Berita Lampung

Ulah Pemburu Liar, Kebakaran di TNWK Hanguskan Satwa Trenggiling dan Ular

Saat ini pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian di Lampung Timur untuk menyelidiki kebakaran di TNWK.

Penulis: Muhammad Humam Ghiffary | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dokumentasi Damkar Metro
Ilustrasi. Kebakaran melanda TNWK, Lampung Timur.  

Tribunlampung.co.id, Lampung Timur - Wilayah Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung Timur dilalap api dalam sepekan terakhir.

Humas TNWK Lampung Timur Sukatmoko mengatakan, kebakaran di wilayah TNWK itu akibat ulah pemburu liar.

"Betul, ada dugaan karena pemburu yang membakar. Terakhir kali kami berhasil menangkap pelaku pembakaran lahan itu di tahun 2022," kata dia saat dihubungi Tribunlampung.co.id, Kamis (5/10/2023).

Saat ini pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian di Lampung Timur untuk menyelidiki kebakaran di TNWK.

"Kami bekerja sama dengan kepolisian Lampung Timur dan TNI untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaku pembakaran," tuturnya.

Ia mengungkapkan, luas wilayah yang terbakar yang diduga ulah pemburu itu diperkirakan hingga ratusan hektare.

"Ngitungnya Kuala Penet itu saja, yang sudah terbakar itu 200 hektare," ungkapnya.

Untuk titik yang terbakar, lanjut dia, terjadi di wilayah Kuala Penet.

"Kebakarannya saat ini beberapa sudah padam, lokasinya itu sekitar wilayah kering gambut, memang harus disiram sampai habis," bebernya.

Sukatmoko menjelaskan, kendala utama dalam memadamkan api ialah sulitnya pasokan air dan lokasi yang sulit dijangkau.

"Kendalanya kita mencari airnya ini. Jangkauannya ke sana itu agak susah menggunakan kendaraan," jelasnya.

"Kawan-kawan yang di lokasi saat ini masih fokus untuk pemadaman jika terjadi kebakaran lagi dan melakukan penjagaan," imbuhnya.

Kebakaran di wilayah TNWK itu, kata Sukatmoko, berakibat fatal bagi satwa liar yang berada di sekitar TNWK.

"Pengaruhnya ke satwa di TNWK itu pasti. Tapi satwa liar kecil yang menjadi korban. Satwa besar begitu ada panas itu mereka bisa melarikan diri," tukasnya.

"Di daratan itu ada trenggiling, ular. Intinya, hewan kecil, khususnya yang melata, yang jadi korban. Semuanya berubah menjadi arang. Kalo ketemu juga sudah berupa arang atau abu, karena satwanya ukuran kecil," tambahnya.

Satwa kecil itu tak bisa melarikan diri karena kebakaran yang terjadi berada di daerah terbuka.

"Yang terjadi kebakaran ini di daerah terbuka, di rawa maupun di semak," pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id/Muhammad Humam Ghiffary)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved