Berita Terkini Nasional

Peluncuran Buku Merah Kirayu dan Talkshow Tantangan Kartun Masa Kini di Palmerah, Yuk!

Kompas Gramedia kembali hadir menggelar acara Palmerah yang rutin diadakan sepekan sekali ini kembali membawa misi untuk ruang bertemu komunitas

Editor: taryono
Dok Kompas Gramedia
Palmerah, Yuk turut menghadirkan talkshow yang memberikan banyak manfaat serta pengetahuan kepada para pengunjung, pasar Jumat, hingga peluncuran buku Merah Kirayu dan talkshow Tantangan Kartun Mas Kini. 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Kompas Gramedia kembali hadir menggelar acara Palmerah, Yuk!, acara yang rutin diadakan sepekan sekali ini kembali membawa misi untuk ruang bertemu komunitas Kompas Gramedia.

Palmerah, Yuk! turut menghadirkan talkshow yang memberikan banyak manfaat serta pengetahuan kepada para pengunjung, pasar Jumat, hingga peluncuran buku Merah Kirayu dan talkshow Tantangan Kartun Mas Kini.

Pada gelaran ketiga pekan ini, Palmerah, Yuk! menghadirkan narasumber yang kredibel di bidangnya.

Beragam narasumber berkesempatan sharing di Bincang Pagi dan Bincang Sore.

Bincang Pagi diisi oleh pembicara Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo, Novelis Ayu Utami, dan Founder VISI LAW OFFICE Donal Fariz dengan tema “Peluncuran Buku Merah Kirayu Karya Budhi Kurniawan”. Pada Bincang Pagi yang digelar pada pukul 10.00 - 11.30 WIB ini dimoderatori oleh Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman.

Selain itu, Bincang Sore dengan tema “Tantangan Kartun Mas Kini” ini diisi oleh Kartunis Kartun Editorial “Timun” Rahmat Riyadi, Penulis Seno Gumira Ajidarma, dan Kartunis Muhammad “Mice” Misrad pada pukul 15.00 - 16.00 WIB yang dipandu oleh Litbang Kompas Arita N.

Kolaborasi yang dihadirkan dalam Palmerah, Yuk! adalah wujud pengimplementasian semangat gotong-royong dalam menciptakan kebersamaan di Palmerah.

Buku Merah Kirayu merupakan buku novel bernuansa politik pertama yang ditulis oleh Budhi Kurniawan.

Peluncuran buku Merah Kirayu juga dimeriahkan oleh kehadiran para sahabat, yakni Lesbumi, NUJU, dan Sanggar Seni Trotoar.

Kedua komunitas kesenian dan kebudayaan dari Jakarta Utara membawakan beberapa judul puisi serta lagu untuk mengenang dan meneruskan perjuangan Budhi Kurniawan.

Istri Budhi Kurniawan menyampaikan bahwa Buku Merah Kirayu merupakan novel pertama yang Budhi tulis dan diterbitkan lima bulan setelah kepergian almarhum.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun beliau sudah tiada, namun karyanya abadi dan dapat terus dikenang.

Budiman Tanuredjo mengungkapkan bahwa baginya Budhi adalah jurnalis yang totalitas dalam berekspresi.

Baginya, Buku Merah Kirayu terdengar ear-catching karena Budhi menulis buku ini dengan gaya bahasanya sendiri dan ingin menjadi seorang penulis yang mandiri untuk memperjuangkan kegelisahannya.

“Budhi adalah salah satu jurnalis yang jarang karena ide-idenya dan tulisan-tulisannya selalu ada yang mau diperjuangkan. la akan memberikan rohnya, sehingga jurnalisme tidak kosong. Jurnalisme tidak hanya sekadar tulisan, tetapi ada sesuatu yang ingin ia perjuangkan,” ujar Budiman Tanuredjo dalam sesi diskusi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved