Berita Terkini Nasional

BMKG Imbau Waspada Banjir Lahar Hujan Gunung Lewotobi 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi banjir lahar hujan di Gunung Lewotobi di Flores Timur, Nusa Tenggara

Editor: Indra Simanjuntak
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
Gunung Lewotobi Laki-laki dilaporkan kembali mengalami erupsi. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Flores Timur - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi banjir lahar hujan di Gunung Lewotobi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Terlebih saat datangnya musim hujan dan cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat yang berada di lereng gunung untuk mewaspadai banjir lahar hujan.

Banjir lahar juga merupakan banjir besar dan cepat yang terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik dari erupsi gunung berapi.

Dalam rilisnya di laman bmkg.go.id, material vulkanik tersebut bisa berupa abu, pasir, atau bebatuan yang bercampur dengan material lain seperti kayu dan pohon.

Banjir lahar hujan sendiri pernah terjadi di Gunung Marapi, Sumatera Barat, dan bisa mengancam nyawa hingga merusak bangunan.

"Saat erupsi, tidak semua material ikut meluncur ke bawah, melainkan tertumpuk di atas,"

"Apabila hujan lebat terjadi, maka potensi banjir lahar hujan pun semakin meningkat," imbuhnya.

Ancaman ini meningkat sejalan dengan datangnya musim hujan dan fenomena La Nina yang terjadi di Indonesia.

Fenomena ini akan berlangsung mulai akhir 2024 hingga Maret atau April 2025 mendatang.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto melaporkan, dari pemantauan, sepekan terakhir cuaca di NTT cukup bervariasi.

"Hingga awal November 2024, sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mulai memasuki awal musim hujan"

"Namun, wilayah di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki diprediksi baru akan memasuki musim hujan pada awal Desember"

"Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko banjir lahar hujan di sekitar lereng gunung tersebut," imbuhnya.

Ia juga menyebut, potensi hujan masih tinggi di NTT dan meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi basah, termasuk banjir lahar hujan," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved