Berita Lampung
Puluhan Tahun Lalui Medan Terjal, Warga Lumbok Seminung Idamkan Perbaikan Jalan
Kondisi jalan yang rusak parah ditambah dengan medan terjal sudah menjadi makanan sehari-hari warga kedua pekon di Lumbok Seminung, Lampung Barat.
Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Puluhan tahun sudah warga Pekon Pancurmas dan Ujung Rembun, Kecamatan Lumbok Seminung, Lampung Barat, Lampung berjibaku dengan akses jalan yang sulit.
Kondisi jalan yang rusak parah ditambah dengan medan yang terjal sudah menjadi makanan sehari-hari warga kedua pekon yang berada di Lumbok Seminung, Lampung Barat.
Peratin Pekon Ujung Rembun, Kecamatan Lumbok Seminung, Lampung Barat, Jawadi mengatakan, kondisi akses jalan yang sulit itu sudah terjadi puluhan tahun lamanya.
“Masyarakat kedua pekon ini sudah bertahan cukup lama dengan kondisi jalan yang seperti ini, sudah puluhan tahun,” kata Jawadi, Minggu (12/2/2023).
Menurut Jawadi, akses jalan ini akan semakin sulit jika cuaca di Lampung Barat sedang mengalami musim penghujan.
Baca juga: Hanya 133 Personel, Jumlah Petugas Satpol PP Damkar Pemkab Lampung Barat Belum Ideal
Baca juga: Produksi Kopi Lampung Barat Terancam Menurun, Mukhlis Basri: Perlu Peremajaan
Jika terjadi hal yang tak diinginkan seperti itu, warga kedua pekon tersebut akan berpikir dua kali jika ingin keluar pekon untuk mengoper hasil berkebunnya.
“Akses jalan akan semakin sulit dilalui bila musim penghujan tiba, tentunya bisa berdampak distribusi hasil panen tertunda,” ucap Jawadi.
“Petani baru bisa menjual hasil panennya jika cuaca sudah cerah dan kondisi jalan sudah kembali normal,” terusnya.
Diketahui, kedua pekon ini memiliki hasil perkebunan dan pertanian yang cukup bagus dan melimpah.
Yakni mulai dari hasil panen kopi, kayu manis, cabai, lada, jahe serta beberapa komoditi hasil bumi lainnya.
Kemudian, lanjut Jawadi, tak jarang banyak warga yang sudah menjadi korban kecelakaan saat ingin masuk pekon ataupun keluar pekon.
Namun dalam menghadapi keadaan yang seperti ini, warga setempat pun tidak pasrah, berbagai upaya sudah dilakukan untuk menunjang kelancaran mobilitas warga.
“Jika dibanding beberapa tahun sebelumnya, kondisi jalan ini sudah bisa dibilang sedikit lebih baik karena sudah dipasang paving blok,” kata Jawadi.
“Itu merupakan hasil swadaya dan gotong royong masyarakat sekitar, ya walaupun itu masih jauh dari kata nyaman dilalui,” lanjutnya.
Selain itu, tambah Jawadi, masih banyak warga atau petani yang saat ini masih mengandalkan ojek sebagai transportasi untuk mengangkut hasil panen.
Kondisi itu juga yang menjadi kuluhan warga dan petani tersebut dikarenakan ongkos angkut hasil panen bisa mencapai Rp 1.500 per kilogram.
Sementara itu, salah satu jasa tukang ojek, Narto menilai, tingginya ongkos ojek tersebut sudah sesuai dengan resiko keselamatan.
Selain itu, medan jalan yang dilalui pun begitu ekstrem, sehingga sangat diperlukan keberanian dan kelihaian dalam berkendara.
“Ya kalo ongkosnya segitu menurut kami sudah sangat sesuai dengan resiko yang kami ambil,” ungkap Narto.
“Bisa dilihat sendiri kan ini medan sangat sulit, selain tanjakan dan turunan yang curam, ada juga beberapa spot yang membahayakan pengendara,” pungkasnya.
Besar harapan seluruh warga kedua pekon tersebut agar jalan tersebut menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah.
Paling tidak sedikit pemerintah bisa memberikan kenyamanan agar hasil panen warga sekitar bisa dibawa keluar dan perkembangan ekonomi jadi lancar.
(Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra)
Prakiraan Cuaca Lampung Hari Ini 21 September 2025, Hujan Hampir Merata |
![]() |
---|
BP3MI Lampung Bentuk Desa Migran Aman, Tangkal Calo dan Tekan Kasus PMI Ilegal |
![]() |
---|
BP3MI Lampung Pastikan Lulusan Kelas Migran Vokasi Bekerja Legal di Luar Negeri |
![]() |
---|
SMPN 43 Bandar Lampung Sudah Terima Smart TV , Presiden Prabowo Bagikan ke 330 Ribu Sekolah |
![]() |
---|
Pengamat Sebut Smart TV Bisa Dukung Belajar, Tapi Jangan Terulang Kasus Chromebook |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.