Berita Lampung
Kisah Nenek Hamidiati di Natar Lampung Selatan, Dapat Rp 25 Ribu Sehari dari Sampah
Rasa gatal dan sesak napas seringkali dirasakan Hamidiati tatkala sedang mengumpulkan barang-barang bekas yang bernilai ekonomi.
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dengan pendapatannya yang minim tersebut, Hamidiati harus pintar-pintar menggunakan uangnya.
Ditambah lagi, Hamidiati sudah hampir satu tahun tidak lagi menerima bantuan dari pemerintah desa.
Hamidiati tidak mengetahui penyebabnya.
Kali terakhir kali mendapat bantuan, Hamidiati dipaksa membelanjakan uang ke pemerintah desa.
"Iya, waktu itu sempat dapat. Tapi sudah setahun ini sudah nggak dapat bantuan lagi. Terakhir dapat bantuan jumlahnya Rp 600 ribu kalau tidak salah. Nenek juga lupa," katanya.
"Lalu dari uang bantuan Rp 600 ribu itu, dipotong lagi Rp 200 ribu. Kita disuruh belanja ke desa. Iya kita dapat juga sih bantuannya tapi dalam bentuk sembako. Beras, minyak, gula," ucapnya.
Hamidiati berharap bisa mendapatkan bantuan lagi.
Mengingat, ia tinggal sebatang kara.
Anak-anaknya yang sudah lama pergi merantau.
(Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus)
| Prakiraan Cuaca Lampung 16 November 2025, Hujan Merata di Seluruh Wilayah |
|
|---|
| Hanya 7 Menit Sertu Kiki Lumpuhkan Perampok Kasir Alfamart, Uang Rp23 Juta Aman |
|
|---|
| Siswa Sekolah Rakyat Lampung Antusias Dapat Laptop Bantuan Kemensos RI, Bilang Belum Pernah Pegang |
|
|---|
| Dinda Pertama Kali Pakai, Kemensos Distribusikan 16 Ribu Laptop ke Sekolah Rakyat |
|
|---|
| Sekolah Rakyat Terintegrasi 35 Bandar Lampung Masih Tunggu Kedatangan Laptop Bantuan Kemensos RI |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Nenek-Hamidiati-mencari-barang-bekas-di-TPAS-Natar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.