Pemprov Lampung

Pemprov Lampung Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Bersama Sekjen Kemendagri

Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan (Ekubang) Pemprov Lampung Zainal Abidin mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah.

Istimewa
Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan (Ekubang) Pemprov Lampung Zainal Abidin mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan (Ekubang) Pemprov Lampung Zainal Abidin mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual yang dipimpin Plt Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir di Ruang Command Center Lt. II Dinas Kominfotik Lampung, Senin (30/12/2024).

Tomsi Tohir menegaskan akan pentingnya realisasi pendapatan sehingga bagi daerah yang masih kurang untuk dicari letak permasalahannya.

"Berkaitan dengan realisasi pendapatan, dapat kita lihat daerah-daerah yang hijau ini dapat merealisasikan pendapatan daerahnya bahkan ada yang melebihi target. Namun ada provinsi-provinsi yang jauh dari target. Tolong konsolidasi, dicek kembali dimana letak permasalahannya sehingga realisasinya tidak tercapai," ucapnya.

Selain pentingnya realisasi pendapatan, Tomsi Tohir juga menegaskan akan pentingnya realisasi belanja sehingga seluruh presentase atau belanjanya itu dapat baik kemudian efektif dan juga efisien.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini dalam paparannya menyampaikan, sepanjang 2024 hingga November, komponen inti mengalami inflasi (November, y-to-d) sebesar 2,09 persen dengan andil sebesar 1.33 % terhadap inflasi umum.

Komoditas penyumbang andil tertinggi adalah Emas Perhiasan, yakni sebesar 0,34 % . Komoditas ini mengalami inflasi bulanan secara terus menerus sejak September 2023 s.d. November 2024 (15 bulan terakhir). Diikuti oleh kopi bubuk, minyak goreng, nasi dengan lauk, sewa rumah, dan akademi/perguruan tinggi.

Pudji Ismartini memaparkan sepanjang 2024 hingga November, komponen bergejolak mengalami deflasi (November, y-to-d) sebesar 1,89?ngan andil sebesar -0,31 % terhadap inflasi umum.

Pada 2024, komponen harga bergejolak mengalami deflasi bulanan lebih sering, yaitu sebanyak 7x berturut-turut dari April sampai Oktober 2024. Kemudian November 2024 mengalami inflasi bulanan. Melihat historis, bulan Desember biasanya terjadi inflasi harga bergejolak.

"Cabai merah, cabai rawit, dan telur ayam ras menjadi tiga komoditas penyumbang andil deflasi terdalam di komponen harga bergejolak (November, y-to-d). Pada bulan November 2024, ketiga komoditas ini mengalami defiasi secara bulanan. Namun melihat historis, cabai merah, cabai rawit, dan telur ayam ras selalu mengalami inflasi pada bulan Desember," jelasnya.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/rls)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved