Berita Lampung
Peternak Sapi di Lampung Tengah Sulit Mencari Rumput Segar karena Kemarau
Para peternak sapi di Kabupaten Lampung Tengah mulai merasakan dampak dari musim kemarau.
Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: taryono
Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah - Para peternak sapi di Kabupaten Lampung Tengah mulai merasakan dampak dari musim kemarau.
Kondisi kemarau seperti ini, para peternak di Lampung Tengah kesulitan untuk mencari pakan segar karena banyak rumput mengering bahkan mati.
Gufron (29), peternak sapi asal Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah mengatakan, di tempatnya sudah tidak ada rumput lagi.
"Tidak ada rumput segar, semuanya kering," katanya kepada Tribunlampung.co.id, Senin (30/10/2023).
Menurut dia, saat musim kemarau ini menjadi ujian untuk semua peternak, terutama sapi.
Biasanya, dari tahun ke tahun musim kemarau memang ada, dan memang sulit mencari pakan ternak.
"Alternatif jika tidak ada rumput segar biasanya mencari 'kawul' atau jerami saat ada yang panen padi," ujarnya.
Menurut Gufron, dengan menyetok jerami, dia tidak pusing mencari rumput segar.
Meski kondisinya kering, peternak bisa mengakalinya dengan menyiramkan air garam ditumpukan jerami tersebut.
Namun, untuk mendapatkan jerami pun tak kalah susah.
"Pakan alternatif jerami sampai jadi rebutan. Siapa cepat dia dapat," ujarnya.
"Bahkan infonya sebagian peternak ada yang rela membayar jerami tersebut, agar tidak kehabisan," imbuhnya.
Saking sulitnya, tak jarang Gufron memburu jerami hingga lintas kabupaten.
Sebab jika ada info panen di sekitarnya, para pencari jerami sudah berkumpul dan bersiap mencari jerami.
"Kalau di sekitar sini susah kebagian, saya malah pernah cari jerami sampai Tulang Bawang Barat, hasilnya bisa untuk stok beberapa hari," katanya.
Slamet, peternak sapi lainnya, mengatakan yang merepotkan di musim kemarau ini jika sapi tidak suka makan jerami kering. Otomatis sapi harus diberi pakan lain yang disukainya.
Slamet harus mencari dedaunan dan tanaman yang disukai ternak, atau biasa disebut ramban.
"Gedebok pisang, batang singkong, se-ketemunya. Saya tidak mencari 'kawul' mas, sapi saya nggak doyan," ujarnya.
Slamet pernah mencoba memberi sapinya kawul, lalu disiram air garam.
Tapi sapi tak mau makan, dan hanya diendus saja.
Tak jarang dia juga memberi pakan sapinya dengan batang singkong.
Karena batang singkong bisa didapat ketika ada panenan.
"Kalau batang singkong bisa dapat banyak, tapi harus digiling halus. Jika tidak, bisa melukai perut sapi," katanya.
Slamet berharap kemarau segera usai, agar sapi bisa makan rumput segar lagi.
Jika musim hujan datang, peternak tak perlu jauh-jauh mencari pakan atau mengganti dengan pakan alternatif.
"Semoga kemarau segera berakhir, agar peternak mudah mencari rumput," katanya. (Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)
Polres Mesuji Lampung Tangkap Adik Bacok Kakak Gegara Kesal Ditegur Buang Beras |
![]() |
---|
Wali Kota Hadiri Pemusnahan BB Kejahatan, Pil Kecetit dan Pistol Korek Api Dihancurkan |
![]() |
---|
Respons Manajemen RSUDAM Lampung Usai Oknum Dokter Dipolisikan |
![]() |
---|
Diskes Bandar Lampung Data Tidak Ada Anak Cacingan dalam 5 Tahun Terakhir |
![]() |
---|
Polres Lampung Tengah Sangkal Video Polisi Distribusikan Rokok Ilegal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.