Berita Lampung

Butuh Waktu 5 Jam, Dokter RSUDAM Sukses Pisahkan Bayi Kembar Siam Afifah dan Aliyah Asal Lampura

Tim dokter RSUDAM bersama tim RSUD Dr Soetomo sukses melakukan pemisahan bayi kembar siam berusia 13 bulan asal Lampung Utara.

|
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Teguh Prasetyo
tribunlampung/bayu saputra
Orangtua dari bayi kembar siam Afifah dan Aliyah, Muslim (33) dan Mutiani (33) warga Karang Sari, Kecamatan Muara Sungkai, Lampung Utara saat diwawancarai awak media di depan Ruang PICU RSUDAM, Bandar Lampung, Kamis (16/3/2023). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) bersama tim RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, sukses melakukan pemisahan bayi kembar siam berusia 13 bulan asal Lampung Utara.

Bayi kembar siam tersebut merupakan buah hati dari pasangan suami istri (pasutri) Muslim (33) dan Mutiani (33), warga Karang Sari, Kecamatan Muara Sungkai, Lampung Utara.

Kedua anak tersebut bernama Afifah dan Aliyah, keduanya pascaoperasi pemisahan dalam keadaan sehat walafiat.

Mutiani, ibu dari bayi kembar siam mengatakan, bersyukur karena buah hati ketiganya telah dilakukan pemisahan dan selamat.

"Alhamdulillah anak kembar kami ini sekarang sudah terpisah dengan kondisinya stabil. Kami sekeluarga mengucapkan terimakasih banyak kepada RSUD Abdul Moeloek yang telah merawat anak kami sampai dengan terpisahkan ," kata Mutiani saat diwawancarai di depan ruang ICU RSUDAM, Kamis (16/3/2023).

Baca juga: 70 Dokter Dikerahkan untuk Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam di Lampung

Ia mengatakan, dulu setiap bulannya dirinya harus mengontrol anak kembarnya selama kehamilan.

"Kami selalu nurut saja saat kontrol kehamilan setiap bulannya dan belum diberitahu kalau anak ketiga saya ini kembar," ujar Mutiani.

"Saya diberitahukan anak kembar dempet saat operasi oleh dr Dedi dari Rumah Sakit Asy Syifa Medika Tulangbawang Barat," imbuhnya.

Dokter Dedi yang merawat dari hamil hingga melahirkan dan selanjutnya dirujuk ke RSUDAM.

Saat ditanya apakah ada kesulitan dalam proses kehamilan hingga kelahiran bayi kembar siam, ia mengaku tidak ada kesulitan.

"Pada saat hamil memang saya sakit-sakitan, tidak mau makan dan minum. Tapi kondisi bayi normal dan kami semuanya sehat," tutur perempuan 33 tahun ini.

"Jadi dari lahir sampai 13 bulan ini, anak saya dirawat di RSUDAM dan alhamdulillah anak saya nggak rewel dan tidak panas," tambahnya.

Menurutnya, anak kembarnya tidak minum ASI tapi minum susu formula.

Ia bercerita, sebelum memiliki anak kembar, ia sudah memiliki dua anak yakni anak pertama laki-laki berusia 17 tahun dan anak kedua perempuan berusia 7 tahun.

"Kami sangat berterimakasih kepada dokter di RS Abdul Moeloek yang sudah melakukan operasi anak kembar kami dan terima kasih banyak pada Dokter Billy Rosan yang sudah mengasuh anak kami dari bayi," kata Mutiani.

"Alhamdulillah, apalagi pekerjaan suami saya sebagai supir. Makanya kami sangat bersyukur anak kembar kami bisa dioperasi," tambahnya.

Baca juga: Besok, RSUDAM Perdana Lakukan Pemisahan Bayi Kembar Siam Afifah dan Aliyah Asal Lampung Utara

Butuh Waktu 5 Jam

Sementara Ketua Tim Bedah Kembar Siam RSUDAM dr Billy Rosan mengatakan, pasien atau bayi kembar siam ini masuk ruang operasi, Rabu (15/3/2023) kemarin, pukul 07.00 WIB.

"Tetapi kami melakukan persiapan untuk operasi dan memakan waktu cukup lama. Kalau dimulainya operasi pukul 11.00 WIB, kami mulai melakukan irisan kulit pada bayi," kata dr Billy.

Ia mengatakan, kulit bayi dilakukan irisan pertama kali pada pukul 11.15 WIB.

"Kami langsung target karena itu adalah dempet liver (hati) dan tulang dada bagian bawah," kata dr Billy.

Sehingga menruutnya, para dokter langsung melakukan pemisahan liver yang dilakukan oleh tim bedah anak RSUDAM.

"Kami melakukan pemisahan liver dengan didampingi dokter dari RSUD Dr Soetomo. Durasinya sekitar 1,5 jam sampai dua jam, tanpa ada kesulitan," ujarnya.

Tim bedah torak setelah itu melakukan pemisahan tulang dada bagian bawah dengan memakan waktu satu jam.

Sehingga bila ditotalkan ada durasinya selama 3,5 jam itu untuk memisahkan liver dan tulang dada.

Setelah itu bayi sudah terpisah dan dilakukan penutupan dinding dada dan perut.

Menurutnya, operasi pemisahan dilakukan di dua kamar operasi terpisah dan ini memakan waktu hampir dua jam lamanya.

"Jadi total mulai dengan pengirisan sampai penutupan dinding dada dan perut mencapai 4,5 sampai 5 jam," tambah dr Billy Rosan.

Tim dokter pun selesai melakukan operasi sekitar pukul 16.00 WIB, dan kemudian pihaknya menjaga kondisi bayi agar tetap stabil.

Ia mengatakan, bayi pun langsung ditaruh di fasilitas PICU (pediatric intensif unit).

"Secara umum tadi pagi sudah dilakukan pemeriksaan dengan kondisinya stabil, membaik," kata dr Billy.

"Kami fokus melakukan pengawasan empat hari, setelah itu baru bisa dipindah keruangan. Karena bisa terjadi hal-hal yang tidak terduga, sehingga pemantauan akan dilakukan perjam dengan harapannya agar tetap stabil," sambungnya.

Tim dokter sendiri telah berusaha sebaik mungkin agar bayi Afifah dan Aliyah bisa hidup sewajarnya sesuai yang diharapkan keluarga.

"Kami sudah berkolaborasi secara nasional, ke depan akan bisa mandiri," kata dr Billy.

Ia mengatakan, sebetulnya yang tersulit saat melakukan operasi adalah saat melakukan pemisahan dempet liver .

Karena risiko pendarahan tinggi dan disitu banyak organ lain yang bersinggungan, akibat tulang dadanyanya tidak kurang dari 5 cm saja.

"Kalau jantung terpisah hanya selaput jantung yang masih menyatu dan mudah dipisahkan," kata dr Billy.

Baca juga: Verrell Bramasta Bahas Program Hamil Anak Kembar dengan Ibu Natasha Wilona

Kondisi Stabil

Ditambahkan dokter Imam Gozali bagian bagian Anastesi RSUDAM mengatakan, hari ini bayi kembar siam Afifah dan Aliyah dalam kondisi stabil .

Ia mengatakan, kondisi bayi dalam 48 jam ini bisa menjadi krusial, namun ini terpantau dengan baik. 

"Saat ini sudah 24 jam dan akan kami pantau terus perkembangannya pemeliharaan pasca operasi ini. Dan ini yang jadi sangat penting," kata dr Imam Gozali.

"Karena bayi sudah mulai bergerak dan sudah mulai melakukan sapih menggunakan alat ventilator, kompensasi tubuh sudah mulai beradaptasi, dan kami tetap jaga psikologi anak," kata Imam.

Sementara Dokter Faisol, Spesialis Bedah Anak mengatakan, proses rangkaian tetap berjalan dan pihaknya akan tetap memantau pasien tersebut.

"Pasien ini dipersiapkan untuk menyambut HUT Provinsi Lampung ke-59 tahun dan semoga ini menjadi hadiah terbaik untuk provinsi yang kami cintai ini," imbuhnya.

"Semoga kedepannya RSUDAM bisa mandiri melakukan operasi pemisahan kembar siam selanjutnya dan semoga bayi ini bisa pulang dalam kondisi sehat," pungkas Faizol.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved