparkan, ledakan terjadi pada Rabu pagi pukul 08.20 saat sedang melakukan apel pagi.
"Tiba-tiba ada satu orang laki-laki masuk ke Polsek mengacungkan senjata tajam menerobos barisan apel pagi seketika anggota pada menghindar tidak lama kemudian ada ledakan," kata
Ia menyebut, pelaku pembawa bom tewas di lobi Polsek Astanaanyar.
"Sekarang yang luka sedang dirawat sedang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih," ujar Kombes Aswin.
(jabar.tribunnews.com/Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)