Berita Lampung

Pelajar di Lampung Selatan Terpaksa Harus Lewati Jembatan Bambu untuk Sampai ke Sekolah

Pelajar di Lampung Selatan terpaksa harus melewati jembatan bambu untuk sampai ke sekolah.

Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: soni
Tribun Lampung/ Dominius D Barus
(Foto : Dominius Desmantri Barus ) Pelajar di SDN 1 Desa Bandar Dalam dan warga RT 2 Dusun Sukajadi Desa Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung terpaksa harus melewati jembatan bambu untuk sampai ke sekolah, dan jalan besar, Selasa (17/1/2023). 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Pelajar di Lampung Selatan terpaksa harus melewati jembatan bambu untuk sampai ke sekolah.

Para pelajar di dusun Sukajadi Desa Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung harus bertaruh nyawa untuk sampai ke sekolah mereka.

Pasalnya, para pelajar di dusun Sukajadi Desa Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung tersebut terpaksa melewati jembatan gantung yang rusak.

Jembatan gantung yang berada di dusun Sukajadi Desa Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung tersebut hanya terbuat dari anyaman bambu.

Kini bambu-bambu pada jembatan gantung yang berada di dusun Sukajadi Desa Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung itu sudah mulai rapuh  termakan usia.

Diketahui, jembatan gantung rusak dan tak layak pakai tersebut merupakan akses utama untuk menuju ke sekolah SDN 1 Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, Lampung.

Baca juga: Jembatan Pulau Pasaran Bandar Lampung Tahap Finishing, Bisa Dilintasi Warga Januari 2023

Baca juga: Jembatan Penghubung Pemkot Bandar Lampung dan Masjid Al Furqon Ditaksir Telan Anggaran Rp 2 Miliar

Selain itu, jembatan ini juga menghubungkan antar dua dusun di Desa Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan.

Warga terdampak berada di RT 2 Dusun Sukajadi, Desa Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan.

Pasalnya, jika jembatan itu tidak bisa dipakai warga dari RT 2 Dusun Sukajadi, Desa Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan tersebut harus lewat jalan memutar, lebih jauh jaraknya kurang lebih 4-5 km.

Namun, jika jembatan gantung tersebut dapat digunakan warga dari RT 2 Dusun Sukajadi, Desa Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan tersebut hanya membutuhkan 1 km untuk menuju jalan besar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunlampung.co.id, jembatan gantung tersebut dibangun oleh tim ekspedisi 1000 Lampung untuk Indonesia yang dibantu Koramil 421-07/Sidomulyo dan warga setempat.

Jembatan gantung itu dibangun sejak tahun 2017.

Panjang dari jembatan gantung tersebut kurang lebih 50 meter dan lebar 1 meter.

Jembatan gantung tersebut hanya bisa dilwati 3 orang secara barengan saja.

Anggota Babinsa Koramil 421-07/ Sidomulyo Sertu Heri Indarto mengatakan jembatan gantung sepanjang kurang lebih 50 meter dengan lebar 1 meter tersebut, dibangun dengan menggunakan kawat seling dan besi dan bambu sebagai alasnya.

"Jembatan ini sebagai akses utama di lewati untuk para pelajar yang hendak kesekolah dan menghubungkan dua dusun," kata Heri Indarto, Selasa (17/1/2023).

Akan tetapi belakangan ini, kata Heri,  jembatan gantung sudah terlihat hancur.

Heri menjelaskan kondisi jembatan tersebut terlihat alas jembatab sudah mulai rapuh, penyanggah besi jembatan sudah mulai berkarat.

Meskipun demikian, kata Heri, setiap hari warga masih melewati jembatan tersebut.

Selain pelajar, Heri menjelaskan setiap hari masyarakat juga melewati jembatan itu dengan berpegangan kawat seling jembatan gantung tersebut.

Bersama Bhabinkamtibmas Bripka Ardi Mulyadi, Sertu Heri Indarto membantu para pelajar dan warga melewati jembatan gantung tersebut saat mereka hendak melewati jembatan gantung tersebut.

"Kami sangat senang melihat rasa semangat anak-anak yang tanpa ada rasa kawatir melewati demi sebuah pendidikan yang ia capai," kata Heri.

Heri mengatakan setiap hari dirinya melakukan kegiatan monitoring saat anak anak pelajar pulang dan berangkat sekolah dan menyebrang jembatan gantung tersebut.

Masih kata Heri, dirinya dan warga setempat sempat memperbaiki alas dari jembatan gantung yang sudah rapuh tersebut.

Namun, dikataan Heri, masih ada berapa meter lagi alas jembatan gantung tersebut yang bambunya belum diganti.

Warga setempat Aceng menyebut jembatan tersebut merupakan akses utama dan satu-satunya bagi warga dan para siswa sekolah dasar negeri 1 Bandar Dalam.

Aceng mengatakan warga dan para siswa sekolah dasar negeri 1 Bandar Dalam tak ada pilihan jalan lain selain dari jembatan gantung tersebut.

Meskipun, kata Aceng, warga dan para siswa harus bertaruh nyawa saat melintasi jembatan gantung dari bambu yang sudah rusak itu.

"Mereka secara bergantian berjalan menyeberangi sungai, dengan tangan-tangan kecil memegang erat kawat dan bambu," jelas Aceng

Dikatakan Aceng, terkadang ada warga atau para siswa SD itu yang sengaja menyeberang tanpa mengenakan alas kaki demi kenyamanan.

Aceng menyebut terdapat jalur alternatif untuk warga atau para siswa SD tersebut jika tidak ingin melewati jembatan gantung tersebut.

Namun, Aceng menjelaskan warga atau para siswa SD harus memutar dan berjalan kaki sejauh lima kilometer.

Dirinya berharap adanya perhatian pemerintah daerah dapat membantu memperbaiki jembatan gantung tersebut dari kata tidak layak menjadi layak pakai.

Sleain itu, menurut Aceng, supaya tidak membahayakan keselamatan para pelajar SD dan warga saat melewatinya.

( Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved