TKI Mesuji Dipulangkan
Lewat Keluarga Orang Tua Majikan, PMI Non Prosedural Asal Mesuji Lampung Berangkat ke Malaysia
Adik kandung korban bernama Lasmini mengatakan kronologi awal kakaknya berangkat kerja ke negara Malaysia itu lewat orang tua majikannya.
Penulis: M Rangga Yusuf | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Mesuji - Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural yang bekerja di Malaysia saat ini telah dipulangkan ke tempat tinggalnya yang berada di Desa Bumi Harapan, Kecamatan Way Serdang, Kabupaten Mesuji, Lampung, Kamis (24/10/2024) malam hari.
PMI non prosedural yang telah dipulangkan itu bernama Ernawati dan saat ini kondisinya lumpuh karena mengalami cidera otak dan tulang belakang akibat percobaan mengakhiri hidup.
Adik kandung korban bernama Lasmini mengatakan kronologi awal kakaknya berangkat kerja ke negara Malaysia itu lewat orang tua majikannya yang tinggal di Jakarta.
Oleh sebab itu, pihaknya pun sebelumnya tidak mengetahui jika kakaknya akan bekerja di Malaysia.
"Kalau kronologi awalnya itu kakak saya dapat informasi dari saudara di Lampung Tengah untuk bekerja di Jakarta," ujarnya.
Setelah tiba di Jakarta, Ernawati mendapat tawaran dari orang tua istri majikannya untuk bekerja di Malaysia.
Saat itu, tawaran kerjanya hanya sebagai baby sister di tempat majikannya.
Namun, seiring berjalannya waktu kakaknya itu mendapatkan kerjaan tambahan untuk mengurusi rumah.
"Waktu sampai di Malaysia pekerjaan awal baby sister, setelah itu kerjaannya ditambah jadi ART dan kondisi itu dikeluhkan kakak saya," ungkapnya.
Meskipun begitu, Ernawati tetap bekerja sembari menunggu sisa kontrak kerjanya selesai.
Dikatakan Lasmini saat bekerja di Malaysia kakaknya menerima gaji sekitar Rp 3,5 juta per bulan.
Setelah itu, karena ada penambahan pekerjaan ada tambahan gaji sekitar Rp 5 juta per bulan.
Namun, gaji tersebut tidak dikirim ke keluarganya di Indonesia.
Tetapi disimpan untuk diinvestasikan ke majikannya di Malaysia.
"Pengakuan dari kakak saya uangnya diinvestasikan ke majikannya, setelah selesai masa kontrak baru bisa diambil," ucapnya.
Kondisi itupun yang membuat kakaknya sangat kesulitan untuk memberikan nafkah kepada anak-anaknya.
Bahkan, sekedar uang jajan untuk anaknya saja yang dikirim tiap minggunya berkisar Rp 100- 150 ribu tidak rutin terkirim.
"Jadi saya juga sangat kasihan, anaknya di sini dan kebetulan dititipin ke saya sampai disuruh irit-irit sembari menunggu kepulangan ibunya," imbuhnya.
Sampai pada akhirnya peristiwa kecelakaan itu terjadi dan membuat kakaknya harus dirawat di rumah sakit Malaysia.
Tabungan yang diinvestasikan ke majikannya itupun sampai habis tak tersisa untuk biaya perawatan Ernawati di rumah sakit Malaysia.
"Kalau dari informasi yang saya terima dari majikannya jika uang tabungannya kakak saya habis untuk biaya pengobatan," imbuhnya
Tidak cukup sampai disitu, pihak majikannya pun meminta dana tambahan untuk perawatan Ernawati.
Pihaknya keluarga pun sampai kebingungan, karena dana yang diminta cukup banyak.
Hingga pihak keluarga korban pun mencoba untuk menjual rumah, namun tidak kunjung terjual.
"Kami sudah sangat bingung mau cari duit dimana lagi, rumah ini sampai mau dijual tapi tidak laku dan akhirnya baru dapat Rp 12 juta kami transfer ke majikan," jelasnya.
Tiga bulan berselang setelah kejadian itu, pihaknya pun menerima informasi dari pihak KBRI Kuala Lumpur terkait kabar korban.
Informasi itu didapat dari pihak Rumah Sakit di Malaysia yang melapor ke KBRI Kuala Lumpur.
"Selama tiga bulan itu memang kami sudah tidak bisa membayar biaya pengobatan lagi, jadi pihak rumah sakit melaporkan ke KBRI Kuala Lumpur," ungkapnya.
Disisi lainnya, anak korban yang ke dua bernama Hanifa mengaku sebelum kejadian orang tuanya di rawat di rumah sakit Malaysia sering melakukan komunikasi.
Hanifa menyebut jika orang tuanya hendak pulang ke Indonesia sembari menunggu dana yang dicairkan dari majikannya selama bekerja 2 tahun lamanya.
"Ibu ngasih kabar mau pulang ke Indonesia dan bilang supaya sabar untuk menunggu ibu pulang," ucapnya.
(Tribunlampung.co.id /M Rangga Yusuf)
TKI Mesuji Dipulangkan dalam Kondisi Lumpuh, BP3MI Ungkap Risiko Jadi Pekerja Migran Ilegal |
![]() |
---|
Disambut Tangis Keluarga, TKW Asal Mesuji Lampung Pulang dalam Kondisi Lumpuh |
![]() |
---|
PMI Non Prosedural Asal Mesuji Lampung Derita Kelumpuhan, Keluarga Ungkap Kejanggalan |
![]() |
---|
TKW Asal Mesuji Lampung Pulang dari Malaysia dalam Kondisi Lumpuh |
![]() |
---|
Keluarga PMI Mesuji Lampung Sempat Kirimkan Rp 12 Juta untuk Perawatan di Rumah Sakit Malaysia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.