Berita Lampung

Pemkot Berencana Buat Marketplace UMKM Bandar Lampung  

Dinas UMKM Bandar Lampung berencana membuat marketplace khusus UMKM binaannya karena selama ini belum ada.

Penulis: Riana Mita Ristanti | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Riana Mita
Kadis UMKM Pemkot Bandar Lampung Riana Apriana jelaskan bakal buat marketplace khusus untuk UMKM binaanya. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Pemkot Bandar Lampung melalui Dinas UMKM Bandar Lampung berencana membuat marketplace khusus UMKM binaannya.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas UMKM Pemkot Bandar Lampung, Riana Apriana saat dikonfirmasi Tribun Lampung.

Baca juga: Investor Cina Hingga Arab Tertarik Kelola TPA Bakung Bandar Lampung

Baca juga: Kesaksian Warga Lihat Remaja di Bandar Lampung Dikeroyok hingga Tewas

“Sekarang kita memang belum punya marketplace sendiri,” kata Riana saat jelaskan marketplace UMKM, Minggu (5/11/2023).

“Tetapi insyaallah tahun depan kita akan buatkan marketplace khusus UMKM Bandar Lampung,” ucapnya.

Dengan begitu, ungkap Riana, UMKM Bandar Lampung akan terfasilitasi khususnya dalam memasarkan produknya.

“Karena pelaku UMKM di Bandar Lampung ini kan banyak ya, yang binaan kita saja da 300an,” terangnya.

“Dengan adanya marketplace ini tentu bisa memudahkan pelaku UMKM di Bandar Lampung untuk mengembangkan usahanya,” ucapnya.

Ditanya terkait konsep dan anggaran untuk pembuatan marketplace tersebut, Riana enggan membeberakan lebih jauh.

“Nanti kita akan matangkan lagi konsepnya, tahun depan ya, insyaallah,” pungkasnya.

Diketahui dalam berita sebelumnya, Penutupan TikTok Shop beberapa waktu lalu tak terlalu berdampak pada pembeli di Simpur Center Bandar Lampung.

Hal itu dikatakan Kadis UMKM Pemkot Bandar Lampung, Riana Apriana.

Riana menilai, penutupan TikTik Shop oleh pemerintah pusat tak berpengaruh kepada sepi atau ramainya Simpur Center Bandar Lampung.

“Kayanya belum juga Simpur Center ramai, (Penutupan Tiktik Shop) tidak terlalu berdampak di Simpur Center,” kata Riana, Sabtu (4/11/2023).

Ia menilai, saat ini justru pedagang di Simpur Center yang mengeluh sepi pembeli harus belajar beradaptasi dengan perkembangan jaman.

“Sebenarnya kita mau nggak mau harus mengikuti perkembangan jaman, artinya mengikuti digitalisasi,” ucapnya.

Pasalnya, lanjut Riana, jika pedagang tak mengikuti digitalisasi yang ada, maka pedagang tersebut akan tergerus oleh zaman.

“Karena sekarang semua belanja serba online, jangankan baju, kita makan aja pesan melalui ojek online kan?,” terangnya.

(Tribunlampung.co.id/ Riana Mita Ristanti)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved