Berita Lampung

Pasca Lebaran, Gas Elpiji 3 Kilogram di Sejumlah Tempat di Bandar Lampung Langka

Pasca Lebaran, pasokan gas elpiji 3 kilogram masih mengalami kelangkaan di sejumlah pangkalan di Bandar Lampung.

|
Penulis: Hurri Agusto | Editor: Indra Simanjuntak
Dokumentasi Tribunlampung.co.id
Ilustrasi gas elpiji 3 kilogram - Pasca Lebaran, pasokan gas elpiji 3 kilogram masih mengalami kelangkaan di sejumlah pangkalan di Bandar Lampung. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pasca Lebaran, pasokan gas elpiji 3 kilogram masih mengalami kelangkaan di sejumlah pangkalan di Bandar Lampung.

Seperti berdasarkan pengamatan Tribun Lampung di salah satu pangkalan SPBU 24.351.30 di Jalan Soekarno Hatta, Tanjung Senang, Bandar Lampung.

Di pangkalan tersebut, stok elpiji cepat habis akibat permintaan masyarakat yang tinggi.

Sementara penjaga pangkalan LPG SPBU 67 jalan Senopati, Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung, Endang mengaku meski langka, namun harga Elpiji Melon tetap normal.

"Kalaupun stoknya susah tapi harganya tetap normal. Kalau yang besar Rp220 ribu dan kalau yang melon gas 3 kg Rp 18 ribu," ucap Endang.

Menurut endang, kelangkaan Elpiji 3 kilogram lantaran kebutuhan masyarakat yang meningkat saat lebaran.

Selain itu menurut endang, pada lebaran tahun lalu, pihaknya mendapat stok elpiji melon tambahan dari pertamina.

"Tahun ini enggak ada tambahan, tapi infonya nanti mau ditambah stoknya," kata dia.

Berbeda dengan dua Pangkalan sebelumnya, Agen sekaligus pangkalan Elpiji 3 Kilogram di SPBU 21.351.03 Sukarame Bandar Lampung, mengaku masih memiliki ketersediaan stok.

"Kalau stok kita ada, tapi permintaan memang banyak," 

"Biasa lah, kan suasana lebaran jadi banyak yang nyari," tukasnya.

Meski begitu, Anton mengaku tak ada warga yang sampai antre panjang untuk membeli elpiji subsidi tersebut.

"Bulan puasa ini setiap hari sekitar puluhan yang terjual (di Pangkalan), kalau di agen saya enggak tau," 

"Kalau sampai antre ya enggak, kan banyak juga di tempat lain," pungkasnya.

Penjelasan Pertamina

Pertamina menyebut kelangkaan Elpiji 3 kilogram disebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat di momen lebaran Idul Fitri 2024.

Pertamina pun menegaskan agar masyarakat selalu membeli Elpiji di Pangkalan atau Agen resmi milik Pertamina.

Sehingga, demi memastikan pengawasan dan ketersediaan stok LPG 3 kg di momen hari raya idul fitri ini, KESDM Provinsi Lampung bersama Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel terus memastikan keamanan konsumsi LPG di wilayah Lampung cukup untuk kebutuhan masyarakat di perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 H.

Kepala Bidang (Kabid) Energi pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Lampung, Sopian Atiek menjelaskan, terjadi peningkatan jumlah konsumsi pada bulan Maret hingga April mencapai angka 3 persen.

"Di momen menjelang hingga pasca hari raya konsumsi penggunaan LPG 3 kg yang digunakan masyarakat terus meningkat. Dimana peningkatannya sampai dengan 3 persen. Sehingga supply untuk Maret hingga April sudah melebihi kuota," kata Sopian melalui keterangan tertulis, Rabu (17/4/2024)

Ia juga mengatakan jika Pertamina Patra Niaga akan menambah suplai terhadap LPG 3 kg guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Suplai sampai dengan akhir bulan April akan ditambah dan diperkirakan sampai dengan 18.299 Metrik Ton (MT) atau menjadi 103,2 persen dari kuota yang seharusnya diberikan," kata dia.

Pihaknya juga juga meminta masyarakat untuk dapat melapor jika menemukan pangkalan yang menjual LPG 3 kg melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Kalau yang harganya mahal itu kemungkinan harga warung, bukan pangkalan. Kalau ada pangkalan yang menjual melebihi HET, laporin ke kita atau Pertamina karena ada sanksi," tuturnya.

Sementara Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan mengungkapkan, masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak panic buying, karena Pertamina menjamin distribusi dan pasokan tetap tercukupi untuk kebutuhan masyarakat.

"Untuk LPG aman dan stoknya ada, Dengan meningkatnya konsumsi masyarakat, tetapi kami terus menjamin stok selalu ada, karena setiap harinya ada supply dari kilang RU III," jelas Nikho.

Nikho juga menjelaskan bahwa masyarakat harus mengetahui tempat untuk membeli LPG 3 kg bersubsidi yang harga jualnya sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah daerah setempat atau HET hanya di pangkalan.

Sedangkan warung tanpa plang penanda resmi (pengecer) bukanlah termasuk distribusi resmi LPG 3 kg.

Pangkalan resmi LPG 3 kg bersubsidi memiliki ciri-ciri di lokasi penjualan ada plang penanda yang mencantumkan nama pangkalan, nomor registrasi, HET, dan informasi nama agen serta informasi call center.

"Jika terdapat pangkalan menjual LPG 3 kg di atas HET atau ada tindakan kecurangan, masyarakat dapat melaporkan melalui PCC 135, sehingga Pertamina melalui Agen dapat melakukan tindakan atau sanksi yang tegas,"

"Namun, jika yang menjual harga yang jauh lebih tinggi dari HET adalah warung atau pengecer, kami tidak dapat melakukan penindakan karena warung atau pengecer bukan jalur distribusi resmi LPG 3 kg Pertamina," jelas Nikho.

Lebih lanjut, Pertamina terus mengajak masyarakat untuk bersama mengawasi pendistribusian LPG bersubsidi agar LPG bersubsidi ini dapat benar-benar digunakan oleh masyarakat yang kurang mampu.

"Dengan peran aktif masyarakat diharapkan dapat membantu peran Pertamina dalam menjaga kestabilan pasokan LPG di seluruh wilayah," tutup Nikho.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved