Siswa Baru di Lampung Mengantuk Hingga Menangis Saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Sekolah jenjang SD, SMP hingga jenjang SMA saat ini mulai menggelar masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). 

Menariknya, peserta MPLS SD berdasarkan keterangan dari dewan guru, ada yang mengantuk hingga menangis di awal MPLS.

Kusrina, Kepala SDN 2 Rawa Laut, Bandar Lampung, Lampung mengakui bahwa ada beberapa siswa baru yang mengantuk hingga menangis saat mengikuti MPLS.

"Jadi peserta MPLS banyak siswa yang mengantuk dan menangis pada hari pertama masuk sekolah," kata Kepala SDN 2 Rawa Laut, Bandar Lampung, Lampung Kusrina saat diwawancarai Tribun Lampung, Selasa (18/7/2023). 

Ia mengatakan, pihaknya memaklumkan adanya siswa yang mengantuk hingga menangis. 

"Karena mereka itu masih masa pengenalan sekolah dan kami memakluminya," kata Kusrina, yang juga merangkap Kepala SDN 3 Rawa Laut, Bandar Lampung, Lampung.

Ia mengatakan, pihaknya pada tahun ajaran baru 2023 ini menerima 138 orang dibagi empat kelas. 

"Sementara SDN 3 Rawa Laut akan menerima 67 siswa atau dua kelas," kata Kusrina. 

Ia mengatakan, di masa MPLS, seluruh dewan guru memperkenalkan diri kepada para siswa. 

"Kami juga memperkenalkan kepada siswa mengenai ruang kelas, kamar kecil, ruang UKS hingga kantin," kata Kusrina. 

Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD se-Bandar Lampung ini mengatakan, jumlah SD di Bandar Lampung, Lampung baik SD negeri ataupun swasta totalnya ada 241 sekolah.

"Kepada para guru dari 241 sekolah tersebut diharapkan untuk memberikan materi MPLS atau pengenalan mulai dari nama kepala sekolah, guru, dan termasuk lingkungan sekolah," kata Kusrina. 

Kepala SDN 1 Sukarame Rupiana mengatakan, pihaknya menerima 112 siswa pada tahun ajaran baru 2023.

"Peserta MPLS pada hari pertama sangat antusias mengikuti semua kegiatan," kata Rupiana. 

Menurut Rupiana, peserta MPLS yang mengantuk dan menangis itu hal yang biasa. 

"Karena peserta mengenal lingkungan dan memahami orang baru di hadapannya," kata Rupiana.

(Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra)