TKI Mesuji Dipulangkan

PMI Non Prosedural Asal Mesuji Lampung Derita Kelumpuhan, Keluarga Ungkap Kejanggalan

PMI non prosedural, Ernawati saat ini kondisinya lumpuh karena mengalami cidera otak dan tulang belakang akibat percobaan mengakhiri hidup.

Penulis: M Rangga Yusuf | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/M Rangga Yusuf
Isak tangis keluarga korban saat menyambut Ernawati pulang ke rumah. 

Tribunlampung.co.id, MesujiPekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural yang bekerja di Malaysia saat ini telah dipulangkan ke tempat tinggalnya yang berada di Desa Bumi Harapan, Kecamatan Way Serdang, Kabupaten Mesuji, Kamis (24/10/2024) malam hari.

PMI non prosedural yang bernama Ernawati saat ini kondisinya lumpuh karena mengalami cidera otak dan tulang belakang akibat percobaan mengakhiri hidup.

Namun, pihak keluarga korban sampai saat ini merasa ada kejanggalan atas penyakit yang diderita oleh Ernawati.

Adik korban bernama Lasmini mengaku tidak percaya atas keterangan majikannya jika kakak kandungnya ini alami sakit hingga lumpuh akibat percobaan akhiri hidup.

"Kalau keterangan dari majikannya kakak saya ini mau percobaan bunuh diri dengan cara digantung tapi masih bisa terselamatkan," ujarnya.

Lasmini pun masih belum percaya atas keterangan yang disampaikan majikan kakaknya itu.

Menurutnya percobaan gantung diri tidak akan sampai pada mengalami cidera pada otak hingga tulang belakang.

"Logikanya kalau mau gantung diri trus terselamatkan bagaiman bisa alami cidera pada kepala dan tulang belakang," ungkapnya.

"Padahal tadinya saya mengira percobaan bunuh diri itu melompat dari gedung, dan itu bisa sangat dimungkinkan alami kelumpuhan," sambungnya.

Selain itu, Lasmini menuturkan kecurigaan lainnya adalah ketika persoalan ini muncul setelah masa kontrak kerja sudah selesai.

Padahal sejak awal bekerja sampai di penghujung masa akhir kontra kerja, kakaknya masih sering melakukan komunikasi dengan anaknya.

"Waktu itu memang kakak saya pernah telpon sama saya dan anaknya kalau bentar lagi mau pulang karena masa kontrak kerja habis dan mau menunggu pencairan duit gajiannya yang diinvestasikan ke majikan selama bekerja, tetapi setelah itu kejadian ini muncul," ungkapnya.

"Jadi memang selama bekerja 2 tahun lamanya, kakak saya tidak pernah mengirimkan gajinya ke keluarga di Indonesia hanya mengirimkan jajan untuk anaknya dikisaran Rp 100-150 ribu per minggu sisanya seluruh gajinya disimpan di majikannya alasannya untuk investasi," sambungnya.

Sampai pada akhirnya tabungan yang diinvestasikan ke majikannya itu habis tak tersisa untuk biaya perawatan Ernawati di rumah sakit Malaysia.

"Kalau dari informasi yang saya terima dari majikannya jika uang tabungannya kakak saya habis untuk biaya pengobatan," imbuhnya

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved