Berita Lampung
Kisah Pilu Pria Kalianda Meninggal di Kamboja, Jayani Tidak Digaji Kerja Jadi Scammer
Ahmad Jayani (36), pria asal Desa Taman Agung, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, meninggal dunia di negeri orang.
Selama bekerja di Kamboja, Jayani sering mengeluh sakit batuk.
"Dia meninggal karena sakit. Katanya dia itu mengeluh batuk. Kejadiannya nggak lama-lama banget sih, dari dia bilang sakit sampe meninggal. Dia nggak ada ngomong sih kalau ada penyakit lain. Pas lagi video call, dia lagi batuk. Dia sering bilang nggak enak badan. Terakhir video call-an dia udah nggak ngomong. Besoknya dia meninggal," katanya.
"Pagi harinya sebelum sorenya dia dikabari meninggal itu dia sempat telepon ke kakaknya. Karena saya kan nggak pegang HP. Kami nggak tahu kalau dia lagi sakit. Baru udah kayak gini saya baru dikabarin kalau dia udah meninggal dunia," sambungnya.
Menurut keterangan rumah sakit, anaknya meninggal karena sakit jantung dan paru-paru.
Lantas Janah pun bertanya-tanya. Karena menurut sepengetahuannya, Jayani tidak merokok dan tidak suka minum kopi.
"Kalau kata dokter sih penyebab meninggalnya katanya karena dia sakit jantung sama paru-paru. Bukan karena efek dia jatuh itu. Katanya bukan karena itu," ujarnya.
"Soalnya kalau kata temannya yang bernama Ridwan, yang mengantar dia ke rumah sakit, dia jatuhnya nggak baring atau nggak tengkurap. Cuma kayak posisi sujud gitu. Temennya yang ngurusin dia itu cerita ke saya," ucap Janah.
Jayani sempat mengalami koma sebelum meninggal.
"Komanya sehari. Dari jam 9 pagi itu kejadiannya, jam 5 sorenya dikabarin kalau dia meninggal dunia. Orang saya dikabarinnya jam 1 siang, jam 5 sorenya dia meninggal. Kalau sampe hari ini berarti sudah 3 mingguan," ujarnya.
Janah juga berujar, Jayani dikenal sebagai sosok yang baik dan tulang punggung keluarganya.
Dia menyebut, Jayani sudah bekerja seusai lulus sekolah.
"Dari lulus sekolah sampe sekitar 15 tahunan, anak saya bekerja di diler sebagai marketing. Setelah itu dia keluar. Hampir semua pekerjaan pernah dia kerjakan karena dia tulang punggung keluarga," ujar Janah.
"Dia pernah juga ikut temannya, kerja di hotel di Cilegon. Gajinya cuma Rp 600 ribu. Karena nggak cukup memenuhi kebutuhan, dia keluar. Terus dibawa temennya ke Tangerang, kerja bangunan. Nggak betah, keluar. Terus pernah kerja diminum-minuman gitu, terus keluar. Nggak tahan kerja di luar, dia pulang ke sini. Terus jadi kurir paket di sini, paket Lion Parcel. Sambil ngojek juga," sambungnya.
Janah menyebut, sebelum meninggal Jayani sempat mengirim uang kepadanya.
Uang tersebut untuk dibelikan ambal untuk acara peringatan empat tahun meninggalnya sang ayah.
"Sebelum meninggal dia sempat ada ngirim uang Rp 1 juta. Katanya buat haul (peringatan) empat tahun meninggal ayahnya. Kan ayahnya meninggal bulan 5 juga," ujar Janah.
Dia menyebut, Jayani juga minta dimasakkan makanan.
"Dia minta dibuatkan rempeyek, sayur asam, dan seruit ikan. Saya mah siap aja. Tapi malah dapat kabar begini," ujarnya.
(Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus)
Nama Direktur Utama 2 BUMD Lampung, Sukses Lewati 3 Tahap Seleksi Ketat |
![]() |
---|
Tenaga Ahli Gubernur Dilaporkan atas Dugaan Penggelapan Ganti Rugi Lahan Tol |
![]() |
---|
Wartawan MNC TV Andreas Afandi Nakhodai IJTI Lampung Periode 2025–2029 |
![]() |
---|
Harapan Gimnastik Lampung untuk Erick Thohir, Program Kemenpora Bisa Jangkau Daerah |
![]() |
---|
Atlet Senam Optimistis Menpora Erick Thohir Punya Perhatian Khusus untuk Lampung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.