Berita Terkini Nasional

Kisah Cinta Slamet Riyadi dan Nenek Rohaya Dipisahkan oleh Maut

Nenek Rohaya diketahui meninggal dunia di usia 77 tahun. Kisah cinta Slamet Riyadi dipisahkan oleh maut.

Editor: taryono
facebook
Nenek Royaha (77), Nenek yang viral nikai remaja bernama Selamet itu meninggal dunia Rabu (6/9/23). Nenek Rohaya diketahui meninggal dunia di usia 77 tahun. Kisah cinta Slamet Riyadi dipisahkan oleh maut. 

Tribunlampung.co.id - Kisah cinta Slamet Riyadi dan nenek Rohaya dipisahkan oleh maut.

Nenek Rohaya diketahui meninggal dunia di usia 77 tahun.

Almarhumah meninggal Rabu (6/9/2023) pukul 11.30 WIB di rumahnya Desa Karang Endah, Ogan Komering Ulu (OKU), Baturaja.

Sebelumnya, pernikahan beda usia 55 tahun itu viral di media sosial.

Slamet Riyadi mengaku senang sekaligus sedih setelah ditinggal sang istri Rohaya meninggal.

Senang karena bisa memenuhi janjinya mendamping istri hingga maut memisahkan.

Sedih karena Selamat harus kehilangan orang yang dia cintai.

Pasangan ini sempat membuat heboh jagat media sosial dan warga Baturaja, Sumatera Selatan.

Pasalnya saat melamar Rohaya pada tahun 2017 lalu Slamet masih berusia 16 tahun, berjarak 55 tahun dengan Rohaya yang lebih pantas menjadi neneknya.

Meski banyak mendapat cemooh, bahkan ejekan Selamet tidak peduli meski mendapatkan janda berusia lanjut.

Kesetiannya terbukti hingga Rohaya meninggal pada usia 77 tahun Rabu (6/9/2023) pukul 11.30 WIB di rumahnya Desa Karang Endah, Ogan Komering Ulu (OKU), Baturaja.

Sekretaris Desa Karang Endah, Bambang Siswoyo menuturkan Selamet sangat sedih saat tahu sang istri meninggalkannya.

"Sedih lah. Terus terang Selamat itu sayang sama istrinya," kata ujar Bambang saat dihubungi Sripoku.com.

Walau begitu mencintai Nenek Rohaya, Selamet tidak menunjukkan reaksi berlebihan.

Diungkap Bambang, Selamet berusaha tenang dalam kondisi duka yang dialami.

"Kejadian meninggal ini buat dia sedih, tapi untuk hal yang berlebihan itu gak ada," imbuhnya.

Bambang menjelaskan, Selamet melepas kepergian Nenek Rohaya hingga peristirahatan terakhir.

"Iya, mengantarkan sampai pemakanan tadi,"

Diakui Bambang, Nenek Rohaya sudah lama sakit dan kerap bolak balik puskesmas.

"Pernah dibawa ke puskes, bidan sama anaknya. Beliau juga kan termasuk lanjut usia," lanjutnya.

Karena masalah ekonomi, Nenek Rohaya tak sempat dirawat di rumah sakit.

"Kondisinya sakit, sudah lumayan lama. Ditambah ekonominya lemah jadi untuk berobat lebih lanjut itu gak ada biaya," jelasnya.

Kondisi tersebut membuat Nenek Rohaya dirawat di rumah hingga meninggal dunia.

Sementara itu, proses pemakaman Nenek Rohaya dilakukan setelah ashar.

"Selesai pemakaman sekitar jam 5. Gak jauh dari rumah beliau," ucap Bambang yang ikut melayat.

Dalam prosesi tersebut, Selamet banyak dibantu warga sekitar.

Lantaran tradisi di Desa Karang Endah mengutamakan gotong royong ketika ada yang meninggal.

"Kalau daerah kita ini pasti ada gotong royong, dari mulai pengurusan sampai pemakan itu warga semua," jelasnya.

Warga sekitar berbondong-bondong menemani Selamet mengantarkan Nenek Rohaya.

"Lumayan ramai tadi itu. Malam juga ada tahlilan malam pertama di rumah duka," tandasnya.

Sementara itu, dalam video yang beredar sosok Slamet juga terlihat pada prosesi pemakaman Nenek Rohaya.

Walau raut wajah sedih nampak jelas di wajahnya, Selamet tetap tabah dan berdiri di dekat makam sang istri yang telah dikebumikan.

Mengenakan pakaian serba hitam dan peci berwarna putih, Selamet dibantu warga sekitar ikut memakamkan jasad Nenek Rohaya.

Rencana Slamet ke Depan

Slamet mengaku tidak ada firasat terkait meninggalnya sang istri, Rohaya.

Pasalnya Rohaya sudah mengalami sakit sejak tiga bulan yang lalu.

"Tidak ada firasat buruk atau firasat apapun, karena istri saya ini sudah mengalami sakit selama tiga bulan," katanya saat dihubungi via handphone seusai takziah, Rabu (06/09/2023).

Selamet mengaku, bahwa ia sendiri yang merawat Rohaya selama sakit dibantu dengan keluarganya.

"Selama sakit saya yang mengurus langsung Rohaya ini. Saya tinggal sama anak bungsu Rohaya dari suami pertamanya," ujarnya.

Ia juga belum ada kepikiran kedepannya mau melakukan apa, apakah merantau atau tidak.

"Namun jika nanti ada pikiran apakah mau merantau atau mau pergi ke padepokan di Martapura saya sekarang masih belum tau," ujarnya.

Selamet juga menyampaikan, bahwa hal yang tidak ia lupakan adalah kebaikan dari sosok Rohaya ini.

"Jasa baiknya selama ini yang tidak bisa saya lupakan mas. Rohaya ini selalu mengurus saya dengan baik," kenangnya.

Lalu ia juga menceritakan, bahwa sehari-harinya sering ngobrol terkait kehidupannya seperti tentang makan yang disukainya.

"Kalau sering bercanda dengan Rohaya saya jarang lakukan mas. Tetapi saya dan almarhumah Rohaya ini sering ngobrol-ngobrol tentang makan kesukaan yakni ikan," ceritanya.

Selain itu, ia juga menceritakan bahwa sebagai kepala rumah tangga untuk menafkahi sang pujaan hatinya

ia bekerja serabutan Jika ada yang mengajaknya memetik jagung dirinya ikut.

"Saya bekerja seadanya mas, apa saja mas kalau ada yang mengajak saya untuk memetik jagung atau menebas lahan saya lakukan mas. Ya ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mas," ucapnya.

Keseharian Nenek Rohaya 

Tinggal di rumah yang sangat sederhana di RT 1, Dusun I Desa Karang Endah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten OKU tak membuat cinta Selamet dan Nenek Rohaya memudar.

Dalam Kesehariannya, Selamet berkerja serabutan untuk menafkahi sang pujaan hatinya.

Sebagai kepala rumah tangga, Selamet juga di kenal suka membantu masyarakat sekitar.

“Baik Almarhumah Rohaya maupun Selamet rajin di lingkungan sekitar rumahnya, jika ada tetangga yang sedang menggelar acara keduanya sering membantu, atau ringan tangan,” ungkap Bambang Siswoyo, Rabu (06/09/2023).

Bahkan, terkadang Rohaya ini diminta untuk membantu tetangganya untuk membersihkan halaman rumah.

Terkadang juga Rohaya ini diminta untuk membersihkan rumput oleh tetangganya dan diberi upah berupa uang.

"Lalu ada juga tetangga kiri kanan Rohaya yang peduli dengan beliau dan kondisi kehidupan serta ekonomi beliau yang demikian, jadi mereka sering memberikan Sembako," ucapnya.

Lalu, pihaknya selaku pemerintah desa juga turut membantu keluarga Selamet ini.

Dimana pemerintah desa pada tahun 2019 mencoba mendaftarkan bedah rumah tapi keluarganya tidak setuju.

"Lalu kita masukan dalam BLT tahun 2020, 2021 kemarin. Kemudian dari tahun 2022 sampai sekarang beliau dapat Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dari pemerintah," pungkasnya.

Untuk diketahui, Slamet ketika menikah dengan Rohaya tahun 2017 masih berusia 16 tahun sedangkan Rohaya yang telah berusia 71 tahun.

Pernikahan keduanya viral karena keunikannya.

Bahkan pasangan suami istri beda usianya yang sangat jauh ini, sempat di undang ke stasiun TV swasta di Jakarta.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved