Berita Lampung
Keluarga Rasakan Kejanggalan, Jenazah Siswa SPN Kemiling Akan Diautopsi di Medan
Ia mengatakan, Polda Lampung tidak melakukan autopsi dan akhirnya keluarga besar sepakat jenazah tetap akan diautopsi.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: taryono
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Keluarga APT, siswa Pendidikan Pembentukan Bintara Sekolah Polisi Negara (Diktuba SPN) Kemiling, merasakan ada kejanggalan atas meninggalnya siswa bintara (seba) tersebut.
Ifon, ayah APT siswa Diktuba SPN Kemiling saat dihubungi via chat whatsapp, Rabu (16/6/2023) mengatakan, anaknya meninggal tidak masuk akal.
"Kami bukan menolak autopsi di Lampung, tetapi kepergian anak kami ini tidak masuk akal," kata Ifon, ayah APT siswa Diktuba SPN Kemiling saat dikonfirmasi, Rabu (16/8/2023) malam.
Ia mengatakan, Polda Lampung tidak melakukan autopsi dan akhirnya keluarga besar sepakat jenazah tetap akan diautopsi.
"Kami akan memaksa untuk dilakukan autopsi di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, setelah jenazah sampai di Sumut," kata Ifon.
Ia mengatakan, autopsi dilakukan untuk memperjelas penyebab kematian anaknya.
"Jenazah saat masih dalam perjalanan dan jenazah direncanakan akan dilakukan autopsi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM)," beber Ifon.
Sebelumnya, Ifon, ayah APT dari pihak keluarga mengatakan, pihaknya belum bisa cerita jauh terkait meninggalnya anaknya tersebut.
"Aku belum bisa cerita jauh kepada anda," ayah Ifon, ayah APT siswa Diktuba SPN Kemiling saat dihubungi, Rabu (16/8/2023).
"Kepala SPN Kemiling Polda Lampung juga bisa ditanya," kata Ifon.
Saat ditanya bagaimana tanggapan dengan meninggalnya korban, ayah APT mengatakan, Tuhan yang memberi dan Tuhan yang mengambil.
Saat ditanya apakah korban ada riwayat sakit, Ifon mengatakan, anaknya tidak mungkin lolos polisi kalau ada riwayat sakitnya.
"Jenazah anaknya akan dimakamkan di Nias, Sumatera Utara," kata Ifon.
Sementara itu, dokter Rumkit Bhayangkara dr Andriani mengatakan, pihak Rumah Sakit (Rumkit) Bhayangkara Polda Lampung telah melakukan tiga siklus Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau upaya untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan pernapasan kepada APT siswa Pendidikan Pembentukan Bintara SPN (Diktuba SPN) Kemiling.
"Kami sudah melakukan upaya dengan RJP akan tetapi APT termasuk ke dalam kategori koma dan dinyatakan henti jantung dan napas," kata Dokter Rumkit Bhayangkara Polda Lampung dr Andriani.
"Jadi untuk penyebabnya atau diagnosa meninggalnya APT tersebut karena henti jantung dan henti napas," kata dr Andriani.
Ia mengatakan, dokter RS Bhayangkara tidak melakukan autopsi karena pihak keluarga APT telah menerima kenyataan.
"Kami tidak melakukan autopsi karena alasan pihak keluarga telah menerima hasil diagnosa tersebut," kata dr Andriani.
Pemeriksaan lanjutan bisa didapatkan pemeriksaan bagian dalam tubuh atau autopsi.
"Keluarga yang mewakili di Lamtim dan orang tua berada di Nias Sumut sudah menyetujui. Keluarga menyatakan penolakan dan menganggap kejadian ini lumrah karena sakit," kata dr Andriani.
"Korban meninggal dunia karena henti napas, dan pihak keluarga telah menerimanya," kata dr Andriani.
Ia mengatakan, pihak keluarga juga sudah membuat surat penolakan untuk tidak melakukan pemeriksaan lanjutan.
Saat ditanya apakah ada riwayat penyakit dahulunya, dr Andriani mengatakan, APT tidak ada riwayat penyakit yang dideritanya.
Pelaksana Harian Rumkit Bhayangkara dr Antoni Miftah mengatakan, pihaknya sebagai pendukung semua kegiatan di SPN Kemiling.
"Kami ada tim medis ketika ada kejadian seperti ini, kami bekerja dengan semaksimal mungkin," kata dr Antoni.
Ia mengatakan, siswa SPN Kemiling ini meninggal karena musibah.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Umi Fadillah Astutik mengatakan, APT siswa Diktuba SPN Kemiling sebelum meninggal mengikuti semua rangkaian kegiatan pendidikan.
"APT lari selama tiga putaran atau 850 meter," kata Kombes Pol Umi.
Ia mengatakan, APT sebelum makan siang terjatuh mengalami dan mengalami luka di dahi, bibir, dagu dan karena terjatuh.
"Rekan korban menolong dan dibawa ke klinik dengan dibantu pengasuh, dan sempat sadar korban mengatakan pusing," kata Kombes Pol Umi.
"Kemudian tim medias datang dan dilihat bahwa kondisi kesehatan APT menurun dan langsung dirujuk ke RS Bhayangkara," kata Kombes Pol Umi.
Ia mengatakan, pada pukul 14.05 WIB dibawa ke IGD Bhayangkara dan setelah 45 menit baru dinyatakan APT telah meninggal dunia.( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra ).
Damkarmat Bandar Lampung Evakuasi Ular Kobra Sembunyi di Kamar Mandi Rumah Warga |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Lampung Hari Ini 14 Agustus 2025, Sebagian Besar Wiayah Hujan Ringan |
![]() |
---|
Pemprov Lampung Sampaikan Jawaban atas Pemandangan Umum DPRD Terkait Perubahan APBD 2025 |
![]() |
---|
Jelang Lomba Dayung Tirta Gangga, Bupati Lampung Tengah Ajak Istri Tinjau Perbaikan Jalan |
![]() |
---|
Desa Hanura Sumbang Donasi Palestina Terbesar di Pesawaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.