Liputan Khusus

Hadirnya Superblok Way Halim Tandai Iklim Investasi di Bandar Lampung Baik

Pengamat Ekonomi dari CURS Erwin Octavianto menilai hadirnya Superblok di Way Halim Bandar Lampung merupakan kabar baik.

Penulis: kiki adipratama | Editor: Indra Simanjuntak
ISTIMEWA / Tribunnews
Ilustrasi. Superblok apartemen hijau Podomoro Depok. Investor lokal dikabarkan akan membangun Superblok di kawasan Way Halim Bandar Lampung seluas 20 hektar. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Pengamat Ekonomi dari CURS Erwin Octavianto menilai hadirnya Superblok di Way Halim Bandar Lampung merupakan kabar baik.

Diketahui, investor lokal dikabarkan akan membangun Superblok di kawasan Way Halim Bandar Lampung.

Superblok di kawasan Way Halim Bandar Lampung dikabarkan akan berdiri di atas lahan seluas 20 hektare.

Informasi yang diterima Tribunlampung.co.id, Superblok di Way Halim Bandar Lampung terbagi dalam dua kawasan.

Pengamat Ekonomi dari CURS Erwin Octavianto menjelaskan, investasi-investasi baru di bidang perdagangan dan jasa merupakan kabar baik bagi masyarakat Bandar Lampung.

Baca juga: 2 Superblok Bakal Berdiri di Way Halim, Ada Apartemen, Mall sampai Rumah Sakit

Hal ini menandakan iklim investasi yang ada sudah semakin bagus.

Kota Bandar Lampung sendiri memiliki trademark dan juga visi rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) untuk menjadi kawasan perdagangan dan jasa di skala regional.

Kondisi perkembangannya saat ini juga cukup baik.

Pernah juga kami melakukan kajian ekonomi regional di 2015, menganalisa terkait dengan potensi, peluang investasi, hingga kegiatan-kegiatan perekonomian di Kota Bandar Lampung.

Terkait kawasan perdagangan dan jasa memang harus dilihatnya masing-masing.

Jika dari aspek perdagangan tentu ada output yang diperdagangkan yang kemudian berdampak pada ekonomi masyarakat.

Kalau dari aspek jasa tentu ada jasa yang ditawarkan yang juga turut memberikan dampak pada kondisi perekonomian.

Sektor perdagangan dan jasa itu sendiri menjadi salah satu pilar di PDRB Kota Bandar Lampung.

Sebagai pilar tentu ini menjadi penting, karena naik turunnya pembangunan yang berdampak pada kedua sektor tersebut, diharapkan mampu menopang atau mendorong perekonomian di Kota Bandar Lampung.

Kalau kita lihat dari investasi yang ada saat ini banyaknya di bidang ritel dan perkembangan pusat perbelanjaan modern.

Bahkan Central Plaza juga kabarnya akan ada kepemilikan baru yang bakal dikembangkan lagi menjadi kegiatan perdagangan skala modern. Sementara kita melihat ada juga pusat perbelanjaan yang sudah tutup.

Hal itu bisa jadi karena efek dari kondisi pandemi Covid-19 dan efek munculnya mall yang lebih modern.

Belum lagi saat ini masyarakat memiliki kecenderungan untuk berbelanja secara online dibandingkan datang langsung.

Terlebih bisa mendapat harga yang lebih murah dengan kondisi barang yang sama.

Di lihat sisi lainnya, keberadaan festival kuliner turut menghadirkan warna tersendiri yang mempunyai pasar tak kalah ramai.

Termasuk adanya festival UMKM yang dihadirkan di Kota Bandar Lampung.

Baca juga: Superblok di Kawasan Way Halim Bandar Lampung Akan Berdiri di Lahan Seluas 20 Hektare

Ini memberikan sebuah kesempatan bagi pelaku usaha untuk bersaing di tengah masifnya kehadiran ritel dan mall modern di luar kemudahan belanja secara online.

Namun satu hal yang belum tergantikan adalah keberadaan pasar tradisional yang tetap memiliki magnet tersendiri karena belum banyak yang bisa tergantikan secara online.

Apalagi yang dijual memang tidak dalam bentuk ritel atau partai besar, tapi lebih ke skala kecil atau UMKM.

(Tribunlampung.co.id)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved