Berita Lampung

Belum Ada Bantuan Buat Petani Kopi yang Terdampak El Nino di Tanggamus

Wawan Mufti selaku Kabid Produksi Disbunak Tanggamus ungkap belum adanya bantuan buat petani kopi yang terdampak El Nino.

Penulis: Dickey Ariftia Abdi | Editor: Robertus Didik Budiawan Cahyono
Istimewa
Jajaran Polda Lampung bersama pihak-pihak terkait berjibaku untuk memadamkan kebakaran lahan di Pugung, Tanggamus. Petani kopi yang terdampak el nino di Tanggamus belum ada bantuan dari pemerintah. 

Tribunlampung.co.id, Tanggamus - Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Tanggamus, Lampung memberikan imbauan bahaya kebakaran lahan selama el nino beberapa waktu lalu.

Wawan Mufti selaku Kabid Produksi Disbunak Tanggamus mengungkapkan, imbauan kebakaran lahan ini juga ditekankan kepada beberapa daerah yang rawan akan kebakaran lahan.

Baca juga: Dinas PMD Tanggamus Siap Copot Foto Mantan Bupati dan Wabup, Termasuk di Ambulans

Baca juga: Berita Terbaru Tribun Lampung

Tak hanya itu, Disbunak Tanggamus juga memberikan surat edaran larangan pembakaran lahan untuk menghindari kebakaran lahan di perkebunan milik masyarakat.

"Dalam surat itu ada call center dari Kepala UPTD Perkebunan dan Peternakan jika terjadi kebakaran," kata Wawan Mufti, Minggu (12/11/2023).

Namun Wawan menjelaskan, belum ada bantuan yang diberikan oleh Disbunak Tanggamus untuk para petani kopi yang terdampak el nino beberapa waktu lalu.

Hal itu dikarenakan, program bantuan masih mengikuti kegiatan yang sudah berjalan dari tahun sebelumnya.

Tambahnya, pihak Disbunak pernah menyerahkan bantuan berupa intensifikasi kopi kepada para petani kopi di Kabupaten Tanggamus.

"Intensifikasi kopi ini bantuan berupa sarana produksi perkebunan kopi untuk para petani kopi," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan berupa peremajaan tanaman kopi di Kabupaten Tanggamus.

Bantuan ini berupa, pembagian bibit kopi dan pupuk untuk tanaman kopi.

Setelah meredanya fenomena el nino di Kabupaten Tanggamus, Disbunak Tanggamus masih akan terus melakukan sosialisasi kepada para petani kopi.

"Sosialisasi akan terus berjalan baik itu dari penyuluhan pertanian Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Tanggamus maupun secara langsung," ungkapnya.

Sebelumnya, Wawan Mufti mengatakan, panen kopi di Tanggamus mengalami penurunan di Kabupaten Tanggamus selama fenomena el nino berlangsung.

Dia mengatakan, produksi kopi pada saat fenomena el nino berlangsung berkisar 600 sampai 700 kilo per hektare.

Ia menambahkan, bahkan terdapat beberapa daerah yang menghasilkan kopi kurang dari 600 kilo pernah hektarenya.

Biasanya, dalam satu hektare lahan perkebunan kopi di Tanggamus dapat menghasilkan kurang lebih sebanyak 800 kilo hingga satu ton.

Dari penurunan produksi kopi di Tanggamus berpengaruh ke harga kopi yang mulai merangkak naik.

Hal itu juga berpengaruh terhadap stock biji kopi yang ada di Kabupaten Tanggamus.

Untuk kopi dengan kualitas standar saat ini dipatok dengan harga Rp 30 sampai Rp 40 ribu per kilo.

Sebelumnya, kopi dengan kualitas standar di Kabupaten Tanggamus hanya berkisar Rp 20 hingga Rp 25 ribu per kilo.

Bahkan, untuk kualitas kopi diatas standar bisa menyentuh harga Rp 60 ribu per kilonya.

Wawan mengungkapkan, penurunan produksi kopi ini dikarenakan panas ektrim yang terjadi pada puncak el nino beberapa waktu lalu.

Sehingga panen kopi di Kabupaten Tanggamus mengalami penurunan.

( Tribunlampung.co.id / Dickey Ariftia Abdi )
 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved