Berita Terkini Nasional

Kesimpulan Polisi Terkait Misteri Kematian Sekeluarga di Kalideres

Kepolisian mengambil kesimpulan terkait satu keluarga yang meninggal dan jasadnya ditemukan di dalam satu rumah di Kalideres, Jakarta Barat.

Tribunnews.com/ Fahmi Ramadhan
Tim Labfor Bareskrim Polri dalami sejak kapan satu keluarga meninggal di Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (15/11/2022). Kepolisian mengambil kesimpulan soal kematian sekeluarga di Kalideres, terkunci dari dalam rumah. 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Polisi menarik kesimpulan terkait misteri kematian empat orang sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Kematian empat orang sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat ini sempat menggemparkan publik.

Setelah sekian lama dilakukan penyelidikan atas kematian sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat, polisi belum juga menemukan titik terang.

Namun kepolisian mengambil kesimpulan terkait satu keluarga yang meninggal dan jasadnya ditemukan di dalam satu rumah di Kalideres.

Pihak kepolisian menyimpulkan pada kasus satu keluarga yang ditemukan tewas di dalam rumah di Kalideres, didapati bahwa pintu rumah terkunci dari sisi dalam.

Hal tersebut disimpulkan berdasarkan hasil pemeriksaan tim Polda Metro Jaya dibantu oleh Puslabfor.

Baca juga: Gempa Sukabumi Guncangan Terasa hingga Jakarta, Anak Sekolah Berlarian ke Luar Gedung

Baca juga: Puluhan Musisi Galang Donasi untuk Korban Gempa Cianjur di Bentara Budaya Jakarta

"Hasil pemeriksaan tim Polda Metro Jaya bersama Puslabfor, bahwa rumah tersebut terkunci dari dalam," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi dalam konferensi pers seperti ditayangkan Kompas TV, Jumat (9/12/2022).

Bahkan selain pintu utama, ruangan bagian depan rumah yang berisi jenazah Reni Margaretha dan anaknya Dian juga turut terkunci dari dalam.

"Termasuk di ruangan depan yang berisi jenazah nyonya Reni dan Dian itu juga terkunci dari dalam," terangnya.

Selain itu, pihak kepolisian juga menyimpulkan bahwa tidak ada pihak luar yang masuk ke dalam rumah berisi 4 jenazah keluarga tersebut.

Hal ini didapati setelah tak ditemukannya jejak maupun DNA dari orang lain selain 4 jenazah yang ditemukan.

"Jadi kesimpulannya bahwa tidak ada pihak luar yang masuk ke rumah tersebut," tutup dia.

Psikolog Duga Kesehatan Mental Terganggu

Fakta baru tekait penyelidikan satu keluarga meninggal di Kalideres, Jakarta Barat beberapa waktu lalu.

Polisi mendapati fakta terkait dengan ritual tertentu di rumah tempat ditemukannya jasad sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Dugaan itu muncul karena ditemukannya barang-barang berupa  buku dan kemenyan di dalam rumah yang ada di Kalideres, Jakarta Barat

Bahkan Pakar Psikologi Forensik menduga empat orang yang  ditemukan jenazahnya itu melakukan tindakan akhiri hidup yang termotivasi nilai spiritual tertentu.

Terkait satu keluarga tewas di Kalideres, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menduga tidak tertutup kemungkinan mereka mengakhiri hidup yang termotivasi oleh nilai spritual tertentu.

Hal ini menurut Reza bisa juga terjadi karena terganggunya kesehatan mental mereka akibat pandemi Covid-19.

"Beberapa waktu lalu saya berspekulasi, tidak tertutup kemungkinan penyebab kematian keluarga tersebut adalah bunuh diri yang termotivasi oleh nilai spiritualitas tertentu. Mereka secara terencana ingin rest in peace. Meninggal dengan cara damai. Damai menurut mereka, tentunya," kata Reza kepada Wartakotalive.com, melalui pesan tertulis, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Sering Beraksi di Jakarta, Residivis Pembobol ATM Tertangkap di Lampung Selatan

Baca juga: Satu Keluarga di Jakarta Barat Ditemukan Tewas dalam Keadaan Perut Kosong

Pada sisi lain, kata Reza, spekulasi kedua, karena kematian tidak berlangsung serentak, dan anggota keluarga termuda meninggal dunia paling akhir, tidak tertutup kemungkinan bahwa kematian (bunuh diri) dilakukan berdasarkan kesepakatan bahwa anggota termuda tersebut harus menutup akses makanan bagi tiga anggota keluarga lainnya.

"Dengan situasi sedemikian rupa, kejadian di Kalideres dapat dipahami sebagai peristiwa bunuh diri yang disertai peristiwa pidana sebagaimana pasal 345 KUHP. Namun karena Indonesia tidak mengenal posthumous trial (persidangan pelaku kejahatan yang sudah meninggal-Red), maka Ditreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ) dapat menyatakan kasus ditutup," katanya.

Pada sisi lain, Reza, mengajak kita mengingat kembali perkataan badan kesehatan dunia yakni WHO.

"WHO sudah bilang sejak awal pandemi Covid 19 bahwa kita bertarung dengan waktu untuk mendapatkan penawar virusnya. Tapi problem kesehatan mental akibat pandemi justru tidak mendapat perhatian setara." ujar Reza.

"Jadi, bukan hanya virus yang mewabah. Tekanan batin dan serbaneka perilaku malasuai (tidak sesuai atau tidak normal-Red) juga sepertinya menjadi pandemi. Termasuk pemunculan sekte-sekte spiritualitas baru," tambah Reza.

Pemunculan sekte di masa pandemi lalu, menurut Reza memang masif di sejumlah wilayah.

"Di Perancis saja ada lima ratusan sekte baru. Dan Pemerintah sampai mengalokasikan dana hingga 1 juta Euro guna meningkatkan pengawasan terhadap sekte-sekte yang dikhawatirkan membahayakan masyarakat tersebut," katanya.

Menurut Reza, Apa pun penyebab kematian satu keluarga di Kalideres itu, Ditreskrimum Polda Metro Jaya perlu selekasnya menyelesaikan pengungkapan kasus.

Termasuk kata Reza, apabila kesimpulannya adalah kasus tidak terpecahkan (unsolved case).

"Hal tersebut perlu dilakukan agar pemberitaan dan obrolan tentang kasus ini dapat juga segera dihentikan sehingga tidak mendorong terjadinya penularan bunuh diri atau suicide contagion di tengah masyarakat," katanya.

Sebab kata Reza, pada masa seperti sekarang, ketika gangguan kejiwaan sangat rentan mewabah (berdasarkan peringatan WHO), ekspos yang tinggi tentang bunuh diri dapat menginspirasi audiens.

"Terutama mereka yang tergolong rentan, untuk meniru perbuatan serupa atau copycat suicide," ujarnya.

Ritual

Sebelumnya polisi mengklaim menemukan sederet fakta baru berdasar pada hasil penyelidikan terkait kematian satu keluarga di dalam rumah kawasan Kalideres, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.

Bersama tim asosiasi psikologi forensik, penyidik menemukan fakta yang berkaitan dengan ritual tertentu.

Hal itu merujuk pada beberapa barang berupa buku mantra dan kemenyan yang ditemukan di dalam rumah milik Rudyanto Gunawan dan Margaretha.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan bahwa tidak semua anggota keluarga menganut kepercayaan tersebut secara penuh.

Menurut Hengki, salah satu penghuni rumah bernama Budyanto adalah orang diduga kerap menjalani ritual tertentu.

"Bahwa ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan, yang mengarah kepada Budyanto. Bahwa yang bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," kata Hengki dalam keterangannya pada Selasa (29/11/2022).

Temuan baru, katanya terungkap setelah polisi bersama tim Asosiasi Psikologi mempelajari keterangan saksi dan melihat bukti-bukti yang ditemukan di lokasi identik dengan ritual tertentu.

"Ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," kata Hengki.

Dugaan adanya praktik ritual tertentu yang dijalani oleh Budyanto menemui titik terang setelah polisi menemukan buku mantra dan kemenyan di dalam rumah tersebut.

"Selain itu ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra, dan kemenyan," kata Hengki.

Dengan demikian, Polda Metro Jaya berencana memanggil dan meminta keterangan pada ahli sosiologi dan agama untuk membaca dan menganalisa soal temuan buku mantra tersebut.

"Kami akan mengundang ahli sosiologi, agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku mantra," ujar Hengki.

Hengki mengatakan, penyidik Polda Metro Jaya juga akan memeriksa patologi anatomi untuk mengetahui penyebab kematian empat orang dalam satu keluarga itu.

"Saat ini sedang didalami para ahli kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun RSCM atau Universitas Indonesia," kata Hengki.

Selain itu, katanya penyidik bersama tim asosiasi psikologi forensik akan mendalami terkait kematian sekeluarga yang meninggal dunia itu melalui otopsi psikologis. "Scientific crime investigation selalu menjadi acuan atau metode pembuktian utama," ucap Hengki.

Sebagaimana diketahui, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, pada 10 November 2022.

Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang merasa terganggu dengan bau tak sedap di dekat rumah tersebut.

Keluarga Keempat jasad itu, yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang. Kemudian, jasad istri Rudyanto, Margaretha Gunawan (68), ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.

Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.

Terakhir, ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi telentang di sofa ruang tamu.

Polisi menduga mereka meninggal dunia dalam waktu yang berbeda-beda. Namun, waktu kematian satu keluarga yang dikenal sangat tertutup dari lingkungan sekitar itu sudah beberapa minggu lalu sebelum ditemukan.

Tak ada tanda kekerasan pada jasad mereka. Belum pula ditemukan zat atau unsur berbahaya di organ dalam.

Hasil penelusuran jejak digital pada ponsel para korban pun telah dikantongi. Hingga kini, Polisi masih menyelidiki penyebab kematian satu keluarga itu.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved