Pileg 2024
Generasi Z di Bandar Lampung dan Bayang-bayang Hoaks Pemilu
Pemuda bernama lengkap Alif Nugraha (21) itu rupanya sempat tertipu informasi burung menjelang pesta rakyat pemilihan presiden dan wakil presiden.
Penulis: Kiki Novilia | Editor: taryono
Berkaca dari pengalamannya itu, Vito pun mengaku resah atas banyaknya hoaks di media sosial. Sebab, ia merasa seperti digempur oleh berita bohong setiap harinya.
“Resah, kadang di depan mata kita sendiri ngeliat ada orang yang kemakan hoaks jadinya ikut prihatin,” katanya.
Gen Z Rentan Terpapar Hoaks
Alif dan Alvito hanya dua dari 30 responden dalam riset yang digelar Tribun Lampung dan AJI Indonesia pada 19-22 Mei 2024. Mereka adalah warga Bandar Lampung yang lahir dalam kurun waktu 1997-2012, atau biasa disebut Generasi Z.
Riset tentang paparan hoaks di masa pemilu 2024 ini tak hanya menyasar Gen Z, tapi juga milenial, kelompok responden yang lahir dalam kurun waktu 1981-1996. Seperti halnya responden Gen Z, sebanyak 30 responden lain dari kelompok milenial tersebut dipilih dengan teknik purposive sampling. Secara keseluruhan, sebanyak 60 responden mengisi survei kuantitatif eksperimental tersebut.
Pengalaman Alif dan Alvito persis dengan yang dialami responden lainnya. Setidaknya 76 persen responden Gen Z di Bandar Lampung menilai media sosial sarat kabar bohong. Rincinya, dari 12 responden laki-laki, 11 di antaranya setuju bahwa banyak paparan hoaks di media sosial. Sedangkan dari total 18 responden perempuan, 12 di antaranya punya pendapat yang sama.
Dengan demikian, mayoritas Gen Z sepakat berada dalam bayang-bayang berita palsu di dunia maya. Sementara 10 persen lainnya memilih tidak setuju dan 13 persen sisanya menjawab netral.

Angka tersebut melampaui paparan hoaks yang diterima kelompok milenial di Bandar Lampung yang hanya mencapai 57 persen. Meski masih tergolong banyak, generasi milenial nyatanya masih berada di bawah Gen Z.

Ihwal perbedaan tersebut, kebiasaan digital kedua generasi ditengarai memainkan peranan penting. Generasi Z dikenal sebagai digital native tumbuh dalam kecanggihan teknologi internet sejak lahir. Alhasil, kategori usia ini umumnya menghabiskan lebih banyak waktu untuk berselancar di dunia maya.
“Sehari bisa 6-7 jam lah kalau ditotal mengakses sosmed,” aku Ayu Wijayanti (26) saat dihampiri di Kos Lily, Bandar Lampung, Jumat (7/6/2024).
Dalam rentang waktu tersebut, Ayu biasanya memilih untuk scrolling Instagram dan WhatsApp. Ia menikmati waktu santai di dua platform tersebut di sela-sela aktivitasnya sebagai karyawan swasta.
Jawaban berbeda datang dari responden milenial, Arie Purnama (38). Pria yang bekerja sebagai developer perumahan ini mengaku tidak terlalu memperhatikan hiruk-pikuk media sosial. Sebab, kesibukan pekerjaan dirasa sudah banyak menyita waktunya.
“Tiap hari harus kontrol ke bangunan, cek material, cek tukang kerja. Itu sudah makan banyak waktu,” kata dia saat dijumpai di Nuju Coffee, Bandar Lampung, (5/6/2024).
Karena itu, Arie hanya mengakses sosial media saat diperlukan saja. Hal ini pula yang membuatnya memberi poin 1 alias sangat tidak setuju banyak hoaks di media sosial.
Gen Z Kesulitan Mengenali Hoaks
KPU Tetapkan 50 Anggota DPRD Lampung Selatan Terpilih Periode 2024-2029 |
![]() |
---|
KPU Resmi Tetapkan 50 Anggota DPRD Bandar Lampung Periode 2024-2029 |
![]() |
---|
PPP Sebut Terjadi Perpindahan Suara di 19 Provinsi, Salah Satunya di Jawa Timur |
![]() |
---|
Hadapi Gugatan Gerindra, Bawaslu Bandar Lampung Minta Panwascam Siapkan Data |
![]() |
---|
Hasil Pileg 2024: PDIP Raih Suara Terbanyak, Diikuti Golkar dan Gerindra |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.