UIN Radin Intan Lampung
Moderasi Beragama Dinilai Sukses Wujudkan Harmoni, Begini Pandangan Rektor UIN Radin Intan Lampung
Pada prinsipnya moderasi beragama bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai beragama secara moderat dan saling menghargai hak tiap-tiap insan.
Sebab, konflik agama masih saja terjadi di sebagian belahan dunia, maka dari itu perlu tafsir baru atau reaktualisasi ajaran agama.
Salah satunya dengan moderasi beragama. Saat ini menjadi penting untuk berfokus pada pentingnya mengelola moderasi agama sebagai solusi perdamaian global.
Di tengah lingkungan strategis global dan regional yang berubah dengan cepat, tantangan dan krisis dunia menuntut banyak negara untuk berkolaborasi dan bekerja sama. Terutama dalam hal menjaga perdamaian dunia, upaya moderasi dan toleransi beragama perlu ditekankan pada semua lapisan masyarakat.
Solusi mengelola moderasi dalam beragama merupakan instrumen penting dalam mencegah konflik, membangun konsensus, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta tatanan dunia yang damai.
Kita juga menghimbau masyarakat internasional untuk terus mendorong diplomasi Islam Wasathiyyah, Islam yang rahmatan lil alamin bagi masyarakat internasional.
Di bawah komando Gus Menteri, Kementerian Agama semakin komitmen tinggi untuk memajukan poros dunia Islam wasathiyah, sebuah posisi umat Islam untuk menegakkan etika global, saling memahami, menghormati, dan saling bergantung.
Setiap agama-agama di dunia harus bangkit untuk membangun peradaban dunia yang harmonis.
Dalam khazanah Islam, pengertian wasathiyah terdapat banyak pendapat dari para ulama yang senada dengan pengertian tersebut, seperti Ibnu ‘Asyur, al-Asfahany, Wahbah al-Zuḥaily, al-Thabary, Ibnu Katsir dan lain sebagainya.
Kata wasath berarti sesuatu yang ada di tengah atau sesuatu yang memiliki dua belah ujung yang ukurannya sebanding.
Menurut al-Asfahany, kata wasathan berarti tengah-tengah di antara dua batas (a’un) atau bisa berarti yang standar.
Kata tersebut juga bermakna menjaga dari sikap melampaui batas (ifrath). Sikap wasathiyah atau moderat itu patut untuk menjadi pijakan kita semua demi terwujudnya harmoni lintas benua dan dunia global.
Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin (KMBAAA) ini merupakan kerja sama antara Balitbang Diklat Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pengurus Pusat Muhammadiyah dan lainnya.
Narasumber yang dihadirkan antara lain Prof Nahlah Al-Shoaidy (Penasihat Utama Sheikh Al- Azhar Al-Syarif, Mesir), Dr. (HC) KH Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU, Indonesia), Prof. Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah, Indonesia).
Lalu, Mahamahopadhyaya Bhadreshdas Swami (Tokoh Hindu, India), Prof. Samir Boudinar (Tokoh Moderate Muslims, Maroko) dan Ven. Napan Santibhaddo (Tokoh Moderate Buddhists, Thailand), Prof. Haiming Wen (Tokoh dan intelektual Konfusianisme, Cina, dan Matius Ho (Leimena Intitute).
Selain itu, hadir pula Adiyarto Sumardjono (Staf Ahli Menteri Agama), Jeane Marie Tulung (Dirjen Bimas Kristen), I Nengah Duija (Dirjen Bimas Hindu), Siti Nugraha Mauludiah (Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu), Fajar Hutomo dan Tatang Muttaqin (Staf Ahli Kemenparkeraf).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.