Berita Nasional Terkini

Kebakaran Lima Bangunan di Senen Jakarta, Sepasang Lansia Ditemukan Tewas

Kebakaran yang meludeskan lima bangunan di Senen, Jakarta, pada Senin pagi, mengakibatkan sepasang suami istri yang sudah lanjut usia meninggal dunia.

Editor: Teguh Prasetyo
Kompas.com/Shela Octavia
KEBAKARAN - Kondisi rumah bekas kebakaran di Jalan Letjen Suprapto, Senen, Jakarta Pusat, Senin (30/12). Kebakaran menewaskan sepasang suami istri lansia. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Kebakaran yang meludeskan lima bangunan di Jalan Letjen Suprapto, Senen, Jakarta Pusat, pada Senin (30/12/2024), sekitar pukul 04.23 WIB, mengakibatkan sepasang suami istri yang sudah lanjut usia (lansia) meninggal dunia.

Keduanya berinisial TBT (70) dan TJ (68) dan dalam kesehariannya, keduanya berjualan bakmi di depan rumah

Ketua RT 001, M. Satiri Ridwan mengatakan, TJ sudah lama mengalami gangguan di kakinya.

Istri dari TBT itu setiap harinya harus menggunakan kursi roda karena penyakitnya itu.

“Istrinya (salah satu korban) sudah enggak bisa jalan. Pakai kursi roda,” ujar Satiri saat dimintai keterangan di depan lokasi kejadian, Senin.

Sementara, TBT masih bisa berjalan.

Saat kejadian, kedua korban hanya tinggal bersama dengan asisten rumah tangga mereka yang berinisial M.

Satiri mengatakan, ketika api membesar, M sudah mencoba untuk menyelamatkan TBT.

Bahkan, TBT sudah ditarik keluar dari rumah mereka.

Namun, lansia ini kembali masuk ke dalam dan hendak menuju ke kamarnya di lantai dua.

“ART sudah cerita sama saya. ‘Pak RT, saya sudah tarik si engkoh (TBT). A dia naik lagi. dia mau ngambil berkas apa’. Enggak ngerti saya,” kata Satiri.

Berdasarkan pengamatan Satiri, tidak lama setelah TBT kembali masuk ke rumah, tangga yang terbuat dari kayu itu ambruk dan membuat kedua lansia itu terjebak di dalam rumah yang terbakar.

Keduanya ditemukan tewas di dalam rumah sekitar pukul 05.19 WIB.

Saat itu, api sudah berhasil dipadamkan dan operasi masuk dalam tahap pendinginan.

Dua lansia ini ditemukan di dua lokasi yang berbeda.

TBT disebutkan ditemukan di lantai dasar rumah.

Sementara, TL ditemukan di kamar di lantai atas atau lantai dua.

Satiri mengatakan, sehari-harinya pasangan lansia itu sering menghabiskan waktu bersama anak dan cucu mereka.

“Biasa dia (cucu korban) main (rumah korban). Malam pulang dijemput bapaknya,” imbuh Satiri.

Bahkan ia sering melihat keluarga korban berkumpul di rumah yang sudah hangus terbakar ini.

Anak dan cucu korban tidak pergi ke rumah nenek dan kakek mereka sejak beberapa hari lalu, sebelum Natal.

“Karena ada acara natal, pada dibawa semua (liburan),” imbuh Satiri.

Saat ini, lokasi kejadian juga telah dipasangi garis polisi.

Pengamatan Kompas.com di lokasi, plafon dan atap seng rumah korban berserakan dan menggantung hingga ke luar rumah.

Seluruh bangunan rumah hangus terbakar dan masih terlihat tetesan air dari lantai dua.

Ada lima bangunan yang terdampak dalam peristiwa kebakaran di Senen ini.

Diduga, kebakaran disebabkan korsleting di warung tegal (warteg) yang berada di lantai satu rumah korban.

Menurutnya ada lima bangunan terdampak kebakaran.

“Lima (bangun terdampak kebakaran), warteg, pemilik rumah, jual terpal, sablon. Ini kena sedikit, toko pancing,” ujar Satiri.

Untuk dua bangunan di samping kanannya juga terlihat hangus terbakar, meski dinding bagian depan masih berdiri.

Tapi dari celah pagar seng di lantai dasar, terlihat atap sudah ambruk dan bagian dalam bangunan juga sudah berantakan akibat jilatan lidah api.

Satiri mengatakan, api cepat merambat ke bangunan lain karena angin berembus kencang.

Dia juga sudah tidak bisa berbuat apa-apa, meski datang tidak lama setelah mendapatkan laporan warga.

“Mereka (api) sudah gede. Wah ngeri. Saya sudah (bawa) APAR loh. Enggak sanggup deh (untuk bantu memadamkan api),” tutur Satiri.

Sementara Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Pusat Asril Rizal mengonfirmasi bahwa kedua korban terjebak di dalam rumah saat kebakaran terjadi.

"Korban dua orang, terjebak di dalam tempat kejadian perkara (TKP)," ujar Asril saat dihubungi.

Asril menjelaskan, pihaknya menerima laporan kebakaran pada pukul 04.23 WIB.

Unit pemadam kebakaran pertama tiba di lokasi sekitar pukul 04.28 WIB.

Saat itu, api telah membesar dan mulai menyambar rumah-rumah di sekitarnya.

Karena sumber air jauh dari titik api, operasi pemadaman berlangsung cukup lama.

Api baru bisa dilokalisir sekitar pukul 05.04 WIB.

Sebanyak 20 unit mobil pemadam kebakaran dan 100 petugas dikerahkan untuk mengendalikan api.

Operasi pemadaman memasuki tahap pendinginan sekitar pukul 05.19 WIB dan dinyatakan selesai sekitar pukul 07.30 WIB.

Asril menambahkan, kebakaran diduga disebabkan oleh korsleting listrik di salah satu rumah yang merupakan warung tegal (warteg).

"Saat ingin masak di dapur warteg, pemilik warteg, A, melihat percikan api. Pemilik langsung keluar meminta bantuan ke Pak RT. Saat kembali, api sudah membesar," pungkasnya. (tribunnetwork)

 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved