Pemilu 2024

Soal Utang Rp 50 Miliar saat Pilkada, Anies Baswedan: Bukan Uang Sandiaga Uno

Anies Baswedan mengatakan, uang Rp 50 miliar itu adalah bentuk dukungan untuk dirinya dan Sandiaga Uno saat maju Pilkada DKI 2017.

Editor: Indra Simanjuntak
Kompas.com
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat memberi sambutan di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017).  

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Anies Baswedan akhirnya buka suara soal utang Rp 50 miliar yang sempat disinggung Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra sekaligus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.

Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan mengatakan, uang Rp 50 miliar itu adalah bentuk dukungan untuk dirinya dan Sandiaga Uno saat maju Pilkada DKI 2017.

Namun, dukungan itu kemudian dicatat sebagai utang yang harus dibayarkan jika Anies Baswedan dan Sandiaga Uno kalah.

"Jadi begini, pada masa kampanye itu banyak sekali yang melakukan sumbangan. Banyak sekali, ada yang kami tahu, ada yang tidak kami tahu."

"Ada yang memberikan dukungan langsung, apakah relawan, apakah tim," terang Anies dalam YouTube Merry Riana yang videonya tayang Jumat (10/2/2023).

Baca juga: Sandiaga Uno Ungkit Perjanjian 2016 dengan Prabowo, Anies Baswedan Bungkam

Baca juga: Erwin Aksa Ungkap Anies Punya Utang Rp 50 Milliar pada Sandiaga saat Pilkada 2017

"Nah, kemudian ada pinjaman, sebenarnya bukan pinjaman, dukungan, yang pemberi dukungan ini meminta dicatat sebagai utang."

"Lalu kami sampaikan, ini kan dukungan untuk kampanye, sebuah perubahan, untuk kebaikan."

"Bila ini berhasil, maka itu dicatat sebagai dukungan. Bila kita tidak berhasil dalam Pilkada, itu menjadi utang yang harus dikembalikan," urainya.

Anies pun menegaskan uang itu bukan dari Sandiaga Uno, melainkan pihak ketiga.

Kala itu, kata Anies, dalam perjanjian yang dibuat, Sandi adalah penjaminnya.

Karena Anies Baswedan-Sandiaga Uno berhasil terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, maka keduanya tidak memiliki kewajiban membayar utang tersebut.

Utang itu dinyatakan lunas dan dianggap sebagai bentuk dukungan bagi Anies-Sandi memerintah DKI.

"Jadi, itu kan dukungan. Siapa penjaminnya? Yang jadi penjamin Pak Sandi, uangnya bukan dari Pak Sandi."

"Itu ada pihak ketiga yang mendukung, kemudian saya menyatakan, saya ada suratnya, surat pernyataan utang, saya yang tanda tangan."

"Dan di dalam surat itu, saya sampaikan, apabila Pilkada kalah saya dan Pak Sandiaga Uno berjanji mengembalikannya," bebernya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved