Berita Terkini Nasional

Mahasiswa Tewas Diduga Dianiaya Senior di Surabaya Memar hingga Bibirnya Pecah

Dugaan meninggalnya mahasiswa di Surabaya ini karena dianiaya senior datang dari ayahnya yang meragukan informasi bila anaknya tewas akibat terpeleset

tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq
Ilustrasi garis polisi. Mahasiswa meninggal dunia diduga dianiaya senior di Surabaya, Jawa Timur alami luka memar di sejumlah tubuh hingga bibirnya pecah. 

Tribunlampung.co.id, Surabaya - Seorang mahasiswa meninggal dunia diduga karena dianiaya seniornya terjadi di Politeknik Pelayaran ( Poltekpel ) Surabaya, Jawa Timur.

Dugaan meninggalnya mahasiswa di Surabaya ini karena dianiaya senior datang dari ayahnya yang meragukan informasi bila anaknya tewas akibat terpeleset di kamar mandi.

Sang ayah sanksi dengan kondisi luka dan memar yang ada pada mahasiswa di Surabaya tersebut. Sehingga menduga dianiaya senionya.

Dugaan tersebut bukan tanpa dasar, sebab sebelum meningga sang mahasiswa sering curhat ke neneknya sering mendapat perundungan di tempatnya kuliah.

Lebih lanjut, berikut ini pengakuan sang ayah dari mahasiswa yang meninggal diduga karena dianiaya seniornya.

Baca juga: Polisi Cabut Status Tersangka Mahasiswa UI Hasya, Keluarga Mengapresiasi 

Diketahui, seorang siswa Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, Jawa Timur tewas dianiaya.

Dugaan penganiayaan tersebut datang dari ayah korban, M Yani.

Mulanya, ia mendapatkan kabar, anaknya meninggal pada malam hari.

Yani dikabari oleh seorang dokter di Poltekpel dan saat itu korban berada di RS Sukolilo Surabaya.

"Dapat kabar anak saya meninggal itu jam pukul 22.48. Dikabari dokter W poltekpel, kalau anak saya sudah meninggal ada di rumah sakit Sukolilo Surabaya," ujarnya saat ditemui awak media di halaman Mapolsek Gunung Anyar, Surabaya, Senin (6/2/2023).

Mengutip Suryamalang.com, saat melihat jenazah anaknya, Yani melihat sejumlah luka memar di beberapa bagian tubuh korban.

"Soalnya bibirnya itu bengkak, pecah. terus hidung kanan itu juga bengkak. Dahi kanan kiri memar. Pipi, leher sama dada memar gosong-gosong semua. Terus mulut mengeluarkan darah, gak ada hentinya," tambah Yani.

Melihat kondisi anaknya, Yani menduga MRFA tewas dianiaya.

"Nggak tahu, kalau yunior kan. mungkin sama seniornya dibuat tradisi atau gimanakan. Sering dihajar," katanya.

Baca juga: Mahasiswa UI Ditabrak Purnawirawan Polisi Terlantar, Ojek Online Telepon Ambulans

Yani juga sebelumnya mendapatkan kabar jika anaknya terpeleset di kamar mandi dan menyebabkan kondisi yang fatal dan berujung kematian.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved