Pemilu 2024
Soal Utang Rp 50 Miliar saat Pilkada, Anies Baswedan: Bukan Uang Sandiaga Uno
Anies Baswedan mengatakan, uang Rp 50 miliar itu adalah bentuk dukungan untuk dirinya dan Sandiaga Uno saat maju Pilkada DKI 2017.
Tribunlampung.co.id, Jakarta - Anies Baswedan akhirnya buka suara soal utang Rp 50 miliar yang sempat disinggung Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra sekaligus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan mengatakan, uang Rp 50 miliar itu adalah bentuk dukungan untuk dirinya dan Sandiaga Uno saat maju Pilkada DKI 2017.
Namun, dukungan itu kemudian dicatat sebagai utang yang harus dibayarkan jika Anies Baswedan dan Sandiaga Uno kalah.
"Jadi begini, pada masa kampanye itu banyak sekali yang melakukan sumbangan. Banyak sekali, ada yang kami tahu, ada yang tidak kami tahu."
"Ada yang memberikan dukungan langsung, apakah relawan, apakah tim," terang Anies dalam YouTube Merry Riana yang videonya tayang Jumat (10/2/2023).
Baca juga: Sandiaga Uno Ungkit Perjanjian 2016 dengan Prabowo, Anies Baswedan Bungkam
Baca juga: Erwin Aksa Ungkap Anies Punya Utang Rp 50 Milliar pada Sandiaga saat Pilkada 2017
"Nah, kemudian ada pinjaman, sebenarnya bukan pinjaman, dukungan, yang pemberi dukungan ini meminta dicatat sebagai utang."
"Lalu kami sampaikan, ini kan dukungan untuk kampanye, sebuah perubahan, untuk kebaikan."
"Bila ini berhasil, maka itu dicatat sebagai dukungan. Bila kita tidak berhasil dalam Pilkada, itu menjadi utang yang harus dikembalikan," urainya.
Anies pun menegaskan uang itu bukan dari Sandiaga Uno, melainkan pihak ketiga.
Kala itu, kata Anies, dalam perjanjian yang dibuat, Sandi adalah penjaminnya.
Karena Anies Baswedan-Sandiaga Uno berhasil terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, maka keduanya tidak memiliki kewajiban membayar utang tersebut.
Utang itu dinyatakan lunas dan dianggap sebagai bentuk dukungan bagi Anies-Sandi memerintah DKI.
"Jadi, itu kan dukungan. Siapa penjaminnya? Yang jadi penjamin Pak Sandi, uangnya bukan dari Pak Sandi."
"Itu ada pihak ketiga yang mendukung, kemudian saya menyatakan, saya ada suratnya, surat pernyataan utang, saya yang tanda tangan."
"Dan di dalam surat itu, saya sampaikan, apabila Pilkada kalah saya dan Pak Sandiaga Uno berjanji mengembalikannya," bebernya.
"Apabila kami menang Pilkada, maka ini dinyatakan bukan utang. Itulah yang terjadi, makanya begitu Pilkada selesai, menang selesai," imbuhnya.
Alasan Kenapa Dianggap Lunas Jika Menang
Dalam klarifikasinya, Anies Baswedan ingin menggarisbawahi, mengapa utang tersebut justru tak dibayar ketika ia dan Sandiaga Uno memenangkan Pilkada DKI 2017.
Jika kalah, ujar Anies, ia akan berada di luar pemerintahan.
Hal ini akan membebaskan dirinya dalam mencari uang untuk melunasi utang.
Sementara itu, apabila menang dan masuk dalam pemerintahan, ia menilai utang itu tak perlu dibayar.
Pasalnya, kata Anies, terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta bukan menjadi alasannya untuk mencari uang di pemerintahan.
"Saya ingin garis bawahi di sini, kenapa kalau kalah malah bayar? Kalau kalah maka saya akan berada di luar pemerintahan, maka di situ saya akan cari uang untuk mengembalikan," terangnya.
"Mungkin saya bisnis, mungkin saya usaha apapun, supaya mengembalikan. Saya di luar pemerintahan," ujarnya.
"Kalau saya menang, saya masuk pemerintahan, saya tidak cari uang di pemerintahan untuk membayar itu (utang). Tapi, kalau tidak, saya harus ngumpulin uang buat bayar utang," tegasnya.
Anies menilai, sah-sah saja bagi dirinya mencari uang untuk melunasi utang, jika berada di luar pemerintahan.
Namun, karena dirinya berhasil memenangi Pilkada DKI 2017, maka utang itu dianggap sebagai bentuk dukungan untuk Jakarta yang lebih baik.
Baca juga: Djarot Saiful Hidayat Bak-blakan Sindir Kinerja Anies saat Jadi Gubernur DKI
Baca juga: PKB Tunggu Perkembangan, PKS Putuskan Usung Anies Baswedan Capres 2024
"Bukankah ini yang menjebak kita selama ini, dengan segala macam praktik-praktik fund rising, untuk apa? Untuk biaya Pilkada."
"Kemarin sebaliknya, bila kalah, saya di luar pemerintahan, sah dong cari uang. Sah dong punya usaha,"
"Tapi, begitu menang, saya di pemerintahan, malah tidak usah. Justru itulah dukungan Anda untuk Jakarta yang lebih baik," tandasnya.
Merasa Aneh Bicara soal Utang yang Sudah Selesai
Anies Baswedan menegaskan ia mengklarifikasi soal utang piutang Rp50 miliar karena sebelumnya telah disinggung terlebih dulu.
Anies pun merasa tak masalah jika dokumen perjanjian utang untuk Pilkada DKI 2017 itu harus ditunjukkan, apabila diperlukan.
"Cuma itu ada perjanjian, karena ada seseorang yang mengungkap, ya sekarang kita ceritakan. Ada dokumennya."
"Jadi memang suatu saat perlu dilihat, boleh saja, wong tidak ada sesuatu yang luar biasa di situ. Jadi tidak ada sebuah utang yang hari ini harus dilunasi."
"Nggak ada, karena ketika Pilkadanya selesai, (utang) selesai," tegasnya.
Karena itu, Anies merasa aneh membicarakan utang yang sebenarnya sudah selesai sejak enam tahun lalu.
"Menjadi aneh ketika kita sekarang bicarakan soal ada utang yang belum selesai. Sudah selesai, karena perjanjiannya begitu," pungkasnya.
Seperti diketahui, kabar soal utang Anies Baswedan ini pertama kali diungkapkah oleh Wakil Ketua Umum Golkar, Erwin Aksa, pada siniar Akbar Faizal Uncensored yang tayang Sabtu (4/2/2023), dikutip Tribunnews.com.
Dalam pernyataannya, Aksa mengatakan uang Rp50 miliar diberikan Sandiaga Uno kepada Anies untuk keperluan logistik Pilkada DKI 2017.
"Intinya kalau tidak salah itu perjanjian utang piutang barangkali. Ya pasti yang punya duit memberi utang pada yang tidak punya duit," ungkapnya.
"Kira-kira begitu, ini yang punya likuiditas itu Pak Sandi, kemudian memberi pinjaman pada Pak Anies."
"Pada waktu itu putaran pertama, lagi tertatih-tatih juga kan. Kira-kira begitu, itu yang saya lihat, ada di Pak Rikrik itu. Nilainya apa ya, Rp50 miliar barangkali," sambungnya.
Ketika ditanya Akbar Faizal, apakah Anies Baswedan sudah melunasi utangnya pada Sandi, Erwin Aksa meragukannya.
"Saya kira belum barangkali ya," jawabnya.
Sandiaga Uno Tak Ingin Lagi Bahas Utang Rp 50 Miliar
Sandiaga Uno memutuskan ingin menutup pembicaraan soal Anies Baswedan yang disebut berutang padanya sebesar Rp50 miliar saat Pilkada DKI 2017.
Menurutnya, hal tersebut diputuskan setelah dirinya salat istikharah dan berkonsultasi dengan pihak keluarganya mengenai utang piutang tersebut.
"Ya setelah saya salat istikharah menimbang konsultasi dengan keluarga, saya tak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini. Dari saya cukup sekian," ujar Sandiaga Uno seusai menghadiri acara satu abad Nahdlatul Ulama (NU) di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).
Sandiaga menyatakan kini hanya ingin fokus menatap kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
"Saya ingin fokus menatap masa depan kontestasi demokrasi tinggal sebentar lagi, mari tatap masa depan dengan rasa suka cita gembira dan rasa persatuan," katanya.
Lebih lanjut, Sandiaga Uno memastikan persoalan ini tidak akan membuat hubungan baiknya dengan Anies Baswedan menjadi renggang.
"Kami bersahabat dan sebagai sahabat yang sekarang tugasnya saya di Kementerian fokus saya pada tugas saya untuk membangkitkan ekonomi," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
(Tribunlampung.co.id)
Susunan Komisi DPR RI dari Dapil Lampung |
![]() |
---|
Daftar Harta Kekayaan Anggota DPR RI Dapil Lampung, Kader PKB Paling Kaya |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Ahmad Junaidi Auly, Anggota DPR RI Dapil 1 Lampung |
![]() |
---|
Daftar Harta Kekayaan Ahmad Muzani, Anggota DPR RI Dapil 1 Lampung |
![]() |
---|
Daftar Harta Kekayaan Hanan A Rozak, Anggota DPR RI Dapil Lampung 2 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.