Berita Lampung

Jembatan Peninggalan Jepang di Lampung Selatan Runtuh, Dilalui Truk Pasir 15 Ton

Truk pasir yang melewati jembatan buatan Jepang di  Lampung Selatan itu beratnya sekitar 15 ton hingga jembatan runtuh.

Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus
Truk muatan pasir terperosok ke sungai setelah jembatan peninggalan Jepang yang dilewati di Lampung Selatan runtuh. 

Pengguna jalan atau masyarakat harus melintasi jalan kota baru, lalu melewati jalan di dari Desa Komndo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, kurang lebih 10-15 km atau diperkirakan sekitar setengah jam.

Menurut seorang warga bernama Bakri, jembatan yang menghubungkan dua kabupaten itu belum pernah tersentuh perbaikan hingga saat ini.

"Jembatan dengan panjang 12 meter dan lebar 5 meter itu kondisinya sangat menghawatirkan bagi pengguna jalan. Bahkan bengunannya sudah miring akibat bagian sayap dan pondasi bangunan sudah ambrol," kata Bakri, Minggu (19/2/2023).

Diceritakannya, jembatan itu dibangun pada tahun 1970 oleh perusahaan PT Mit Segora, dulu yang punya Jepang.

Mit Segora itu pergi dari lokasi ini pada tahun 1984, Karena HGU nya habis dan bangkrut.

Jadi Jembatan itu peninggalan orang Jepang diwaktu PT Mit Segora miliknya masih beroperasi.

"Waktu itu orang Jepang mengontrak lahan untuk dibuat pabrik dan ditanami Singkong,Jagung dan Surgum," katanya.

Karena HGUnya antau masa kontraknya habis dan Pailit akhirnya pemilik PT yang diketahui bangsa Jepang itu minggalkan Indonesia pada tahun 1984.

Jadi Jembatan itu dibangun oleh mereka pada tahun 1970 an.

Artinya, jembatan tersebut adalah peninggalan orang Jepang disaat masih mengelola perusahaan di kawasan itu.

Kepala Desa Purwotani Kecamatan Jatiagung Sutrisno mengatakan peristiwa ambrolnya jembatan tersebut terjadi pada siang hari kemarin.

"Beruntung tidak ada korban jiwa, karena pada saat kejadian ada kendaraan melintas tiba-tiba jembatan ambrol," kata Sutrisno, Minggu (19/2/2023)

Akibat peristiwa tersebut, Sutrisno berharap kepada pemerintah daerah maupun provinsi agar segera memperbaiki Jembatan.

Putusnya jembatan yang menjadi akses satu-satunya warga dari dua Desa dua Kabupaten itu tidak bisa dilintasi kendaraan roda empat maupun dua.

Bahkan, warga yang berjalan kaki pun harus memutar arah hingga beberapa kilometer.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved