Berita Terkini Nasional

Siswi SMP di Cianjur Alami Perundungan saat MPLS, Nyeri Tulang Belakang hingga Tak Bisa Jalan

Kisah sedih harus dialami AD (12), seorang siswi baru di SMPN I Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Editor: Teguh Prasetyo
Fauzi Noviandi/tribunjabar.id
PEMERIKSAAN - AD usai menjalani pemeriksaan di Klinik Saraf dan hendak dibawa ke ruang inap di RSUD Cianjur, Senin (22/7). 

Ironisnya tindak kekerasan yang diperbuat pelaku terjadi saat acara penutupan MPLS dan disaksikan siswa lain.

"Ada guru-gurunya juga di sana. Tapi, kenapa pihak gurunya tidak segera menghampiri anak saya dan menanyakan kenapa, apa yang terjadi. Pihak sekolah terkesan kurang tanggap," ucap dia.

Dian mengatakan, anaknya pulang sendiri ke rumah dalam kondisi kesakitan.

"Dalam keadaan sakit anak saya pun pulang sedirian, lalu pada sekitar pukul 14.00 WIB, anak saya mengeluhkan sakit pada saat buang air kecil, Saat itu baru menceritakan bahwa dirinya telah mendapatkan tindak kekerasan," ucapnya.

Hingga sore, lanjut dia, anak keduanya tiba-tiba tidak bisa berdiri dan jalan seperti biasanya.

Tapi kondisinya pada Jumat (19/7/2024) sudah mulai membaik.

"Saat itu saya pun langsung menghubungi orangtua teduga pelaku untuk memberitahu kondisi anaknya. Tapi saya tidak meminta apapun cuma ingin memberitahu aja," ucapnya.

Ia mengatakan, langsung membawa anaknya ke RS Katika Sukabumi untuk diperiksa perawatan serta dilakukan rontgen di bagian tubuh yang terluka.

"Hasil pemeriksaan rontgen terlihat di bagian pinggul kiri anak saya terdapat luka memar cukup parah. Saat dilakukan rontgen pun, saya mengeluarkan uang pribadi. Karena kekerasan tidak diakomodasi BPJS," ucapnya.

Dian menegaskan, tidak terima anaknya diperlakukan demikian dan menuntut pertanggungjawaban pihak keluarga pelaku dan juga pihak sekolah.

"Anak saya sekarang kondisinya sakit, masih merasakan nyeri dan sakit pada bagian pinggang kiri. Buang air kecil juga terasa nyeri," ujar Dian.

Saat ini korban tengah dirawat di RSUD Sayang Cianjur usai menjalani pemeriksaan lanjutan.

Namun ayah korban, Dian meminta CT ditunda karena keluarganya yang tak punya biaya.

"Biaya CT scan di RSUD Cianjur itu sebesar Rp6 juta, saya belum punya uang sebesar itu sehingga sekarang harus dirawat inap dulu," tambahnya.

Dian berharap Disdikpora Kabupaten Cianjur bisa lebih memberikan perhatian lebih, terutama dalam pembiayaan selama menjalani perawata di RSUD Cianjur.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved