Berita Lampung
Industri Kerajinan Tapis di Pekon Lugusari Pringsewu Lampung Dimulai Sejak 1992
Sebelum diresmikan sebagai sentra kerajinan dan desa wisata tapis, Pekon Lugusari, Pagelaran, Pringsewu Lampung memiliki sejarah panjang.
Penulis: Riana Mita Ristanti | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Pekon Lugusari, Pagelaran, Pringsewu, Lampung resmi dilaunching sebagai sentra kerajinan dan desa wisata tapis, Kamis (15/12/2022).
Sebelum diresmikan sebagai sentra kerajinan dan desa wisata tapis, Pekon Lugusari, Pagelaran, Pringsewu memiliki sejarah panjang dalam pelestarian tapis.
Industri kerajinan tapis di Pekon Lugusari, Pagelaran, Pringsewu dimulai sejak tahun 1992.
Pelopor industri kerajinan tapis di Pekon Lugusari, Pagelaran, Pringsewu ini adalah Ibu Dra Sumarti (almarhum).
Sejak tahun 1992 itu, Sumarti mempelopori masyarakat untuk membuat kerajinan khas Lampung ini.
Atas ketekunan dan keterampilan warga Pekon Lugusari terus berkembang.
Baca juga: Pekon Lugusari Pringsewu Resmi jadi Sentra Kerajinan dan Kampung Tapis Lampung
Baca juga: Realisasi Pendapatan Daerah Pesisir Barat Lampung Tahun 2022 Baru 78 Persen
Semangat dan kekreatifan warga Pekon Lugusari selama puluhan tahun membuahkan hasil saat Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, melalui Surat Keputusan Gubernur Lampung Nomor G/319/V.26/HK/2022 telah menetapkan Pekon Lugusari sebagai salah satu sentra industri kerajinan tapis dan desa wisata tapis di Provinsi Lampung.
Hingga saat ini, jumlah pengerajin tapis di Pekon Lugusari, Pagelaran, Pringsewu sebanyak 119 orang.
Pekon Lugusari kian hari kian maju semenjak adanya galeri tapis yang diberi nama “Lambang Sareng”.
Adapun hasil produksi UMKM ini telah dipasarkan baik di dalam Provinsi Lampung maupun keluar Provinsi Lampung, walaupun masih dalam jumlah terbatas.
Penjabat (Pj) Bupati Pringsewu, Adi Erlansyah mengtakan, selain di Pekon Lugusari, juga terdapat sentra tapis di Pekon Margakaya, Pringsewu.
Pembuatan tapis di Margakaya ini juga telah berlangsung lama dan pengrajinnya telah turun temurun.
Melalui Program KOTAKU Kementrian PUPR, di Pekon Margakaya telah dibangun Mahan Tapis.
"Dimana kita bisa melihat kain tapis yang telah berusia lebih daari 100 tahun," kata Adi.
Pengrajin tapis lainnya juga bisa dijumpai dibeberapa tempat di Kecamatan Pardasuka.
Adi menyebut, Pemkab Pringsewu melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan bersama Dekranasda Pringsewu telah memfasilitasi beberapa pengerajin untuk mengikuti pelatihan pembuatan Tapis yang berkualitas.
"Mulai dari bahan, teknik pembuatan, desain, sampai dengan cara pemasarannya," paparnya.
Kegiatan ini, lanjut Adi, menggandeng desainer Nolamarta, seorang desainer yang concern terhadap kerajinan tapis, yang telah membuka galeri tapis di Pulau Dewata Bali.
Pendampingan oleh desainer Nolamarta akan berlangsung selama 1 tahun.
Dengan pendampingan ini, diharapkan para pengerajin yang mengikuti pelatihan ini dapat menularkan kepada para pengerajin lainnya.
(Tribunlampung.co.id/ Riana Mita Ristanti)