Berita Terkini Nasional

Bocah 2 Tahun Turut Jadi Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs di Bekasi

Selain Bayu, ada pula korban berusia lima tahun bernama Neng Ayu. Neng Ayu merupakan anak Wowon dengan Ai Maemunah.

Editor: Indra Simanjuntak
Istimewa
Tiga tersangka pembunuhan berantai atau serial killer di Bekasi hingga Cianjur bernama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M Dede Solehudin. (Istimewa). 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Polda Metro Jaya telah mengamankan tiga orang pelaku pembunuhan berantai di Bekasi, Jawa Barat.

Adapun ketiga pelaku pembunuhan berantai di Bekasi yang diamankan Polda Metro Jaya adalah Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin.

Kepala Polda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran mengatakan, Wowon Cs merupakan pelaku pembunuhan satu keluarga yang diduga keracunan di Bekasi dan korban lainnya.

Adapun korban tewas satu keluarga itu yakni Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (20), dan Muhammad Riswandi (16).

Tersangka Wowon diketahui adalah suami siri dari Ai Maimunah.

Baca juga: Pembunuhan Berantai Bekasi Wowon Cs Incar TKW Jadi Korban dan Kuras Harta

Pelaku disebut nekat menghabisi nyawa keluarganya sendiri agar kedok kejahatannya tak terbongkar.

Selain di Bekasi, korban Wowon cs juga tersebar di Cianjur hingga Garut, Jawa Barat.

Polisi menemukan empat orang korban yang telah dikubur di Cianjur.

"Di TKP Cianjur ada empat kerangka," ungkap Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, Kamis (19/1/2023), dikutip dari TribunnewsBogor.com.

Fadil mengungkapkan, seorang korban diketahui masih berusia 2 tahun bernama Bayu.

Bayu ditemukan dikubur di samping rumah tersangka bernama Solihin alias Duloh.

"Lubang kedua berisi dua kerangka tulang dalam satu lubang diduga atas nama Noneng dan Wiwik."

"Lubang berikutnya berisi tulang yang diduga bernama Farida," papar Fadil.

Polisi Dalami Motif Wowon Cs Bunuh Anak-anak

Selain Bayu, ada pula korban berusia lima tahun bernama Neng Ayu.

Neng Ayu merupakan anak Wowon dengan Ai Maemunah.

Neng Ayu turut diracun bersama keluarganya di Bekasi, tapi ia berhasil selamat.

"Tim autopsi psikologi forensik turut mendampingi kami untuk melihat motif sebenarnya."

"Kalau penipuan, mengapa anak 2 tahun dibunuh, anak 5 tahun diracun," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Jumat (20/1/2023).

Hengki menegaskan, pengusutan kasus pembunuhan berantai ini masih terus berlanjut.

Baca juga: Sadisnya Pembunuhan Berantai di Bekasi, Berawal dari Kasus Keracunan Sekeluarga

Pihaknya pun tak bisa percaya begitu saja dengan keterangan para tersangka.

"Penyelidikan kami belum selesai."

"Kami tidak berdasarkan keterangan tersangka, kami harus bicara sesuai fakta dan alat bukti," jelas Hengki.

Korban Pembunuhan Berantai Diberi Racun Tikus dan Pestisida

Fadil menjelaskan, lima orang yang ditemukan tergeletak lemas di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, diracun menggunakan pestisida.

Fakta itu diketahui setelah polisi menemukan plastik dan sisa muntahan para korban di lokasi.

"Hasil labfor mengatakan, muntahan tersebut mengandung pestisida yang sangat beracun."

"Ada bakaran sampah, bekas galian, ada plastik diduga bekas racun," ungkapnya di Mapolda Metro Jaya, Kamis, dilansir Wartakotalive.com.

Menurut Fadil, pestisida itu dituang ke dalam kopi yang sudah diseduh.

"Hasil pemeriksaan laboratorium, ditemukan unsur kimiawi berbahaya di dalam kopi yang telah diseduh di ruang belakang dekat sumur," kata Fadil.

Sementara itu, Kombes Hengki Haryadi menyebut, korban juga diracun menggunakan racun tikus.

"Dari Labfor, setelah dianalisis, petugas menemukan bahan sisa makanan mengandung dua jenis racun, racun tikus dan racun hama pestisida," ujar Hengki.

Selain itu, korban juga dicekik agar meninggal dunia dengan cepat.

Hal ini dibuktikan dari hasil autopsi di sekitar wajah para korban.

Seperti diketahui, kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon cs ini berawal dari kematian sekeluarga di Bekasi.

Pada Kamis (13/1/2023), warga di Kampung Ciketing Barat RT 02 RW 03 Kelurahan Ciketing Udik, Bantar Gebang, Kota Bekasi digegerkan dengan adanya lima orang yang diduga keracunan.

Untuk korban tewas di Cianjur, juga merupakan keluarga dari pelaku.

Wowon diketahui membunuh Wiwin yang merupakan istrinya.

Baca juga: Pembunuhan Berantai di Bekasi Disebut Mirip Kasus Ryan Jombang

Wowon juga membunuh anaknya, Bayu (2), dan mertuanya yang juga ibu korban Wiwin yakni Noneng.

Ada satu kerangka lain yang saat ini masih dalam pencarian.

Kemudian, ada satu korban lain yang berada di wilayah Garut.

Korban ini dilempar ke laut, tapi jenazahnya kembali ke pantai dan ditemukan warga, lalu dikubur secara layak.

Incar Korban TKW

Fakta baru pelaku pembunuhan berantai di Bekasi, Jawa Barat ternyata menyasar para tenaga kerja wanita atau TKW untuk menjadi korban.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan, dua korban kekejian para tersangka di Cianjur, Jawa Barat, merupakan TKW.

Informasi itu didapatkan setelah Polda Metro Jaya menyelidiki dan mendalami keterangan dari para tersangka yakni Wowon Erawan, Solihin, dan Muhammad Dede Solehudin.

Sebelum meracuni keluarga sendiri, para tersangka sebelumnya telah melakukan pembunuhan.

Para tersangka merupakan penipu dengan kedok menggandakan harga dengan kekuatan supranatural.

Saat para korban menagih harta yang hendak digandakan, para tersangka membunuh para korban.

Biasanya, kata Hengki, para korban yang disasar para pelaku ialah TKW.

Polisi juga berhasil membongkar kasus keracunan satu keluarga di Bantargebang, Bekasi berangkat dari kesaksian dua orang TKW yang berhasil lolos menjadi korban pembunuhan.

"Untuk sementara, yang kami temukan ada dua orang TKW. Kami dapat info ada pembunuhan sebelumnya itu tadi malam, tadi pagi kami datang ke Cianjur untuk buktikan ada korban yang dikubur di rumah tersangka," ungkap Hengki saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (19/1/2022).

Motif pembunuhan di Cianjur dan Garut adalah untuk menguasai harta korban.

Para tersangka menipu korban agar memberikan hartanya dengan iming-iming memberi kesuksesan dan kekayaan dengan kemampuan supranatural.

Para korban umumnya ialah TKW. Mereka ditipu beragam mulai dari Rp180 juta hingga Rp250 juta.

Setelah tipu dayanya berhasil dan korban menagih janji tersangka, para korban selanjutnya dilenyapkan.

Berdasarkan penyelidikan, para korban dibunuh dengan cara dicekik menggunakan kain.

Ada juga korban yang dibunuh menggunakan pestisida dan racun tikus. Beberapa aksi pembunuhan dengan racun tikus dilakukan ketika para tersangka membunuh keluarga mereka sendiri.

Motif pembunuhan tersebut lantaran para anggota keluarga itu dianggap berbahaya lantaran mengetahui aksi kejahatan para pelaku.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

(Tribunlampung.co.id)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved