Banjir di Bandar Lampung

Pemprov Lampung Minta OMC Diperpanjang, Pj Gubernur Samsudin Sudah Ajukan Surat ke BNPB

Tim Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) terus melanjutkan operasi untuk mencegah potensi bencana akibat hujan di Lampung, pada Sabtu (25/1/2025).

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Teguh Prasetyo
Dok Diskominfotik Lampung
Pj Gubernur Lampung Samsudin saat memantau OMC di Bandara Radin Inten II, Branti, Lampung Selatan, Kamis (23/1/2025) pagi. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tim Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) terus melanjutkan operasi untuk mencegah potensi bencana akibat hujan di Lampung, pada Sabtu (25/1/2025).

Pada hari ketiga, tim OMC melakukan tiga kali sorti (penerbangan) untuk menaburkan garam natrium klorida (NaCl) dan kapur tohor atau kalsioum oksida (CaO).

Analis Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung Wahyu Hidayat mengatakan, pada hari ketiga pihaknya melakukan tiga kali sorti.

"Di hari ketiga ini, tim OMC melakukan tiga kali sorti atau penerbangan. Satu kali penerbangan bawa 1 ton material," kata Wahyu saat dikonfirmasi, Sabtu (25/1/2025).

Dia mengatakan, operasi yang dilakukan OMC hanya tiga hari dan berakhir kemarin ini.

Namun, rencanana operasi OMC akan dilanjutkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung.

"Sesuai rencana OMC digelar tiga hari dan berakhir hari ini. Tapi tampaknya akan diperpanjang, hal ini karena Pak Pj Gubernur sudah bersurat ke BNPB untuk permohonan perpanjang OMC pada 26 Januari hingga 2 Febuari 2025," imbuhnya.

Sehari sebelumnya, tim OMC telah melakukan empat kali penerbangan untuk menaburkan Garam Natrium Klorida (NaCl) dan Kapur Tohor atau kalsium oksida (CaO).

Wahyu mengatakan, pada hari kedua operasi ini, titik yang disasar adalah wilayah sebelah Barat Daya Lampung atau Samudera Hindia.

"Di hari kedua ini tim OMC melakukan dua kali penerbangan, jadi total sudah empat kali penerbangan sejak kemarin," ujar Wahyu saat dikonfirmasi, Jumat (24/1/2025)

Dia mengatakan, dari dua kali penerbangan tersebut, penerbangan pertama dilakukan dengan menebar garam NaCl sedangkan penerbangan kedua penebaran Kapur Tohor.

Dia pun menjelaskan, alasan penebaran garam Nacl dan kapur tohor dikarenakan kedua bahan ini memiliki unsur kimia dengan fungsi yang berbeda.

"Jadi Garam Nacl itu dilakukan di wilayah di atas perairan, fungsinya untuk mempercepat pembentukan hujan. Sehingga targetnya hujan tidak sampai terjadi di wilayah pemukiman atau daratan," ungkap Wahyu.

"Kalau kapur tohor ditebar di atas wilayah daratan, fungsinya untuk mencegah bibit awan hujan terbentuk, jadi ini untuk mencegah hujan terjadi," jelas Wahyu.

Dia mengatakan, penebaran garam Nacl dan kapur tohor merupakan bagian dari strategi tim OMC untuk mendapatkan hasil yang optimal guna mencegah terjadinya hujan di wilayah pusat pemukiman.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved