Berita Terkini Nasional
Sidang Polisi Penembak Pelajar SMK di Semarang Ditunda, Keluarga Korban Kecewa
Sidang etik Aipda Robig Zaenudin (38), penembak pelajar SMK bernama Gamma atau GRO (17), kembali ditunda hingga membuat keluarga kecewa.
Tribunlampung.co.id, Semarang - Sidang etik Aipda Robig Zaenudin (38), penembak pelajar SMK bernama Gamma Rizkynata Oktafandy atau GRO (17) hingga tewas, kembali ditunda hingga membuat keluarga korban kecewa.
Keluarga GRO pun mempertanyakan keseriusan polisi dalam memproses Aipda Robig Zaenudin secara etik kepolisian.
Diketahui, seorang pelajar SMK, Gamma Rizkynata Oktafandy (GRO), tewas setelah diduga ditembak oknum polisi pada Minggu (24/11/2024) sekira pukul 01.58 WIB. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit Kariadi Semarang. Namun nahas, nyawanya tidak tertolong.
Tercatat, hampir dua pekan kasus ini berjalan, kasus etik Aipda Robig jalan di tempat.
Alhasil, Robig tak kunjung dipecat dari kepolisian dan statusnya tetap dipertahankan sebagai anggota Polri.
"Rencananya sidang etik dilakukan hari ini (Jumat), namun dibatalkan, informasinya diundur," kata Juru Bicara Keluarga Gamma, Subambang, Jumat (6/11/2024).
Bambang menyebut, mendapatkan informasi tersebut dari kepolisian.
Dia mengaku, keluarga sangat menunggu sidang etik sebagai acuan langkah hukum selanjutnya.
"Dari keluarga mintanya sederhana saja, proses sesuai hukum yang berlaku, jatuhi sanksi kode etik yang terberat, kemudian hukum pidananya on the track," bebernya.
Pihaknya berharap, sidang etik Aipda Robig segera dilakukan.
Di samping itu, Aipda Robig dalam kasus pidananya harus segera ditetapkan sebagai tersangka.
"Kami menuntut pula pemulihan nama baik almarhum," katanya.
Sementara, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah mengatakan, sidang etik Aipda RZ masih melengkapi berkas sidang kode etik.
"Pelengkapan berkas agar maksimal pembuktiannya dan memudahkan proses sidangnya," katanya.
Video Detik-detik Polisi Tembak Mati Pelajar SMKN di Semarang, Korban Tak Melawan
Detik-detik video Aipda Robig Zaenudin (38) tembak mati GRO (17), saat sedang melintas bersama rekan-rekannya, terekam kamera CCTV dan beredar luas di media sosial.
Dalam rekaman CCTV tersebut, terlihat memang tak ada insiden tawuran seperti yang disampaikan pihak kepolisian.
Lantas, apa maksud Aipda Robig menembak para pelajar tersebut hingga satu di antaranya tewas?
Diketahui, seorang pelajar SMK, Gamma Rizkynata Oktafandy (GRO), tewas setelah diduga ditembak oknum polisi pada Minggu (24/11/2024) sekira pukul 01.58 WIB. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit Kariadi Semarang. Namun nahas, nyawanya tidak tertolong.
Video rekaman CCTV detik-detik Aipda Robig Zaenudin (38) tembak GRO alias Gamma hingga tewas.
Video tersebut diperlihatkan keluarga GRO (17).
Mereka akhirnya mengantongi video rekaman kamera CCTV yang memperlihatkan aksi penembakan tersebut.
Video berdurasi 41 detik ini memperlihatkan aksi Aipda Robig Zaenudin (38) menembak korban persis di depan Alfamart Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang.
Rekaman video tersebut menunjukkan waktu penembakan terjadi pada Minggu (24/11/2024) pukul 00.19 WIB.
Video ini yang enggan ditunjukkan polisi ke publik dengan dalih takut disalah digunakan.
"Kalau dari Polrestabes bilangnya korban melawan lalu ditembak. Nah ini ada videonya melawan apa ndak?" tanya perwakilan kerabat korban GRO di depan wartawan di Kota Semarang.
Kerabat ini meminta identitasnya disembunyikan dengan alasan keselamatan.
Tribun yang melihat rekaman video tersebut melihat pria berpostur tegap mengendarai motor diduga N-max melintangkan motornya di tengah jalan depan Alfamart Candi Penataran Raya.
Pria itu lantas menarik pelatuknya yang diarahkan ke tiga motor yang melintas di antaranya adalah motor korban .
Selama proses sebelum dan saat penembakan tidak ada gerakan perlawanan dari para korban.
"Polisinya kan naik Nmax itu. kayak nyegat gitu. saya dengar tembaknya ada 4 kali," beber keluarga korban.
Dia meminta video tersebut jangan disebarluaskan terlebih dahulu.
Sebab, pihaknya masih melengkapi runtutan video lainnya. Terutama saat pelaku penembakan mengejar korban.
Dari rekaman video tersebut pelaku juga tampak terjatuh dari atas motornya ketika hendak mengejar rombongan korban.
Tingkah sempoyongan pelaku tersebut disinyalir keluarga korban karena pelaku terpengaruh minuman keras.
Namun Kepolisian membantah bahwa pelaku penembakan terpengaruh narkoba maupun alkohol.
"Iya, Pak Irwan (Kapolrestabes Semarang) menunjukkan bahwa si tersangka Robig itu negatif (minuman keras) tapi informasi yang kami terima pelaku itu positif. Seharusnya informasi ini dibuka secara terang ke publik (tidak hanya klaim sepihak)," terangnya.
Tak Kunjung Ditetapkan Tersangka
Polisi tak kunjung menetapkan Aipda Robig Zaenudin (38) sebagai tersangka atas kasus penembakan GRO (17) atau Gamma bikin kecewa keluarga.
Keluarga korban GRO, berinisial S mengatakan, menyayangkan lambatnya polisi memproses pelaku penembakan.
"Saya pribadi sangat menyayangkan dengan kelambatan dari pihak kepolisian mengenai penyidikan kasus tersebut," katanya, Senin (2/11/2024).
Pihaknya berharap , polisi segera menangani kasus ini dengan serius.
"Jangan lupa, nama Gamma dipulihkan karena selalu disebut sebagai gangster," bebernya.
Sementara Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto mengaku, Aipda Robig pelaku penembakan pelajar GRO belum ditetapkan sebagai tersangka.
"Masih terperiksa," katanya.
Dia beralasan, Aipda Robig tak kunjung ditetapkan tersangka karena masih mengumpulkan barang bukti lainnya.
"Di antaranya soal hasil ekshumasi," bebernya.
Diberitakan sebelumnya, keluarga GRO (17) atau Gamma pelajar ditembak mati polisi meyakini kasus korban direkayasa terutama soal korban adalah anggota gangster.
Tak hanya itu, keluarga korban juga meragukan pernyataan polisi yang menyebut korban ditembak mati karena melakukan penyerangan ke polisi menggunakan senjata tajam.
Keraguan keluarga itu berdasarkan rekaman video penembakan berdurasi 41 detik yang berhasil dikantongi keluarga korban.
Dalam rekaman video tersebut, keluarga sama sekali tak melihat adanya korban menyerang Aipda Robig Zaenudin (38) anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang.
"Maka dari itu, yang paling utama adalah pengembalian nama baik Gamma. Kedua, proses pidana pelaku penembakan dengan hukuman pidana sesuai perbuatannya," kata seorang keluarga korban GRO yang enggan disebutkan identitasnya dengan alasan demi keselamatannya di Kota Semarang, Minggu (1/12/2024).
Keluarga korban mengaku, selama proses hukum ini, polisi hanya menunjukan barang bukti berupa senjata tajam untuk tawuran.
Alat-alat tersebut, kata dia, bisa diambil dari mana saja.
Tudingan soal korban membeli senjata tajam, keluarga meminta polisi membuktikannya.
"Terus pelaku-pelaku tawuran (ada 4 orang) kan bisa diambilkan dari beberapa anak-anak yang wajib lapor," terangnya.
Dengan keyakinan ini, keluarga korban telah mengumpulkan sejumlah alat bukti versi mereka untuk membantah tudingan dari Kapolrestabes Semarang.
Tudingan tersebut yakni korban adalah anggota gangster yang layak ditembak polisi karena menyerang terlebih dahulu.
"Beberapa bukti dari keluarga tetap kami serahkan ke Polda Jateng," imbuh perwakilan keluarga GRO itu.
Diberitakan sebelumnya, anggota Satresnakorba Polda Jateng Aipda Robig menembak sampai tewas pelajar SMK N 4 Semarang GRO (17).
Dua korban lainnya yakni AD (17) dan SA (16) alami luka tembak di tangan dan dada.
Mereka berdua selamat.
Peristiwa ini terjadi di depan Alfamart Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024) pukul 00.19 WIB.
( Tribunlampung.co.id / TribunJateng.com )
Sosok Bupati Buton yang Dilaporkan Menghilang 20 Hari, Ternyata di Jakarta |
![]() |
---|
Pidato di Sidang Majelis Umum PBB, Prabowo Ikuti Jejak Diplomasi sang Ayah |
![]() |
---|
Marak Keracunan MBG Termasuk di Lampung, Qodari: Perlu Evaluasi |
![]() |
---|
Pria Serang Keluarga Mantan Istri Pakai Sajam, Anak Kandung Dibawa Kabur |
![]() |
---|
Teguh Patah Hidung Usai Dihajar Oknum TNI, Keluarga Tolak Damai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.