Beasiswa ini bukan hanya soal dukungan finansial, tetapi juga kesempatan untuk berinteraksi dengan komunitas yang beragam dan memperluas wawasan. Selain itu, Dihgan juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh dosen pembimbing dan staf pengajar di Unila.
“Terima kasih, khususnya untuk Prof. Rudy, Ibu Dr. Ria Wierma, Dr. Candra Perbawati, Dr. Yusnani Hasymzum, dan Dr. Yusdianto, serta seluruh dosen yang saya hormati atas nasihat, keahlian, dan dukungan tak ternilai selama masa studi saya,” pungkasnya.
Kisah Abdul Basit Dihqan bukan hanya inspirasi bagi para mahasiswa internasional, tetapi juga bukti dedikasi dan semangat untuk belajar bisa membuka pintu perubahan, baik bagi individu maupun komunitas yang lebih luas.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/rls)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.