Berita Lampung

Nelayan Pesisir dan Warga Tak Terpengaruh Erupsi Gunung Anak Krakatau

Gunung Anak Krakatau (GAK) terus mengalami peningkatan aktivitas kegempaan, tetapi nelayan pesisir dan warga tetap menjalankan aktivitas

Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus
Nelayan pesisir dan warga tetap menjalankan aktivitas seperti biasa meski Gunung Anak Krakatau erupsi, Sabtu (2/12/2023). 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Meski Gunung Anak Krakatau (GAK) terus mengalami peningkatan aktivitas kegempaan, tetapi nelayan pesisir dan warga tetap menjalankan aktivitas seperti biasa, Sabtu (2/12/2023).

Candra salah seorang nahkoda kapal yang sering melintas di perairan Pulau Sebesi mengatakan, tidak takut dengan aktivitas kegempaan GAK, dan memilih untuk tetap mengangkut penumpang tujuan Dermaga Canti-Pulau Sebesi.

Baca juga: Ini 10 Titik Lokasi Rawan Bencana di Lampung Jelang Arus Mudik Nataru

Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau Tak Ganggu Penyeberangan Kapal di Bakauheni

"Kalau aktivitas kegempaan kan memang sudah biasa ya. Hampir tiap hari juga kita denger dan kita rasakan. ya kadang sering denger suara dentuman besar saat malam hari. tapi sejauh ini masih aman," kata Chandra, Sabtu (2/12/2022).

Candra mengaku, untuk gelombang laut juga masih normal, walaupun kadang di jam-jam tertentu ombak sangat tinggi, mungkin dampak dari aktivitas GAK.

Lebih lanjut Candra menyebutkan, aktivitas warga masih seperti biasa atau normal, belum ada warga yang mengungsi.

"Kalau warga sih Alhamdulilah masih beraktivitas seperti biasa. yang nelayan ya tetap mencari ikan, yang berkebun tetap berkebun. Disini (pulau sebesi) rata-rata kan menanam pisang, saya masih sering kok menyeberangkan pisang dari sana,"

"Kayaknya belum ada yang mengungsi tuh, soalnya dari kadus-kadusnya belum ada yang ngabarin kita. Kebetulan kan kita juga dipercaya buat mengelola ada cottage di sana, jadi kalau ada informasi terkait bahaya pasti saya juga dikabarin," katanya.

Candra menyayangkan media-media yang sengaja membuat judul ataupun narasi yang membuat warga menjadi panik.

"Sebenarnya warga sekitaran pesisir ataupun warga pulau sebesi tidak merasa panik. Karena mereka juga sudah terbiasa dengan suara-suara atau aktivitas dar GAK. Tapi kami menyayangkan beberapa media yang membuat membuat judul ataupun narasi yang membuat warga menjadi panik hanya untuk menaikan viewersnya ataupun jumlah penontonnya," katanya.

"Kayak waktu itu saya melihat di YouTube thumbnailnya foto GAK lagi erupsi dengan api pijar yang sangat besar. Ternyata video tersebut diambil beberapa tahun lalu tanpa dijelaskan kapan pengambilan gambarnya. Dan berdasarkan potongan-potongan video di media sosial," ujarnya.

Sementara Kades Sebesi Syamsiar mengatakan belum ada warga yang mengungsi akibat erupsi GAK.

"Alhamdulillah, dengan erupsinya Anak Gunung Krakatau tidak terlalu berdampak terhadap keseharian warga pulau sebesi. masyarakat tetap beraktipitas seperti biasa. Baik nelayan atau pun petani," katanya.

"Cuman kami hanya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada terutama pada malam hari. Dan untuk nelayan tidak memancing terlalu dekat dengan Anak Gunung Krakatau," sambungnya.

Senada, Camat Rajabasa, Sabtudin menyebut, tidak ada warga yang terdampak maupun warga yang mengungsi akibat erupsi GAK. (Tribunlampung.co.id/ Dominius Desmantri Barus)

 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved