Bom di Bandung
Pelaku Bom di Bandung Ternyata Diperintah Pimpinannya, 'Sudah Menjadi Rutinitas'
Kabar terbaru dari insiden bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, ternyata pelaku mendapat perintah dari pimpinannya di Suriah.
Tribunlampung.co.id, Bandung - Kabar terbaru dari insiden bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, ternyata pelaku mendapat perintah dari pimpinannya di Suriah.
Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat tersebut, juga disebut sebagai rutinitas bagi kelompok Jamaah Ansharut Daulah alias JAD.
Diketahui, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat merupakan satu di antara anggota Jamaah Ansharut Daulah alias JAD.
Pernyataan terkait perintah yang diterima pelaku bom bunuh diri serta aksi tersebut sebagai bagian dari rutinitas disampaikan mantan anggota JAD.
Seorang mantan anggota JAD, Kholis, bercerita tentang bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar beberapa waktu lalu.
Baca juga: Umar Patek Menangis, Minta Maaf pada Korban Bom Bali I dan Warga Australia
Kholis mengungkapkan jika pelaku pengeboman di Polsek Astana Anyar merupakan anggota JAD.
"Kejadian Polsek Astana Anyar (pelakunya) bagian dari kami dulu," kata Kholis.
Ia mengungkapkan hal tersebut saat acara Silaturahmi Kebangsaan Forkompimda dengan Mitra Deredikalisasi di gedung DPRD Banyumas, Jawa Tengah, Senin (18/12/2022).
Mengutip Kompas.com, ia mengungkapkan jika aksi seperti itu sudah menjadi rutinitas di kelompoknya dahulu.
"Aksi seperti itu sudah menjadi rutinitas ketika ada momen."
"Saya ngomong seperti ini karena menyadari betul itu sebuah kesalahan, saya ingin kembali ke NKRI," ujar Kholis.
Kholis juga mengungkapkan jika aksi bom bunuh diri dilakukan atas perintah pimpinan JAD di Suriah.
"Ketika melakukan aksi karena ada perintah pimpinan pusat di Suriah. 'Seranglah singgasana toghut di negara kalian'."
"Thogut adalah kekuasaan yang tidak berdasarkan hukum islam, termasuk polisi dan TNI," kata Kholis.
Eks narapidana terorisme (Napiter) ini juga menceritakan jika ia sempat tergabung dalam kelompok ini di Poso, Sulawesi Tengah, 2015 lalu.