Berita Terkini Nasional

Surya Paloh Sebut Anies Baswedan dan Cak Imin Pemimpin Baru

Surya Paloh menyebut pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin sebagai sosok pemimpin baru.

Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id
Surya Paloh menyebut pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin sebagai sosok pemimpin baru. 

Pada kesempatan itu, ia menyinggung soal politik kampret dan cebong yang mewarnai pilpres 2019 silam.

Baginya, politik adu domba seperti itu sudah tidak relevan dengan keadaan saat ini.

"Hari ini juga kita katakan selamat tinggal kepada politik Cebong dan kampret. Politik yang memang mengadu domba memecah belah dan merusak semua sistem nilai kebangsaan kita," terang dia.

Ia mengungkap, kedepan akan hadir politik kebhinekaan yang mempersatukan semua komponen dan elemen pluralisme yang kokoh.

"Maka seluruh kesiapan yang kita miliki dengan tetap berpegang teguh pada komitmen yang ingin membangun nilai-nilai kebangsaan kita seutuhnya. Pasangan ini bisa mampu mengatasi berbagai macam godaan dan cobaan bahkan ancaman terhadap sebuah sistem komitmen nilai-nilai kebangsaan kita," kata dia. 

Tak Komunikasi dengan Demokrat dan PKS

Diketahui, pasangan Anies-Cak Imin pertama kali diungkapkan oleh Demokrat lewat Sekretaris Jenderalnya yang juga sekaligus anggota Tim 8 Koalisi Perubahan, Teuku Riefky Harsya.

Menurut Riefky, Surya Paloh memilih Cak Imin sebagai cawapres Anies secara sepihak, tanpa berkomunikasi dengan Demokrat dan PKS.

Kabar mengenai duet Anies-Cak Imin baru diketahui Demokrat dan PKS sehari setelah NasDem memilih Ketua Umum PKB itu.

Tetapi, kabar itu tak disampaikan langsung oleh Anies maupun NasDem, melainkan lewat Juru Bicara Anies Baswedan, Sudirman Said.

"Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS," ungkap Riefky dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023).

"Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, Capres Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya," tandas Riefky.

Padahal, menurut Riefky, Anies sudah meminang Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai cawapresnya.

Ajakan Anies tersebut sudah disampaikan kepada AHY sejak Januari 2023.

"Nama Ketum AHY ini telah disampaikan kepada para Ketua Umum Parpol dan majelis tertinggi masing-masing partai; dalam hal ini langsung kepada Surya Paloh, Salim Segaf Al Jufri, dan Ahmad Syaikhu, serta kepada Agus Harimurti Yudhoyono dan Susilo Bambang Yudhoyono, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat."

"Menurut Capres Anies, ketiga pimpinan Parpol menerima putusan tersebut dan tidak ada penolakan," tutur Riefky.

Namun, pada akhirnya, Riefky menyebut Demokrat dipaksa untuk menerima perjodohan Anies dengan Cak Imin.

Buntut pengkhianatan Nasdem tersebut, Demokrat mengumumkan keluar dari Koalisi Perubahan, Jumat (1/9/2023).

Langkah tersebut merupakan hasil Rapat Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat yang digelar di kediaman Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tak hanya keluar dari Koalisi Perubahan, Demokrat juga mencabut dukungannya untuk Anies.

"Keputusan MTP Partai Demokrat malam ini:

1. Kami Partai Demokrat memutuskan MENCABUT DUKUNGAN KE ANIES BASWEDAN dalam Pilpres 2024;

2. Kami Partai Demokrat memutuskan TIDAK LAGI BERADA/KELUAR DARI KOALISI PERUBAHAN karena telah terjadi pengingkaran terhadap isi piagam koalisi," cuit Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat, Jansen Sitindaon, di akun X-nya

(Tribunlampung.co.id)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved