Pileg 2024

Generasi Z di Bandar Lampung dan Bayang-bayang Hoaks Pemilu

Pemuda bernama lengkap Alif Nugraha (21) itu rupanya sempat tertipu informasi burung menjelang pesta rakyat pemilihan presiden dan wakil presiden. 

|
Penulis: Kiki Novilia | Editor: taryono
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/Bobby Zoel Saputra)
Foto ilustrasi pemilu 2024. 

Survei ini juga menunjukkan banyaknya Gen Z di Kota Tapis Berseri –julukan Kota Bandar Lampung– kesulitan mengidentifikasi hoaks di media sosial. Hanya 43 persen responden yang merasa yakin mampu mengenali berita bohong. Sebanyak 34 persen Gen Z menyatakan kesulitan. Adapun 23 persen lainnya yang menjawab netral. 

Banyaknya responden yang menjawab netral adalah 7 orang. Dalam kondisi tertentu, mereka sukar memilih informasi hoaks. Mereka bisa masuk ke dalam golongan responden yang secara terus terang mengaku kesulitan. 

Temuan menariknya, mayoritas responden yang merasa kesulitan mengidentifikasi hoaks datang dari kalangan laki-laki. Dari 10 responden yang menyatakan kerepotan mengenali hoaks, terdiri atas 9 responden laki-laki dan 1 perempuan.

Gambar 3. Sebaran jawaban responden.
Gambar 3. Sebaran jawaban responden. (Sumber: Survei Tribun Lampung dan AJI Indonesia)

Alif termasuk yang mengaku kebingungan mengenali hoaks. Mahasiswa Universitas Lampung ini berdalih jarang mendapat pendidikan politik maupun literasi media. Kampus maupun lingkungan tempat tinggalnya tidak memberikan informasi yang cukup. 

“Di kampus paling cuma diingetin untuk jangan golput, pakai hak suara, gitu aja,” ungkap dia. 

Sementara Gusti Amalia (27) merasakan hal yang sama. Karyawan media online di Lampung ini seperti berada di persimpangan antara yakin dan tidak dalam mengidentifikasi kebenaran sebuah informasi di media sosial. “Persentasenya fifty-fifty,” kata dia, Jumat (7/6/2024). 

Gusti merasa sukar mengidentifikasi hoaks yang dikemas dengan tampilan meyakinkan. “Biasanya kan kalau hoaks itu ciri khasnya judul bombastis, tapi pernah menemukan yang tampilannya sangat meyakinkan,” kata dia.

Seperti Alif, Gusti juga beralasan punya keterbatasan informasi. Dia menyatakan tidak selalu up to date soal informasi pemilu yang kompleks dan aktual. Walhasil, dia kebingungan ihwal kebenaran informasi baru di media sosial. 

Kondisi di atas sejalan dengan riset yang pernah dilakukan media Magdalene.co yang bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Industri di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Deakin University di Australia untuk menganalisis tingkat kepercayaan dan kemampuan Gen Z di Indonesia dalam mengenali hoaks pada 2021-2022. 

Menggunakan riset kuantitatif melalui survei daring kepada 647 responden Gen Z di seluruh Indonesia, hasil yang didapat mencengangkan. Kelompok usia tersebut ternyata kesulitan membedakan antara hoaks dan informasi kredibel. 

Hoaks Paling Banyak di Facebook

Dalam penyebaran hoaks, media sosial memegang peranan penting. Media dengan segudang pengguna seperti Instagram, WhatsApp, Facebook dan Twitter menjadi sarana penyebaran hoaks di kalangan anak muda. 

Secara rinci, 60 persen responden Gen Z di Bandar Lampung memilih Facebook sebagai media sosial paling banyak memuat hoaks. Disusul 40 persen responden memilih Instagram di posisi kedua. Kemudian 40 persen responden memilih WhatsApp untuk urutan ketiga. Terakhir, 17 persen responden memilih Twitter di peringkat terakhir.

Gambar 4. Persentase media sosial dalam penyebaran hoaks di Bandar Lampung.
Gambar 4. Persentase media sosial dalam penyebaran hoaks di Bandar Lampung. (Sumber: Survei Tribun Lampung dan AJI Indonesia)

Ade Ahmad (26) membeberkan pengalamannya. Ia bercerita, awalnya menggunakan Facebook untuk kepeluan pekerjaan. Pria yang sempat bekerja sebagai videografer itu mengunggah hasil kerjanya di sana. 

Tapi sayangnya, Ade justru menemukan banyak berita hoaks, tidak terkecuali soal pemilu. Informasi yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya itu kerap berseliweran di bagian halaman utama. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved