Berita Lampung

Bawang Merah di Lampung Tengah Turun Drastis, Minyakita Masih Langka

Per 16 Februari 2023 bawang merah di Pasar Punggur, Lampung Tengah, Lampung turun drastis.

Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: muhammadazhim
Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq
Pedagang di Pasar Punggur, Lampung Tengah memiliki stok minyakita, namun harga jual sudah di atas HET, Kamis (16/2/2023). 

Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah - Per 16 Februari 2023 bawang merah di Pasar Punggur, Lampung Tengah, Lampung turun drastis.

Penurunan harga tersebut karena pasokan bawang merah untuk ke Lampung Tengah, Lampung mulai banyak.
Kamti selaku pedagang sembako di Pasar Punggur, Lampung Tengah, Lampung mengatakan, kemarin bawang merah dijual dengan harga Rp 38 ribu.
Harga tersebut merupakan harga tertinggi bawang merah pada awal tahun 2023.
"Sekarang harga bawang merah turun Rp 6 ribu menjadi Rp 32 ribu," kata Kamti kepada Tribunlampung.co.id, Kamis (16/2/2023).
Kamti mengatakan, dirinya mendapat stok bawang merah dari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Maka, soal harga jelas ditentukan dari hasil panen dan distribusi agen.
Kalau kondisinya sedang musim panen, harganya turun.
"Tapi saat stok dari agen langka, harganya pasti melambung," katanya.
Dengan kondisi naik turunnya harga yang tidak bisa diprediksi itu, Kamti dan pedagang lain cenderung waspada dalam stocking barang dagangan.
Sebab, fluktuasi harga yang terjadi setiap hari dapat mempengaruhi pembeli.
Kalau stok banyak, lalu besoknya naik, pembeli sepi.
Kalau pembeli sepi, barang dagangan bisa kering/tidak layak jual.
"Lebih aman stok bawang merah minimal 5 kg untuk antisipasi fluktuasi harga," katanya.
Di toko lain, minyakkita di pasar Punggur Lampung Tengah, Lampung hingga Februari 2023 masih langka.
Dengan keadaan langka, para pedagang di Lampung Tengah, Lampung masih menjual minyakkita di atas Harga Eceran Tertinggi atau HET.
Supi selaku pedagang sembako di pasar Punggur, Lampung Tengah, Lampung menjual minyakkita dengan selisih harga Rp 4.000 dari HET.
Harga tersebut untuk produk minyak kita kemasan 2 liter.
Menurut Supi, untuk mendapatkan untung, dirinya hanya bisa menjual minyak kita dengan harga d iatas HET.
Sebab, dirinya mengambil stok dari pemasok dengan harga yang sudah di atas HET.
"Kemasan 2 liter kita jual Rp 32 ribu dari harga HET Rp 28 ribu," katanya kepada Tribunlampung.co.id.
Menurut Supi, harga serupa juga diterapkan untuk minyakkita kemasan 1 liter.
Minyakkita kemasan 1 liter dari HET Rp 14 ribu, dijual dengan selisih harga Rp 1-2 ribu.
"Di tangan pedagang, minyak kita kemasa botol 1 liter dijual ke masyarakat seharga Rp 15-16 ribu," kata Supi.
Dirinya mengatakan, menjelang Ramadan, diharap ada kestabilan harga dan stok barang.
Karena pedagang akan kerepotan kalau barang langka, atau harga tinggi.
"Imbasnya, selain sepi pembeli, juga pendapatan pedagang berkurang," tutupnya.
 
 
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved