Berita Lampung
Gunung Anak Krakatau Erupsi Lagi, Ketinggian Kolom Abu 750 Meter
Andi Suardi, Kepala Pos Pantau GAK di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, membenarkan erupsi GAK hari ini.
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Gunung Anak Krakatau (GAK) di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, kembali erupsi, Kamis (5/1/2023) sekitar pukul 00.13 WIB.
Erupsi pada GAK mengakibatkan munculnya kolom abu setinggi kurang lebih 750 meter di atas puncak atau kurang lebih 907 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu yang ditimbulkan oleh erupsi GAK teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur laut.
Erupsi GAK terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 1.590 detik.
Andi Suardi, Kepala Pos Pantau GAK di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, membenarkan erupsi GAK hari ini.
Baca juga: Awal Agustus 2022 GAK Erupsi 15 Kali, Kolom Abu hingga 1500 Meter
Baca juga: GAK Kembali Erupsi, Ketinggian Kolom Abu Capai 1,5 Meter
"Dengan erupsi yang terjadi pada subuh tadi, berarti sudah empat kali erupsi sejak tiga hari lalu," kata Andi, Kamis (5/1/2023).
"Satu kali erupsi pada Selasa (3/1/2023), dua kali pada Rabu (4/1/2023) pada pukul 14.10 WIB dan 15.09 WIB. Dan yang keempat subuh tadi sekitar pukul 00.13 WIB," sambungnya.
Andi mengatakan, status GAK saat ini masih level III atau siaga.
Dalam dua hari (3-4 Januari 2023), Andi menjelaskan, GAK sudah tiga kali erupsi.
Pada 3 Januari 2023 pukul 16.38 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 100 meter di atas puncak (257 mdpl).
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga cokelat dengan intensitas tebal ke arah timur laut.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 47 mm dan durasi 22 detik.
Lalu pada 4 Januari 2023 pukul 14.10 WIB, Gunung Anak Krakatau kembali erupsi dengan tinggi kolom abu kurang lebih 100 meter di atas puncak (257 mdpl).
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 20 detik," kata Andi.
Kemudian, pada hari yang sama pukul 15.09 WIB, Gunung Anak Krakatau kembali erupsi dengan tinggi kolom abu 3.000 meter di atas puncak (3.157 mdpl).
Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah timur.
Andi mengimbau masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
Warga Pulau Sebesi yang notabene merupakan pulau yang paling dekat dengan GAK saat ini masih bertahan di rumah.
Menurut Riko, warga Pulau Sebesi, belum ada imbauan khusus kepada warga untuk meninggalkan rumah terkait meningkatnya aktivitas GAK.
"Masyarakat pun masih beraktivitas seperti biasa. Nelayan ya melaut, yang bercocok tanam masih berkebun sampai hari ini. Kami akan mengungsi jika sudah ada imbauan," katanya.
Chandra, nakhoda kapal yang sering lalu lalang di perairan Pulau Sebesi, mengatakan erupsi GAK berdampak pada tingginya gelombang laut.
Namun, kata dia, kondisi itu masih aman untuk berlayar.
"Ombak tinggi sudah terjadi sejak pertengahan bulan lalu, saat angin barat. Tetapi diperparah dengan adanya erupsi Gunung Anak Krakatau," katanya.
"Sesekali kalau pas balik ke pulaunya malam terlihat lahar api yang menyala. Beberapa kali terdengar suara dentuman dari Gunung Anak Krakatau," sambungnya.
Ia dan nakhoda kapal lainnya sudah diimbau untuk tidak mencari ikan ataupun mendekati GAK dalam radius kurang lebih 5 km.
(Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus)
Temu Wacana DKL 2025 Hasilkan Maklumat yang Jadi Kompas Baru Seni Budaya Lampung |
![]() |
---|
Berkat Partisipasi Warga, Empat Pria Nyabu di Lampung Tengah Dibekuk |
![]() |
---|
Area Jalinsum Jadi Sasaran Patroli Sat Samapta Polres Lampung Tengah |
![]() |
---|
KBIHU Surya Arafah Permudah Masyarakat untuk Haji dan Umrah |
![]() |
---|
Rayakan Ultah Pertama, Torch Lampung Gelar Santuy Run |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.