Wawancara Eksklusif
Cerita Mantan Pj Gubernur Lampung Samsudin dan Istri di Balik Terciptanya Buku Terjebak di Puncak
Berikut wawancara eksklusif Tribun Lampung bersama Samsudin dan istri, Maidawati Retnoningsih, mengenai kesan dan pesan selama bertugas di Lampung.
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Seorang istri harus memahami seluruh jadwal suami dan memastikan segala keperluannya tersedia agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Bagaimana pandangan Pak Samsudin mengenai buku ini?
Samsudin: Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata istri saya. Ia menggambarkan perbedaan peran saya saat bertugas di kementerian dan saat menjadi Pj Gubernur. Saya melihat buku ini sebagai catatan harian yang memiliki makna mendalam. Isinya tidak hanya menceritakan pengalaman pribadi, tetapi juga mengandung motivasi, nilai-nilai, dan edukasi bagi para istri pejabat.
Apakah Pak Samsudin tahu bahwa Ibu akan menulis buku ini?
Samsudin: Awalnya saya tidak tahu. Tiba-tiba istri saya memberi tahu bahwa ia telah menulis dan hampir menyelesaikannya. Setelah itu, saya mendukung penuh.
Bagaimana bisa menulis sedetail ini, termasuk mencatat waktunya dengan tepat?
Maidawati: Saya selalu mencatat setiap perjalanan suami saya. Sejujurnya, posisi seperti ini tidak mudah bagi seorang istri, karena suami sangat sibuk dan waktunya terbatas. Menjadi istri seorang Gubernur tidak seindah yang dibayangkan banyak orang. Waktu bersama keluarga sangat terbatas, bahkan untuk sekadar menikmati secangkir kopi pun sulit karena selalu diawasi protokol.
Seberapa penting me time dalam hubungan keluarga?
Samsudin: Saya sangat memahami bahwa me time itu penting. Me time juga menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam menjalankan tugas. Bagi saya, keberadaan istri bukan hanya untuk mendampingi, tetapi juga untuk membangun waktu berkualitas bersama. Hal ini bukan hanya soal kemesraan, tetapi lebih dari itu, yaitu menjaga keseimbangan dalam kehidupan pribadi dan pekerjaan.
Bagaimana cara mendukung tugas suami agar lebih ringan?
Samsudin: Saya mengatur jadwal dengan baik. Dari Senin hingga Jumat, saya fokus bekerja sebagai gubernur, sementara Sabtu dan Minggu saya gunakan untuk keluarga.
Saya dan istri punya kebiasaan menikmati makanan khas daerah. Kami tidak perlu ke restoran besar, cukup ke warung kecil yang menjual makanan tradisional. Selama di Lampung, me time kami agak berkurang karena selalu diawasi pengawal. Namun, kami menyiasatinya dengan membawa mobil sendiri dari Jakarta dan bepergian tanpa pengawalan.
Momen paling lucu selama menjabat sebagai Pj Gubernur?
Samsudin: Pernah suatu kali saya berada di pantai dan bertemu dengan masyarakat. Mereka melihat mobil saya berpelat B, lalu bertanya, “Bapak dari Jakarta, ya?” Saya pun menjawab, “Iya.” Mereka bahkan mengira saya hanya menginap di Bandar Lampung tanpa tahu bahwa saya adalah Gubernur Lampung.
Apakah Ibu pernah meminta sesuatu yang spesial saat me time?
Korwil Astra Group Lampung Nurul Fadil Bicara soal Kampung Berseri Astra |
![]() |
---|
Bincang dengan Kepala BPTD Kelas II Lampung Jonter Sitohang, Menuju Zero ODOL |
![]() |
---|
Pakar Hukum Unila Sebut Pemisahan Pemilu Rancu dan Membingungkan |
![]() |
---|
Hamartoni Ahadis Usung Program Puskesmas Mider di Lampung Utara |
![]() |
---|
Rektor Itera Sebut Panen Padi Bisa 3 Kali Setahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.