Berita Lampung

Fitria, Bocah SD Ciptakan Game Promosikan Lampung

Fitria Khasanah berhasil membuat game untuk mempromosikan Provinsi Lampung. 

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Tri Yulianto
Istimewa
Fitria Khasanah berhasil membuat game untuk mempromosikan Provinsi Lampung dan kini sudah ada di play store untuk Android. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Fitria Khasanah bocah kelas VI di SD Negeri 2 Sukabumi, Kota Bandar Lampung berhasil membuat game atau permainan secara online untuk mempromosikan Provinsi Lampung

Game tersebut dinamakan "Jelajah Lampung Berjaya" disertai dengan aplikasi dari aplikasi mesin permainan Unity3D dan Construk.

Serta Roblox Studio dengan bersifat permainan tersebut petualangan, parkour, edukatif dan bernuansa toleransi dengan nuansa Lampung

Fitria mengatakan, dirinya memang suka bermain game dan akhirnya terciptalah game-game tersebut dan terbaru permainan dengan judul game "Jelajah Lampung Berjaya".

"Ternyata belajar coding itu enak dan asik walaupun awalnya agak susah," kata siswi SDN 2 Sukabumi, Fitria Khasanah, kepada Tribun Lampung, Sabtu (2/3/2024). 

Ia mengatakan, dirinya merasa membuat game itu sulit dan tetapi karena dukungan dari orang tua akhirnya bisa diselesaikan pembuatan game tersebut.

"Pembuatan game tersebut memakan waktu yang lama dan harus serius agar gam tersebut jadi," kata Fitria.

Ia mengatakan, awal mulanya membuat game itu dari handphone (hp) lalu lanjut kursus private. 

Orang tua juga telah melihatnya bahwa sering main game, lalu menyuruh untuk belajar coding.

"Ayah nyuruh aku belajar koding dengan harapan agar bakatnya tersalurkan dan aku mau," kata Fitria. 

Fitria mengaku dirinya telah memiliki kepiawaian di depan komputer dan di Roblox studio sudah puluhan game online 3D yang dibuat olehnya, bahkan sudah berhasil membuat game offline. 

Salah satu diantara game offline yang viral sebelumnya adalah "Lorong Toleransi Pancasila".

Permainan tersebut sudah bisa diunduh di Play Store Android iOS dan perangkat komputer atau laptop. 

Masyarakat mau mengikuti game yang baru tersebut bisa masuk ke Play Store android cukup klik "Jelajah Lampung Berjaya" maka akan muncul nama gamenya

"Kalau kesulitan bisa lgsg klik link berikut https://play.google.com/store/apps/details?id=com.FitriaKhasanah.JelajahLampungBerjaya," kata Fitria. 

Apabila perangkat belum support bisa download manual di link berikut https://s.id/jelajahlampungberjaya.

Selain piawai membuat dan memainkan game, Fitria juga pandai membuat gambar dan kartun animasi 2D dan 3D.

Juara Sepatu Roda

Sementara itu ayah Fitria Khasanah, Ken Setiawan mengatakan, orang tua hanya bisa mendukung walaupun tidak banyak tahu dunia coding.

"Kalau dulu saat usia SD dulu dirinya masih main layang-layang, main gundu dan mandi di sungai," kata Ken Setiawan, mantan teroris NII tersebut. 

Akan tetapi saat ini jaman sudah modern, anak SD sudah bisa belajar dan menjelajah dunia tanpa batas lewat internet. 

Ken Setiawan yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung, hanya bisa mendoakan dan mendukung hobi anaknya.

Serta aktifitas putrinya agar berhasil dalam menggapai cita-citanya. 

"Alhamdulillah anak saya hobi olahraga dan menekuni sepatu roda aggresif inline skate, freestyle, speed dan urban style," kata Ken. 

Anaknya pada ajang nasional sepatu roda juga beberapa kali meraih juara 1 pada katagori usianya. 

Fitria memang dikenal sebagai anak yang pendiam dan jarang berinteraksi dengan teman sebayanya. 

"Namun siapa sangka di balik wajah polosnya tersebut ia memiliki kemampuan di atas rata-rata terutama di dunia digital yang berbasis internet dan olahraga sepatu roda," kata Ken. 

"Anak saya Fitria ini memang sejak kecil selalu bergulat dengan dunia toleransi," kata Ken. 

Anaknya tumbuh dari seorang ayah dan ibunya yang memiliki latar belakang mantan pelaku radikal.

Masyarakat menyebut pelaku radikal itu sebagai mantan teroris.

Bahkan dirinya bersama para mantan radikalis kini membuat lembaga NII Crisis Center atau pusat rehabilitasi korban NII. 

Karena hampir semua teroris di Indonesia itu ibu kandungnya dari gerakan radikalisme NII. 

Pihaknya bersyukur pihak sekolah juga mendukung anaknya untuk mengembangkan bakatnya.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra). 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved