Berita Lampung

BPBD Pesisir Barat Imbau Nelayan Tak Melaut Selama Gelombang Tinggi

BPBD mengimbau nelayan tak melaut selama gelombang tinggi yang terjadi di wilayah Pesisir Barat, Lampung, 

Penulis: saidal arif | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Saidal Arif
Ilustrasi gelombang tinggi. BPBD Pesisir Barat imbau nelayan tak melaut selama gelombang tinggi. 

Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Pemkab Pesisir Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengimbau agar masyarakat dan nelayan waspada potensi gelombang tinggi yang terjadi di wilayah Pesisir Barat, Lampung

Hal tersebut disampaikan oleh Plh Kepala BPBD Pesisir Barat, Hermansyah menyusul adanya peringatan dari Badan Meteorologi Maritim Geofisika (BMKG).

"Berdasarkan informasi dari BMKG di perkirakan gelombang tinggi yang terjadi 4 hingga 6 meter di Perairan Samudera Hindia Barat Lampung," jelasnya, Selasa (11/7/2023).

Gelombang tinggi ini kata dia, diperkirakan bakal terjadi sampai 14 Juli 2023.

Untuk itu ia mengimbau agar para nelayan tidak melaut selama gelombang tinggi yang terjadi.

Hal tersebut guna menghindari kejadian yang tidak di inginkan.

Jika memang terpaksa melaut lanjutnya, ia mengimbau agar nelayan memperhatikan cuaca sebelum pergi mencari ikan.

"Kita juga mengimbau agar para nelayan saat mencari ikan selalu menggunakan pelampung," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Barat mencatat akibat cuaca ekstrem yang terjadi sepanjang Januari hingga 11 Juli 2023 perairan Pesisir Barat telah menelan lima korban jiwa.

Plh Kepala BPBD Pesisir Barat, Hermasyah mengatakan, hingga bulan Juli 2023  sebanyak 26 cuaca ekstrem yang telah terjadi.

" Dari 26 cuaca ekstrem yang terjadi itu telah memakan lima korban jiwa," ungkapnya, Selasa (11/7/2023).

Dikatakannya, lima korban jiwa tersebut semuanya tenggelam di perairan Pesisir Barat.

Empat diantaranya berprofesi sebagai nelayan dan satu korban merupakan pengunjung atau Mahasiswa Itera yang tenggelam beberapa waktu lalu.

Bahkan, dua diantara korban yang tenggelam di perairan Pesisir Barat itu hingga hingga saat ini jasadnya belum ditemukan.

" Dua nelayan yang tenggelam sekitar bulan Januari yang lalu sampai saat ini belum juga ditemukan, hanya perahunya saja yang ditemukan di Cilacap,Jawa Tengah," bebernya.

Sedangkan, pada tahun 2022 yang lalu ada 10 korban jiwa akibat cuaca ekstrem yang terjadi.

Tujuh diantaranya disebabkan tenggelam saat mencari ikan di perairan Pesisir Barat.

Sedangkan, tiga korban jiwa lainnya diakibatkan oleh bencana tanah longsor.

Sementara itu, dua nelayan yang sempa tenggelam dan dinyatakan hilang ditemukan dalam keadaan selamat.

" Kalau tahun 2022 ada 10 korban jiwa dan dua orang nelayan yang sempat dinyatakan hilang ditemukan selamat karena diselamatkan oleh kapal tongkang yang sedang melintas di tengah samudra," ucapnya.

(Tribunlampung.co.id/ Saidal Arif)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved