Pantau Pencoblosan Ulang, Wali Kota Bandar Lampung Sayangkan Adanya Dugaan Kecurangan

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana hadir memantau berlangsungnya Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 19 Kelurahan Way Kandis Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung, Minggu (18/2/2024).

Ia hadir untuk memastikan proses berlangsungnya PSU.

"Kita menyangkan kejadian ini karena Bandar Lampung ini barometer, kejadian ini di luar dugaan kita, kami bersama Forkopimda sudah melakukan kinerja yang luar biasa," kata Eva Dwiana di lokasi, Minggu (18/2/2024).

Eva Dwiana hadir bersama Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika untuk memastikan keamanan dan keberlangsungan PSU.

Terkait kejadian surat suara yang tercoblos terlebih dahulu pada hari pemungutan suara 14 Febuari 2024, Eva diserahkan sepenuhnya kepada Bawaslu dan Gakumdu.

"Kira serahkan kepada Bawaslu dan Gakumdu untuk menindaklanjuti kejadian ini, harapannya agar tidak terjadi kembali kejadian seperti ini ke depannya," pungkasnya.

Pemungutan Suara Ulang

KPU Bandar Lampung melakukan pemungutan suara ulang (PSU) di TPS 31 Kelurahan Kedaton, Bandar Lampung, Minggu (18/2/2024).

Adapun PSU ini dilakukan lantaran di TPS ini terdapat 17 pemilih dari luar Bandar Lampung sebagai pemilih di DPT Online dan tercatat sebagai DPK.

Pemungutan suara ulang ini sendiri berlangsung mulai 07.00 wib hingga pukul 13.00 wib siang. 

Pemungutan suara  dilangsungkan di TPS yang berlokasi di salah satu sekolah Taman Kanak-kanak di Jalan mawar, Kwlurahan Kedataon, kecamatan Kedaton Bandar Lampung.

Pantauan Tribun Lampung, tampak warga cukup antusias untuk melakukan pencoblosan ulang di TPS ini.

Hingga pukul 10.00 wib, mayoritas warga sekitar telah menggunakan hak pilihnya dari 286 pemilih yang terdaftar di TPS tersebut.

Tampak sejumlah warga antre dengan tertib menunggu namanya dipanggil oleh petugas KPPS 

Salah seorang pemilih, Asrofi (56) mengatakan dirinya hadir untuk melakukan pencoblosan ulang.

"Kemarin sudah nyoblos, sekarang nyoblos lagi," jadi dua kali ini," kata Asrofi.

"Sebenarnya (PSU) menghabiskan waktu, tapi apa boleh buat daripada suara kita enggak dihitung," imbuhnya.

(Tribunlampung.co.id / Hurri Agusto )

(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)