Bom di Bandung
Pelaku Bom di Bandung Ternyata Diperintah Pimpinannya, 'Sudah Menjadi Rutinitas'
Kabar terbaru dari insiden bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, ternyata pelaku mendapat perintah dari pimpinannya di Suriah.
"Saya mulai ikut kajian 2010. Pada tahun 2015 ada huru-hara di Suriah, saya ditawari ke Suriah atau Poso, saya memilih ke Poso," tutur Kholis.
Ia bertugas sebagai bagian logistik untuk rekan-rekannya di Poso pesisir.
Lalu pada awal tahun 2016, ia ditangkap polisi dan dijatuhi hukuman 4 tahun 3 bulan.
Di sisi lain, polisi menemukan fakta baru dari insiden bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, yang terjadi pada Rabu, 7 Desember 2022.
Baca juga: Jenazah Pelaku Bom di Bandung Ditolak Keluarga karena Dianggap Teroris
Satu di antara fakta baru tersebut yakni, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, menggunakan bom panci rakitan.
Di dalam bom panci tersebut, terdapat banyak paku sehingga siapapun yang terkena ledakannya diperkirakan tak bisa selamat, termasuk pelaku bom bunuh diri dan seorang polisi yang turut menjadi korban.
Diketahui, setelah melakukan investigasi, polisi menemukan fakta terbaru dari insiden bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).
Bom yang digunakan pelaku merupakan sebuah bom panci rakitan.
Bom panci tersebut membuat pelaku, Agus Sujatno dan seorang polisi, Aiptu Sofyan meninggal dunia.
Temuan tersebut diungkapkan oleh Komandan Satbrimob Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yuri Karsono.
Ia mengungkapkan, bom panci rakitan tersebut juga berisikan paku.
"Jenis bom yang meledak adalah jenis bom rakitan, dirakit dalam bentuk panci, dan biasa rekan-rekan dengar dengan bom panci," ungkapnya.
Mengutip Kompas.com, dari ledakan tersebut, sebagian kantor di Polsek Astana Anyar mengalami kerusakan.
Karo Penmas Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyebutkan jika kerusakan terjadi karena dampak dari bom.