Berita Terkini Nasional

Airlangga Disebut Beri 'Kendaraan' ke Gibran, Pengamat: Jokowi Kok Ga Terima Kasih?

Jokowi disebut seharusnya berterima kasih kepada Airlangga Hartarto yang telah memberikan 'kendaraan' ke putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.

TRIBUNNEWS/IMANUEL NICOLAS MANAFE
Profesor Ikrar Nusa Bakti saat diwawancarai secara khusus oleh News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat di Studio Newsroom Tribun Network, Jakarta, Senin (13/11/2023). Presiden Joko Widodo alias Jokowi disebut seharusnya berterima kasih kepada Airlangga Hartarto yang telah memberikan 'kendaraan' ke putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka. 

Ikrar menilai Jokowi akan mendapatkan keuntungan dari manutnya Khofifah terhadap dia dalam pemilu presiden 2024 yang lalu.

Pasangan Prabowo-Gibran bisa menang di Jawa Timur dengan telak itu karena faktor Khofifah Indar Parawansa sebanyak 65 persen pemilih di Jawa Timur.

"Justru itu padahal kita tahu Pak Mahfud itu, masa orang Madura nggak ada yang memilih dia."

" Padahal tadi saya pikir gitu atau masa orang NU nggak ada yang milih Muhaimin ataupun Mahfud MD," pungkasnya.

Hal ini masih menjadi pertanyaan-pertanyaan besar bagi Ikrar.

Bahkan masih banyak sejumlah tokoh yang kemudian berhadapan dengan KPK setelah Pileg atau Pilpres itu selesai.

"Nah ini juga harus menjadi satu pelajaran besar bagi para politisi yang bermasalah ya."

" Bahwa jangan Anda nurut kepada kekuasaan yang ada di atas untuk kemudian anda bisa bebas dari kasus-kasus korupsi," tuturnya.

Kesalahan Besar

Di sisi lain, Guru Besar Riset di Pusat Penelitian Politik LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Prof Ikrar Nusa Bhakti mengaku belum dapat memahami sekelas Partai Golkar dapat diintervensi oleh pihak luar.

Menurutnya, apabila Agus Gumiwang Kartasasmita benar menjadi Plt. Partai Golkar, dengan tugas melaksanakan Munaslub pada Agustus ini akan menjadi kesalahan besar.

 "Begitupun kalau kemudian nanti ternyata Bahlil Lahadalia itu kemudian benar terpilih menjadi ketua partai Golkar, itu lagi-lagi kesalahan besar bagi partai Golkar," katanya saat wawancara dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Gedung Tribun Palmerah, Jakarta, Senin (12/8/2024) malam.

Problem politik lain yang terjadi dalam Partai Golkar apabila ternyata disetujui oleh Prabowo Subianto.

Ikrar menyebut itu berarti sama saja Prabowo Subianto sedang menggali kuburnya sendiri.

Dia berpendapat hal itu lantaran dia tidak akan menjadi presiden terpilih, dan yang sebenar-benarnya presiden setelah dilantik.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved